Filantropi

1.1K 59 9
                                    

Naif mungkin kata yang tepat.
Namun pertanyaannya adalah.
Untuk siapa tepatnya kata tersebut?
Aku atau kamu, atau..

Dia?

Rasanya seperti terpaksa memberi makan binatang peliharaan. Dengan menjadikan hati ini potongan kecil. Lalu membagikannya dengan senyum mengembang. Sakit memang, tapi sepadan melihatmu bahagia.

Oh, benar.

Naif adalah kata yang tepat untukku.
Yang hanya menginginkan kamu.
Dan tak ingin orang lain merebutnya.
Berkhayal bagai dunia milik berdua.

Namun begitulah rasanya hampa.
Saat mengetahui bahwa kamu yang kuharapkan, menginginkan orang lain.
Sementara aku di sini masih dengan imajinasi.

Senyum yang kamu berikan.
Sarat akan filantropi.
Namun, hati yang kamu perlihatkan.
Aku tahu bukan milik diri ini.

Apakah dengan kematianku, kamu baru akan menyadari?

Bahwa aku ada di sini.
Bahwa aku ada di dunia ini.

Namun, tenanglah.

Sekarang aku rela membiarkan hati ini hancur berkeping-keping.
Sungguh, dengan senang hati.
Kuberikan percuma.

Hanya karena aku ingin kamu mengetahui.

Aku terbaring di sini.
Tersakiti dan mati.
Menatapmu indah berdiri.
Melihatmu tersenyum seri.

Kamu tahu apa yang lebih sakit dari kematian itu sendiri?

Mengehui bahwa alasanmu tersenyum bahagia adalah dia.

Bukan aku.
Dengan hati hancurku.

Tapi, dia.
Dia, sahabatku.

17/03/17

ImajiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang