Berjuang menjadi keahlian mereka sejak lahir ke bumi pertiwi.
Dalam keluguan, mereka mencoba mengerti arti kehidupan.
Orang berkuasa pasti hidup berseri, sementara mereka menghitung waktu untuk mati.
Dalam kerapuhan, mereka menguatkan hati demi jalani seleksi kehidupan.
Orang bertahta setinggi langit pasti bertahan, sementara mereka terbuang ke dalam selokan.
Dalam angan, mereka berharap secuil rasa kebahagaiaan.
Orang beruntung mendapatkan semua, sementara mereka hanyalah sial tertinggal hampa.
Oh, Orang Negeri. Inikah kehidupan merdeka yang kau yakini?
Bukan. Inilah kenyataan hidup yang kau dustai.
Oh, Orang Negeri. Bagaimana kau bisa tidur lelap sementara mereka rela terjaga demi nasi yang hanya sesuap?
Bangunlah, Orang Negeri.
Mereka hanya butuh harapan, dari kau yang berkenan.
Bangunlah, Orang Negeri.
Mereka hanya butuh setitik pengakuan hidup, selayaknya udara segar yang kau hirup.
Apa makna dari kau teriakkan, "Negeri ini sudah merdeka!"
Sementara mereka mempertanyakan, "Apa itu merdeka?"
Sungguh ironis. Tiada makna dari apa yang semua kau dapatkan, jika mereka yang di sana kebingungan.
Cukup dengan mulai memperhatikan sekitar, menumbuhkan secercah harapan di dalam hati mereka yang sedang gusar.
Menanti masa depan bumi pertiwi yang gemilang. Dengan semua insan saling berteguh pegang.
Kemerdekaan sesungguhnya...
Akan segera datang.
08/01/17
KAMU SEDANG MEMBACA
Imaji
PoesíaCoba lihat situasinya. Jika dia cukup bodoh untuk meninggalkanmu dalam luka. Maka buatlah dirimu cukup pintar dengan merelakannya. Karena nyatanya, orang yang kita cinta, adalah yang lebih sering meninggalkan luka. Peak #64 Copyright©2017 Hak cipta...