Part 6

846 49 0
                                    

Ibu menulis ini tidak lain agar kamu tau apa yang ingin Ibu sampaikan. Seenggaknya tulisan ini mampu mewakili pembicaraan ibu denganmu. 17 tahun. Cukup untuk Bunga bisa mengerti dengan setiap maksud Ibu disini.

Ibu ingin Bunga coba buka Al-qur'an surah Al-ahzab, surah ke-33 ayat 59. Bacalah surat cinta dari Allah itu.

18.35 malam. Bunga kembali membaca diary ibunya. Dan menemukan tulisan ini. Bunga menuruti apa yang Ibunya minta dari tulisan itu.

"Wahai nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka, yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah maha pengampun, maha penyayang."

Demikian terjemahan yang Bunga baca dari surah Al-ahzab ayat 59 itu. Kemudian Ia beralih lagi pada diary Ibunya.

Ibu harap Bunga bisa mengerti dengan maksud ayat itu. Bahwa Allah memerintahkan kepada kaum hawa (perempuan) untuk menutup auratnya dengan memakai jilbab. Itu adalah salah satu tanda sayangnya Allah pada kaum perempuan.

19:35 malam.
Bunga tengah sibuk mempersiapkan makan malam di dapur bersama Omanya. Sangat jarang baginya makan malam bersama Oma dan Ayahnya, dan hari ini Ia merindukan hal itu. Menyiapkan makan malam dan menunggu ayahnya datang dari tempat kerjanya. Raut wajahnya terlihat sangat bahagia. Sepanjang memasak di dapur Ia terus mengobrol dengan Omanya. Menanyakan pasal Ayahnya.

Katanya, ayahnya itu dulu pas waktu SMP nakalnya minta ampun. Hampir kaya anak kecil, masa tiap sholat terawih semua sandal di mesjid ditukar dengan pasangan yang berbeda. Hingga membuat semua orang heboh pada mencari pasangan sandalnya. Gak ada yang tahu tentang kelakuannya. Tapi Oma tahu, karena di suatu hari Sandi sendiri yang bercerita dan Sandi suka saat liat orang pada heboh kebingungan. Sandi hanya tertawa cekikikan bersama teman-temannya. Dan ada lagi, katanya. Ayahnya juga pas waktu SMA masih suka nakal. Pernah ngajak Nenek-nenek buat lomba balap karung pas 17 Agustusan, dan ngajakin main layangan di tengah kerumunan orang yang tengah ngantri buat beli minyak tanah. Waktu itu masih pake kompor minyak. Ada-ada saja kelakuannya. Tapi, orang malahan suka melihat kelakuannya. Kenakalan yang konyol. Meskipun tetap saja ada juga yang suka memarahinya, karena Sandi juga pernah membuat onar karena layangannya yang tersangkut di antena televisi warga. Hingga mengganggu warga yang tengah nonton sepak bola karena tayangannya terganggu.

Dan apa yang diceritakan Omanya ditulis juga dalam Diary milik ibunya.

Sewaktu Ibu mengandung kamu, Ibu selalu punya banyak permintaan pada Ayahmu. Tapi gak ribet kok, ringan bin ringan banget. Seringnya Ibu minta buat Ayahmu ceritain masa kecilnya. Karena Ibu tahu dia itu anaknya bandel banget. Tapi kisah hidupnya Ibu suka. Dia nakal cuma untuk bersenang-senang saja, Katanya. Padahal kan tetap saja, Jika bisa menjadi baik kenapa harus memilih menjadi nakal? Ibu pernah tanya itu pada Ayahmu.

Karena untuk bisa menjadi baik, kita perlu paham dulu kenapa bisa ada Orang yang jahat. Karena untuk menjadi jahat atau nakal juga itu gak gampang, harus belajar juga. Tapi ya jujur saja, jadi nakal itu gak enak. Kena marah sana-sini. Orang niat baik aja, tetap dianggapnya buruk. Apalagi Kalau niatnya jelek, Kena semburan amarah warga. Tapi dengan kita pernah ngerasa jadi Orang nakal, kemudian menjadi baik, itu bagus. Jadi bisa ngerti. Anak yang nakal itu mereka punya alesan. Sebenarnya Aku gak bandel, cuma ya Karena Aku gaulnya dengan orang kaya begitu. Mau nasihatin juga kan Aku bukan Ustad, mau marahin juga da Aku bukan Emanya. Jadinya Aku ngikut aja, sambil cari cara bagaimana buat mereka bisa tobat. Yang nantinya gak jadi Tomat (Tobat maksiat). Itu semua perkataan Ayahmu. Ibu inget dikit-dikit.

Tapi menurut Ibu, nakalnya dia itu lucu. Ibu suka ketawa Kalau pas denger dia cerita. Salah satunya yang pas dia ngajakin nenek-nenek buat main layangan. Diajakin tanding pula. Lah lebih lucunya malah Ayahmu yang kalah. Kena hukuman deh. Tau gak hukumannya apa?

Disuruh ngafalin surah Ar-rahman. Selama sebulan, tiap hari Ayahmu nyetor hafalannya ke Nenek itu. Karena belum hafal juga, waktunya ditambah lagi jadi tiga bulan. Eh, tiga bulan juga tetap saja masih belum hafal. Ditambah lagi dah tuh satu bulan. Jadi genap empat bulan. Tapi syukur Alhamdulillah, Ayahmu jadi beneran hafal surah Ar-rahman itu. Cuma gara-gara kalah tanding layangan, dapet hukuman yang luar biasa banget ya Kalo menurut Ibu.

Kalau waktu Ayahmu senggang, mintalah dia untuk cerita.

Lumayan cukup lama mereka menunggu kedatangan Sandi, hampir sekitar 15 menitan mereka menunggu di meja makan.

"Ayah, kok lama?" Tanya Bunga saat Sandi baru tiba disana.

"Ngantri beli roti bakar dulu." Jawabnya.

"Asyik, roti bakar. Bunga dan Oma juga sudah nyiapin makan malam untuk kita. Yuk makan." Ucapnya.

"Wah...enak nih kayanya."

"Pasti dong. Ayo Yah."

Mereka mulai memakan santapannya. Tak cukup dengan makan nasi ditambah pula roti bakar yang Sandi beli. Ayah pun menanyakan soal sekolahnya Bunga hari ini. Tak hanya itu, apa pun menjadi bahan perbincangan mereka malam ini. Termasuk tentang kenakalan Sandi dulu.

❤️❤️❤️❤️❤️

Diary Ibu (Cerita Usang Membawa Rindu) SelesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang