Part 3

5.6K 94 0
                                    

Sepulang sekolah, tak tahu apa lagi yang harus kukerjakankan. Mawar dan Boy sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Suasana sekolah telah sepi. Hanya tampak beberapa orang siswa yang berjalan menuju keluar gerbang. Sambil merenung, duduk seorang diri di salah satu kursi di taman sekolah. Memikirkan apa yang akan kulakukan untuk mengisi kegiatan hari ini, selain dengan belajar tentunya.

Terlihat Pak Bayu, sorang guru bahasa Inggris yang penampilan fisiknya terbilang lumayan. Ia masih muda dan tampan. Usianya sekitar dua puluh lima tahun dan belum menikah. Banyak murid-murid perempuan di sekolah yang mengincarnya.

Meski pesona fisiknya unggul. Namun ia merupakan seorang pria yang kaku. Nasehat-nasehatnya kadang membosankan dan seringkali jadi bahan ejekan murid-murid pria. Entah memang layak dijadikan lelucon atau hanya karena mereka merasa iri mengingat Pak Bayu begitu dikagumi murid-murid perempuan.

***

Menatapnya dari kejauhan. Memperhatikan gerak-geriknya yang sedang merapikan tas serta barang bawaan. Tiba-tiba saja terbersit keusilan. Terpikir ide nakal untuk memancingnya hingga tergoda.

Pak Bayu berjalan melewatiku.

"Kenapa kamu belum pulang? Sekolah udah sepi," tegur Pak Bayu.

"Aduhhh ... sakit Pak, sakit," keluhku sambil memegangi perut.

"Apa yang sakit? Kenapa tiba-tiba?" tanya Pak Bayu yang tampak panik dan mengkhawatirkanku.

"Aduhhh ... sakit sekali Pak, sakit," kuteruskan gelagat kesakitan.

"Ayo kita ke Dokter, Bapak antar," ucap Pak Bayu masih dengan raut wajah yang panik.

"Jangan Pak, saya ga kuat jalan. Ke UKS aja," ucapku langsung saja menolak dengan alasan yang kubuat-buat.

"Tapi kamu kesakitan gini, nanti makin sakit," bujuk Pak Bayu yang masih berniat untuk membawaku ke dokter.

"Ga apa Pak, mungkin butuh selonjoran aja. Ke UKS aja Pak," jawabku.

Pak Bayu dengan gagahnya membopong tubuhku menuju ke ruang UKS. Aku tahu saat ini ruang itu pasti kosong karena jam belajar telah usai. Murid-murid maupun guru-guru telah meninggalkan sekolah sejak tadi.
Ide nakal pun muncul. Ingin memancing birahi Pak Bayu. Penasaran sejauh mana bisa memancing guru idola ini. Aku memang selalu ingin mencoba hal-hal yang menantang dan terlarang.

Pak Bayu merebahkanku di sebuah ranjang. Meluruskan kaki dan menyanggah kepalaku dengan bantal.

"Gimana? Masih sakit?" tanya Pak Bayu.

Hanya mengangguk sambil terus memegangi perut. Kutunjukkan ekspresi memelas agar Pak Bayu merasa iba pada kondisi yang kubuat-buat. Dalam hati tertawa. Seakan sedang bermain peran saat ini.

"Bapak keluar dulu cari guru UKS ya," ucap Pak Bayu.

"Jangan Pak. Saya takut sendiri," cegahku, karena bila Pak Bayu keluar untuk meminta bantuan maka rencanaku untuk menggodanya akan gagal.

"Tapi Bapak ga bisa apa-apa untuk mengobati kamu," lanjut Pak Bayu.

"Elus-elus aja Pak, biar ga perih," kataku sambil menarik tangan Pak Bayu ke arah perutku.

Tanpa ragu dan curiga ia memenuhi permintaanku mengelus-elus perut dengan lembut. Mulai meminta Pak Bayu membuka kancing baju seragam yang kukenakan. Awalnya ia menolak. Namun dengan rengekan yang kusertakan akhirnya ia menurutinya.
Pak Bayu membuka kancing baju seragam bagian bawah, menuangkan minyak kayu putih dan ia pun mulai kembali mengelus-elus perutku. Menatap wajah tampan Pak Bayu yang serius mengkhawatirkanku. Semakin penasaran sejauh mana dapat menggodanya.

Diary Perawan (Selesai √)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang