Ego

744 37 4
                                    

Saat euforia itu hadir.

Lalu perasaan itu lahir.

Begitulah yang kamu lakukan.
Memang sangat menyenangkan.
Ketika merasakan kehadirannya.
Lalu melangkah bersamanya.

Melupakan yang sejak lama ada bersamamu juga sangatlah mudah.

Bagai sekali kedip.

Aku tersenyum dan diam.
Namun, kamu anggap aku tenggelam.

Kenyataannya ...
Bukan itu yang selama ini kupendam.

Bukan karena diriku sendiri.
Tapi keangkuhanmu itu yang tinggi.

Aku terbuang dan hilang.

Kamu, malah senang.

Aku pergi dan mati.
Lalu kamu hanya berseri.

Bukan aku, yang meminta.
Kamu, yang memilih indahnya.

Hidupmu bersama bulannya.
Aku, dari lubang dengan temaramnya.

Aku harap itu saja.
Bukankah itu, yang selalu kamu ucapkan dalam doa?

Berbahagialah, kamu.
Dengan senyum palsu itu.

Sadarkah egomu?

Tinggi, jauh ...
Melambung, bagai auman.

Rendah, jatuh ...
Seketika kalap, lalu merindu.

Ketika itu terjadi.
Kamu baru akan menyadari.

Hidup bahagia dengan egomu.
Tak seindah senyum perih milikku.


07/02/17

ImajiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang