Aretha's POV
"Buruan deh ya Nef! Lemotse bangetse jadi anak!"Aku mendorong Nefa yang baru saja kembali dari acara joging sorenya-nya sama Fausta. Pacaran melulu tu anak dua. Aneh banget dah gak pernah ketauan sama satpam.
"Apaan sih lo Reth, berisik banget," gerutu Nefa.
"Kayak nenek aja lo ah gerutu mulu. Nanti kulit lo keriput sebelum waktunya loh."
Aku memaksanya untuk mandi dan segera bersiap untuk Pesta Gabungan. Pesta Rahasia yang biasanya hanya untuk teman satu angkatan, cewek dan cowok.
Kenapa rahasia? Mau ketauan sama Farza? Matilah kita semua kena hukum!
Aku mendorong kotak besar yang sudah dipersiapkan dari tadi siang. Mau tau isinya apa? Rahasia dong! Eh enggak deng, isinya dress buat Nefa dan perlengkapan Pesta lainnya.
"Itu apaan sih Reth?" Nefa yang baru keluar dari kamar mandi menunjuk kotak yang kubawa-bawa ini.
Aku nyengir lebar, "bom," jawabku asal.
Nefa memutar matanya malas lalu membuka lemari pakaiannya. Jari telunjuknya menekan-nekan dagunya.
"Pake apaan yak?" gumamnya sambil berkacak pinggang.
Saat Nefa akan mengeluarkan suatu dress, aku langsung menahan pergerakannya yang menyebabkan dia menatapku sebal.
"Apaan sih? Tadi gue disuruh cepet-cepet," dia cemberut sebal.
"Nih," aku menyodorkan dress warna pink soft dengan bahan chiffon selutut, "pake ini."
"Idih! Gue pake pink?" Nefa shock maksimal, sedangkan aku mengangguk dengan wajah polos.
"Gamu gamau gamauuuu!"
Nefa mulai kabur kesana kemari, berlari menjauhiku yang sebenarnya hanya diam mematung melihatnya yang berderap mengelilingi kamar.
"Nefa," aku menarik celananya hingga ia berhenti.
"Gue gamau pake pink, Reth!" pekiknya frustasi.
"Lebay!" kataku malas, "buruan pake, ato mau gue pakein?"
Aku membentuk senyum mencurigakan, memandangnya dari atas sampai bawah lalu kembali lagi ke atas. Sedetik kemudian Nefa menyambar dress pink itu dengan wajah horor dan langsung masuk ke kamar mandi.
"Jangan ngintip!" kepalanya menyembul dua detik setelah dia masuk.
Kevin: Ay! Lo udah siap belom?
Kevin. Hih. Apaan sih segala ngirim sms yang kayak begitu. Pacaran aja kagak, dianya udah manggil aku pake sebutan itu. Tanpa aba-aba wajahku memerah dan senyum mengembang di wajahku.
Aretha: ayam bakar maksud lo? Belom lah, ini si Nefa rempong abis.
Kevin: Ayank dong, kan panggilan sayang. Yauda yang cakep ya biar gue klepek-klepek.
Aku tersenyum kecil. Gak dandan juga si Kevin udah klepek-klepek sama aku.
Dhuakk.
Aku menoleh saat pintu kamar terbuka lebar dan mendapati Nabillah yang terengah-engah. Aku mengernyitkan kening, dia ngos-ngosan dengan memakai dress dan high-heels.
"Kakak belom siap?" tanyanya setelah berhasil mengatur napas.
"Baru juga jam segini," ucapku.
Nabillah menggeleng, "Kakak siap-siap gih! Biar gue yang dandanin Kak Nefa!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[F4] Luckiest Snowfall
Novela Juvenil*Kisah anak-anak dari cerita Sparkly Butterflies & Because I Love You!* Panggil gue Nefa, gue hobi bolos kelas dan selalu kena sial dimanapun kapanpun. Banyak yang bilang itu bakat turunan, karna Mama gue yang hobi nyungsep dari bocah. Fausta, cowok...