Antara Cinta dan duka

33 0 0
                                    

Ku melewati pelantaran barisan toko disepanjang jalan itu.

Ramai, sesak, penuh orang banyak.

Ku berjalan sendiri.

Suasana toko sore itu tak seperti suasana hati saat ini.

Sepi, hampa, kosong tak bertuan.

Antara cinta dan duka yang masih kuterka dalam setiap langkah, dan dalam setiap tawa dan tangis sendu yang semu.

Tak tahu kemana kaki ini akan membawa diri yang semakin menjauhi keramaian sore itu.

Hingga aku tersadar, langkahku terhenti pada sebuah taman. Taman itu tak terlihat ramai. Hanya ada satu atau dua orang yang sedang berjalan beriringan. 

'Mungkin mereka pasangan kekasih' pikirku.

Ada juga yang sedang duduk di bangku taman itu sambil mendengarkan lagu.

'Mungkin dia sedang menenangkan pikirannya' pikirku.

Alangkah indahnya taman itu. Diterangi oleh langit senja yang mulai menjingga, dihiasi oleh daun-daun pohon yang gugur dan jatuh berterbangan ditiup angin.

Kurasakan semilir angin sore itu. Membawa kembali ingatan pahit tentang cinta.

Mengapa selalu begini?

Mengapa cinta selalu punya cara untuk meninggalkan dengan cara yang kejam?

Kaki ini kembali melangkah. Menyusuri jalanan perumahan yang sepi hanya ditemani oleh bayanganku sendiri.

Ku hentikan langkah kakiku.

Seketika, rasa sesak itu kembali muncul menikam dadaku. Menikam tanpa ampun hingga rasanya ingin ku teriakkan semua.

Sakit sekali.

Sakit sekali ketika bayangan masa lalu yang kelam kembali muncul.

Ku menutup mulutku, agar tak ada seorangpun yang mengetahui betapa sakitnya hati ini dan ingin menjerit.

Kurasakan airmata mulai menetes.

Satu tetes, dua tetes.

Oh tidak.

Langitpun ikut meneteskan airmatanya.

Setidaknya, aku tidak sendiri menahan tangisan sendu sore itu.

Ku masih berdiri.

Ku masih berdiri dibawah hujan sore itu.

Dibawah hujan yang terus membasahi tubuhku.

Pikiranku masih menerka-nerka

Perasaan apa ini seberanrnya.

Antara cinta dan duka yang masih samar kusimpulkan.

Ku kembali berjalan menyusuri jalan perumahan yang masih basah oleh airmata langit yang belum berhenti.

Ku kembali berjalan dibawah hujan.

Dingin dalam kesendirian kurasakan.

Terlebih hati ini yang kosong dan hampa, menambah dinginnya hati ini.

Kemana kaki ini akan membawa?

Kembali pada masa lalu atau terus melangkah?

Tidak, masa lalu terlalu kelam untuk diingat apalagi diulang.

Tetapi masa depan seakan belum jelas bagaimana akan berjalan.

Sampai hujan berhentipun sendu masih nampak jelas dimataku.

Tak dapat kusembunyikan lagi.

Apakah harus seperti ini cinta yang sebenarnya?

Berusaha membuatmu membenci apa arti cinta yang sebenarnya tulus dan indah bila kau membiarkannya kembali masuk di hidupmu.

Mungkin karna aku selalu menelan pil pahit dalam bercinta.

Entahlah.

Ku lanjutkan saja langkahku.

Entah kemana kaki ini pergi melangkah.

Ya.

Antara cinta dan duka.


Intuisi HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang