Chapter 2 Aku datang!

18 3 0
                                    

Ini adalah saatnya untuk menjawab rasa penasaranku.

--o0o--

"Ee.. Annabeth," panggilku. Kuhentikan langkahku dan sepertinya Annabeth juga menghentikan langkahnya. Aku berbalik ke arahnya. Dia terlihat sedikit terkejut dan tegang.

"Ya. Ada apa Putri Cartellia?"

"Mungkin sudah cukup berkelilingnya hari ini. Aku akan kembali ke kamarku dan melihat apakah Lynx sudah bangun atau belum. Kau boleh pergi sekarang."

"Baiklah. Kalau begitu, saya permisi dulu putri," katanya dengan halus. Iapun membungkukkan badannya dengan sopan lalu pergi meninggalkanku.

"Dan sekaranglah saatnya," kataku dengan semangat. Secara tak sadar ternyata aku berbicara terlalu keras. Itu membuat Annabeth kembali berbalik ke arahku dan menanyakan ada apa denganku. Setelah kujelaskan padanya panjang lebar, akhirnya ia pergi. Aku sedikit berbohong padanya tadi. Itu terpaksa kulakukan agar ia tidak tahu bahwa aku akan pergi ke ruang kerja.

Aku mengingat-ingat di mana letak ruangan yang kucari itu. Setelah beberapa detik aku berpikir, akhirnya aku mengingatnya. Kurasa letaknya tidak terlalu jauh dari tempatku berdiri sekarang. Setelah itu, aku segera berlari dengan cepat menuju ruangan itu. Tapi ketika ada penjaga yang lewat, aku kembali berjalan seperti biasa dan menyapanya seperti tidak ada yang kusembunyikan.

Karena, merasa capek, akupun memutuskan berjalan seperti biasa saja. Toh, tidak ada yang perlu aku hawatirkan. Aku terus berkhayal bagaiman isi dari ruangan itu sampai-sampi ayah dan ibu melarangku masuk ke situ.

Beberapa lama kemudian, aku merasa bahwa aku semakin dekat dengan ruangan itu. Tinggal satu belokkan lagi dan aku akan bisa melihat pintu dari ruangan itu. Tapi untuk berjaga-jaga, aku akan sedikit mengintip dari balik tembok sebelum berbelok. Dan ya, seperti dugaanku, ruangan itu masih dijaga oleh dua penjaga. Masih sama seperti waktu dulu, yang berubah hanya penjaga.

Kira-kira apa ya yang harus kulakukan agar bisa masuk ke dalam ruangan itu ya? Ah, apa sebaiknya aku berbohong saja ya? Lagipula aku kan seorang putri di kerajaan ini. Ya.. walaupun aku hanya anak angkat raja dan ratu ini. Setelah cukup lama berpikir, akhirnya aku memberanikan diriku untuk melangkah maju. Penjaga itu menatap tajam ke arahku. Aku berdeham kecil.

"Permisi," kataku, "Apa kalian bisa menyingkir dari pintu itu sebentar? Aku ingin masuk ke dalam ruangan itu." mereka masih saja diam di posisi mereka. Cih, aku tidak suka diabaikan.

"Apa kalian tidak mendengarku, huh? Aku ingin masuk ke ruangan itu!" kataku dengan jengkel.

"Maaf, putri. Kami tidak bisa membiarkan anda masuk. Ini adalah perintah dari Raja Arlard," kata salah satu penjaga itu dengan datar.

"Apa kalian masih tidak tahu? Ayah telah membolehkanku untuk memasuki ruangan itu. Jadi, biarkan aku masuk sekarang juga. Ini perintah!" bentakku dengan kasar.

Akhirnya mereka meyingkir dari pintu itu. dibukakannya pintu itu oleh salah satu penjaga itu. mereka lalu meminta maaf padaku lalu membungkukkan badannya. Akupun segera masuk ke dalam ruangan itu.

Kututup pintu rapat-rapat. Aku memasang seringai di wajahku. Betapa bodohnya para penjaga itu. Mereka sangat mudah kubohongi. Padahal aku hanya berkata begitu saja. Mungkin kelak jika aku jadi ratu, aku harus mengganti penjaga itu dengan penjaga yang lebih pintar dan tidak mudah tertipu. Dasar penjaga bodoh yang payah!

Setelah itu, matakupun kuarahkan ke setiap sudut ruangan. Aku terheran-heran. Kuamati setiap sudut itu kembali dengan lebih teliti. Ternyata tidak ada yang spesial di sini. Ini terlihat seperti ruangan biasa. Yang beda hanya ruangan ini mungkiin.. bisa dibilang kacau.

ENDLESS CARD WORLD : FIGHTING IN THE DARKNESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang