Pohon Tua diatas bukit

10 0 0
                                    

Pohon tua diatas bukit
Yang tak pernah bosan dengan dunia.
Terus mengikuti perkembangan zaman,
Tak peduli tubuhnya yang sudah renta

Pohon tua diatas bukit yang tetap setia menemani angin bercerita
Sambil sesekali meranggaskan daunnya.

Pohon tua diatas bukit,
Menjadi saksi bisu pertemuan kita.
Menjadi saksi bisu awal larik percakapan kita.
Bagaimana kita menaklukan senja hanya berdua.
Menyaksikan langit yang menjinggakan
Dan melengkapinya dengan tawa dan canda.

Pohon tua diatas bukit,
Yang menjadi saksi bisu,
Dirkku menangis tanpa henti.
Menjadi saksi bisu,
Senja yang kutaklukan dengan tangisan sendu tiada henti.

====================================================================

"Aku pergi dulu ya, kamu jaga diri baik-baik." Kata Raka
"Kamu janji kamu bakal balik kan?" Tanya Dena
"Aku bakal balik. Kamu selalu setia kan nunggu aku?" Tanya Raka
"Aku akan selalu nunggu kamu. Di bukit ini." Jawab Dena
Raka memeluk Dena sebelum pergi.

Lalu Raka meninggalkan Dena sendiri.
Dena terus memperhatikan tubuh Raka yang semakin menjauh hingga akhirnya hilang.

Hampir 2 hari Dena tak mendapat kabar dari Raka.
Dena mencoba menghubungi Raka namun tak pernah ada jawaban.
Hingga pada hari ketiga, Dena mendengar kabar kalau Raka meninggal karena kecelakaan.

Mobil yang dikendarai oleh Raka ditabrak oleh pengendara lain yang mabuk.
Raka tewas ditempat kejadian.

Dena tak dapat berkata lagi.
Ia tak menyangka akan bahwa pertemuan mereka di bukit itu, menjadi pertemuan terakhir mereka.

====================================================================

"Diatas bukit ini kuberdiri.
Menyaksikan senja tanpamu.
Aku masih bersama dengan pohon ini, yang menjadi saksi bisu pertemuan kita.
Mengapa secepat ini kau meninggalkanku?
Mengapa?
Kini ku harus menghabiskan semua senja dihidupku tanpa ada hadirnya dirimu yang menemani.
Kau tahu rasanya?
Sakit sayang.
Kini senja tak lagi indah bagiku.
Senja bagiku terasa kelam.
Tak ada kata senja dalam hidupku.
Kini,
Hanya aku dan pohon ini yang menemani.
Terkadang angin menyapa menanyakan kabarmu.
Kemana perginya dirimu.
Terkadang pohon ini menanyakan mengapa kau tak pernah datang.
Mengapa kau tak lagi dengan ku.
Tak bisa kah kau hadir sekali lagi?
Menemaniku,
Menghabiskan satu senja lagi bersamamu.
Sebagai senja terkhir bagimu."

Begitulah kira-kira isi surat Dena yang diletakan pada pohon tua diatas bukit yang selalu menemani senjanya bersama Raka.

Kini, tak ada tawa dan canda dari Dena dan Raka yang menghiasi suasana senja kala itu.
Bukit itu kembali sepi.
Hanya gesekan daun-daun pohon bila terkena angin.

Intuisi HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang