Dengan spontan tubuhku langsung terangkat. Kemudian kuberlari menuju tenda-tenda yang berada tidak jauh dari tempat kami. Masih berlari, teriakan itu terdengar kembali. Apa yang terjadi?
Langkahku terhentikan. Keringat dingin mulai bercucuran dari pelipisku. Dengan segera aku bersembunyi di balik semak-semak yang tebal. Aku tidak percaya dengan apa yang dilihat mataku barusan.
Monster-monster mulai berdatangan. Tangan besar mereka membawa senjata yang beragam, mulai dari kayu,pedang, hingga kampak. Perawakan mereka menyerupai goblin-goblin dengan besar tubuh yang beragam. Kurasa itu tergantung pada angka yang ada di kartu mereka. Semakin besar angkanya semakin kuat juga mereka, itulah teoriku.
Menutupi wajahku dengan tangan, aku ketakutan. Tanganku gemetaran. 'Aku harus menyelamatkan mereka,' kalimat itu terus memenuhi pikiranku. Tak seharusnya aku begini. Aku tidak boleh takut. Tidak, tidak boleh!
"Semuanya!" Hexolt berteriak di sampingku. "Jangan takut! Cepat ambil senjata kalian dan lawan mereka demua sekuat tenaga! Jangan biarkan ketakutan menguasai kalian! "
Kalimat itu membuatku mendongakan kepala. Sebuah tangan diulurkan padaku. Kulihat pemilik tangan itu tersenyum padaku. "Aku tidak mengenal Ratu Kerajaan Aquiella yang ketakutan dan lemah. Aku hanya mengenali dia yang pemberani dan kuat," katanya.
"Hex.. Hexolt!" Aku pun segera bangkit dibantu dengan uluran tangannya. Aku tidak ingin takut, tapi aku tidak bisa. Wajahku mungkin masih menunjukan kegelisahan.
Namun, kegelisahan itu hilang. Telapak tangannya yang hangat menyentuh pipi kiriku dengan lembut. Aku kaget sekaligus lega. Seakan itulah yang mengeluarkanku dari lorong ketakutan.
"Tetaplah di sini, aku akan melindungimu. Selalu." Kutahan tangan Hexolt yang hendak pergi. Ia menoleh kepadaku.
"Aku tak kan tinggal diam menonton kalian dari sini. Aku akan melawan monster itu juga," kataku serius.
Dengan hati-hati kami mencari kesempatan untuk mengambil senjata masing-masing. Kugenggam sebuah tongkat dengan erat. Sebenarnya tongkatku ini tidak perlu terus dibawa-bawa karena ia bisa muncul kapanpun aku mau. Lagi pula akan merepotkan jika aku terus membawanya.
Aku mencoba mengendalikan kekuatanku. Aku mengaktifkan kartu bernomor 1 dan bertuliskan THE MAGICIAN. Secara langsung kartu itu pun muncul dan diikuti dengan lingkaran cahaya warna biru dan kuning di bawahku. Tulisan-tulisan latin kuno mengelilingiku. Setelah cahaya dan tulisan itu menghilang, aku mendapati tubuhku sudah berlapiskan armor THE MAGICIAN.
Setiap kartu yang diaktifkan, akan memunculkan armor dan senjata yang berbeda. Jika dua kartu diaktifkan secara bersamaan, maka semua itu akan bergabung menjadi satu. Jujur saja, baru kali ini aku mengaktifkan kartu ke-1 ini tidak disertai dengan kartu STRENGTH. Rasanya sedikit berbeda.
Karena aku hanya mengaktifkan satu kartu, maka aku hanya bisa mengubah tongkatku menjadi satu jenis senjata saja, yaitu panah. Tapi sebenarnya aku juga bisa menggunakan mantra-mantra tertentu menggunakan tongkat ini. Ah, aku tak punya waktu untuk menjelaskan lagi sekarang.
Aku merasa ada goblin yang akan menyerangku. Segera kubalikan badanku, dengan cepat kuincar kepala goblin berawak besar itu dan kulesatkan anak panah yang kubuat dari angin tepat mengenai sasaran. Fiiuuhh.. Untung saja aku bisa mengetahui isi pikiran goblin itu berkat kekuatan kartu ini.
"Ratu, anda sudah siap?" tanya Hexolt menghampiriku.
"Yeah, sepertinya begitu. Aku bahkan sudah membunuh salah satu goblin itu, " kataku sambil menunjuk ke arah goblin yang kepalanya masih tertancap anak panah. Namun, tiba-tiba goblin itu berubah menjadi sesosok manusia dan sebuah kartu 3 ♠ tergeletak di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENDLESS CARD WORLD : FIGHTING IN THE DARKNESS
FantasyHanya ada gelap di hatiku. Bangun di tempat yang tidak diketahui tanpa ada seseorang yang menemaniku. Bertahan tanpa tahu apa-apa tentang diri sendiri. Namun, cahaya harapan mulai menerang hatiku. Bisa kurasakan kehangatan ini. Hingga akhirnya aku m...