09- wanna?

825 151 37
                                    

Malam semakin larut tapi Wendy masih betah berdiri dibalkon kamarnya membiarkan dinginnya angin malam menusuk tubuhnya.Pikirannya masih belum tenang setelah lunch dengan Mark tadi.

Apa ada sesuatu yang tidak kuketahui selama ini? Apa appa ada hubungannya dengan perginya Suga oppa? Pikir Wendy dalam hatinya.

Sungguh pikiran Wendy masih belum tenang dan itu membuatnya susah untuk istirahat.Disaat dirinya mulai belajar melupakan Suga tapi karena ucapan Mark tadi menggagalkan semuanya.

"Kenapa susah sekali menghilangkan perasaanku pada Suga oppa? Apa aku segitu mencintainya?"guman Wendy pada dirinya sendiri.

"Wendy kau harus menghapus Min Suga dalam otakmu! Kau tidak membutuhkannya lagi!"ujar Wendy menyemangati dirinya.

"Pria jahat itu sudah mencampakkanmu! Jangan pedulikan apapun tentangnya dan fokuslah menjalani hidupmu yang sekarang!"

Hampir sama seperti yang Wendy lakukan,Mark juga masih betah berdiri dibalkon kamarnya dan memandangi langit malam yang tampak sepi tanpa ada satupun bintang yang menghiasinya.

"Kenapa aku terus memikirkannya?"guman Mark pelan.

Drrt-drrt.
Mark sedikit menoleh kearah ponselnya yang bergetar.Satu pesan masuk dari Bora.Ia pun menggerakan jarinya untuk membuka pesan itu.

"Oppa,aku didepan apartemenmu keluarlah!"

Mark berdecak pelan setelah membaca pesan itu.Moodnya sedang jelek hari ini tapi ia juga tidak mungkin membiarkan wanita itu terus menunggu didepan apartemennya.Dengan sedikit paksaan,Mark pun membukakan pintu untuk wanita itu.

"Oppa!!"pekik Bora langsung memeluk Mark.

"Aku merindukanmu.Kenapa kau tidak pernah menghubungiku lagi? Apa kau membuangku setelah puas menikmati tubuhku?"

Mark hanya diam dan  membiarkan wanita itu terus memeluknya.

"Oppa,kenapa kau diam saja?"tanya Bora sedikit mengendorkan pelukannya agar ia bisa menatap pria itu.

"Kau tidak akan benar-benar menikah kan?"tanya wanita itu lagi.

"Maafkan aku Bora-ya.."sahut Mark pelan lalu melepaskan tangan wanita itu yang melingkar dipinggangnya.

"Oppa..kenapa kau melakukan ini padaku?"lirih Bora pelan.

"Kau pernah bilang jika hanya aku wanitamu satu-satunya.. kau bohong oppa!"ujar Bora menatap lirih kearah Mark.

"Sudah kukatakan aku minta maaf"kata Mark.

"Pergilah ini sudah malam.Bahaya jika ada wartawan yang melihatmu disini"lanjut Mark.

"Aku tidak peduli!!"sentak Bora.

Brakk!
Bora membanting pintu apartemen Mark lalu menghimpit tubuh pria itu hingga menabrak dinding yang ada dibelakangnya.

"Apa yang akan kau lakukan?"tanya Mark melihat Bora yang tengah melepas satu persatu kancing kemeja yang dikenakannya.

"Melakukan apa yang sering kau lakukan padaku"jawab wanita itu berbisik pelan ditelinga Mark.

"Kau gila!! Aku tidak mau! Pergilah!!"bentak Mark tapi terlambat Bora sudah membungkam bibirnya.

Mark berusaha menahan nafsunya tapi Bora malah semakin menggila menciumi lehernya hingga meninggalkan bercak merah disana.

Bughh!
Mark mendorong tubuh Bora hingga jatuh kesofa yang ada dibelakang wanita itu dan kemudian menindihi tubuh Bora yang hanya berbalut rok mini serta kaos dalaman wanita itu.

HAPPINESS ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang