Sakit hati

20 1 0
                                    

Rasa sakit hati yang membawa rasa kebencian pada pria itu selalu menghantuiku. Tak mungkin aku membencinya hanya karena cinta kami tak dapat bersatu.

Namun sakit rasanya mengingat bahwa dia sebenarnya sudah dimiliki oleh seseorang yang tak mungkin ku ganggu.

Kepada siapakah akan kuceritakan semua keluh kesah kehidupanku?

Apakah dia baik-baik saja tanpaku?

Masih ingat dibenakku bagaimana kekasihnya memarahiku saat aku tidak sengaja bertemunya di suatu tempat.

"Kamu ini siapa!?" Tanya kekasihnya

"Aku temannya." Kau siapa? Kenapa kau tiba tiba datang memarahiku?

"Ya tentu saja! Dia kekasihku!" Jawab kekasihnya sambil menunjuk ke arah Roman.

Dia hanya terlihat menunduk.

Aku memperhatikan wajahnya yang berusaha menyembunyikan rasa penyesalan.

Dengan senyum, kutinggalkan mereka.

Aku pulang dengan membawa rasa sakit dihatiku.

Tak pernahkah dia menyadari selama ini hatiku memilihnya?

Apa dia sengaja berbuat ini kepadaku?

Ku habiskan malam ini tak lagi dengannya,

Ku tulis diary malam itu.

Berusaha mencurahkan semua perasaanku saat tak ada orang lain yang mau mendengar.

"Patah Hati.

12.05 AM dari selatan.

Sengaja kucantumkan waktu agar kau tau, aku disini masih sendiri.

Kau lihat? Langit malam ini kosong.

Hampa.

Tanpa hadirnya bintang-bintang yang biasa menemani.

Kau dengar suara ombak dilautan itu malam ini sayang?

Begitu sepi, damai.

Namun penuh dengan tanda tanya.

Dimanakah bulan yang biasa bersinar menemani ombak?

Apakah dia sudah bosan menemani?

Kata-kata dalam hati yang tak dapat kuungkapkan,

Hanya kusampaikan tersirat melalui airmata.

Apa kau senang?

Adakah hatiku yang mssih kau rindukan?"

Kusudahi tulisanku malam itu.

Mencoba menenangkan diri, dan menghadapi kenyataan bahwa ia tak kan hadir kembali di hidupku.

Kepada siapa ku kan bercerita?

Buku pun seakan tak dapat menampungnya.

Aku merindukanmu.

Intuisi HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang