Author POV
"Haaa, ini sih terlalu banyak untuk pasukan kita. Pasukan Beta juga akan menyusul dalam dua hari. Baiklah, akan kugunakan kekuatanku," ucap Clarentin. Ia pun mengaktifkan kartunya.
Munculah sosok yang terlihat seperti Dewi Athena di samping Clarentin. Seketika armor pun menyelimuti tubuhnya. Saat ia mengayunkan pedang, secara bersamaan makhluk itu juga ikut mengayunkan pedang. Memang kekuatan yang hebat. Tidak heran ia terlihat begitu kuat.
Tiba-tiba ia menengok ke salah satu pohon yang ada di hutan itu. Ia melihat tepat ke arah pohon tempat Ares bersembunyi."Ah! Kalian yang di atas pohon! Kenapa tak ikut bertarung saja dengan kami?" ajak Clarentin dengan senyum ramahnya.
Ia tahu jelas bahwa Ares berada di balik pohon yang ditatapnya. Saat Ares menoleh ke Cartellia, Cartellia menggelengkan kepala menandakan bahwa ia tidak boleh turun.
"Ratu benar. Dadamu yang besar itu sangat jelas terlihat. Dasar ga intro, bule gadungan!" ketus Arthariot.
Sontak Ares langsung menoleh pada Annabeth yang sedang tertunduk sambil mengepalkan tangannya sekuat tenaga. Bisa ia rasakan hawa amarah menyelimuti tempat itu. Sepertinya hal buruk akan terjadi.
"Hey, wanita jalang!! Jangan seenaknya kau menyebut diriku seperti itu! Apa kau iri dengan ku, huh?!" sahut Annabeth geram.
Ia merasa kesal karena dengan enaknya Arthariot memanggilnya seperti itu. Dan lagi ucapan perempuan berambut ungu itu juga sedikit tidak nyambung karena ia mengucapkan itu tanpa ada alasan yang jelas.
Tak bisa disangka Annabeth akan mudah terpancing hingga ia memunculkan dirinya ke permukaan. Bahkan sekarang ekspresi Cartellia terlihat sangat jengkel padanya. Sepertinya akan ada seseorang yang akan menghukum Annabeth setelah ini.
"Cih, apa pelayan Kerajaan Aquiella memang begini?" Gadis berambut ungu itu memalingkan wajahnya.
"K-kau.. berani-beraninya kau menghina Kerajaan Aquiella yang kusayangi!" Annabeth berhenti sejaenak, mengambil napas dalam-dalam.
"Haaah, tak kusangka orang sepertimu dapat menjadi pelayan Kerajaan Luminalake. Kukira kerajaan itu sangat selektif dalam memilah, tapi ternyata mereka melewatkan perempuan berdada besar ini,” lanjut Annabeth yang merendahkan perempuan berambut ungu itu.
Lelaki berambut cokelat dan bermata biru tiba-tiba menghampirinya. Ia langsung berlutut dan memegang tangan Annabeth yang masih bingung dengan kedatangannya. Laki-laki itu membuat situasi romantis di tengah-tengah atmosfir kelam.
"Perkenalkan, nama saya Arcadia Volta. Sebaiknya anda tak usah menghabiskan tenaga untuk beradu mulut bersama gadis itu. Lebih baik kita bicara saja berdua," ucapnya dengan diakhiri dengan kedipan sebelah matanya.
Wajah Annabeth saat ini memerah. Detak jantungnya tak karuan. Baru pertama kali ia diperlakukan seperti itu oleh laki-laki. Tangannya terlihat bergemetar sementara laki-laki itu menggenggamnya. Tapi ia bukan sedang jatuh cinta sekarang, melainkan ketakutan. Ya ia memang takut ketika diperlakukan seperti itu oleh laki-laki.
Namun sekejap mata sesosok perempuan yang mirip dengan laki-laki bernama Volta itu langsung memukulnya hingga terpental cukup jauh. Kekuatan yang sangat besar, itu yang dipikirkan Annabeth.
"Onii-chan, kau menjijikan," ucapnya sambil menatap tajam ke arah Volta.
"He? Onii-chan? K-kau adiknya?" Annabeth membuat wajah bingung terlukis di wajahnya.
"Oh, ah ya. Arcadia Tesla. Senang bertemu. Dan... soal Arthariot, sebaiknya kau tidak usah memancingnya. Aku yakin ia akan mudah marah." Tesla berbisik pada Annabeth saat membahas soal gadis berambut ungu bernama Arthariot tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENDLESS CARD WORLD : FIGHTING IN THE DARKNESS
FantasyHanya ada gelap di hatiku. Bangun di tempat yang tidak diketahui tanpa ada seseorang yang menemaniku. Bertahan tanpa tahu apa-apa tentang diri sendiri. Namun, cahaya harapan mulai menerang hatiku. Bisa kurasakan kehangatan ini. Hingga akhirnya aku m...