Hampir selama setengah pelajaran ini aku mendengarkan guru mengoceh dalam keadaan mengantuk.
Ternyata hari ini membahas tentang alat musik gitar. Pantesan aja tadi hukumannya main gitar sambil nyanyi.
Aku menghela napas dan melirik bangku seberang.
Fausta dan Arden.
Jadi, kami bertiga duduk di baris terakhir. Kalo Aretha, gak mungkin banget duduk di belakang kayak kita.
Anak baik-baik gitu kan, pasti di depan.
Kurobek selembar kertas dari buku catatan lalu menulis sesuatu.
Setelah itu, kulemparkan hingga masuk ke dalam saku blazer Fausta.
Ups, gol.
Skor 1-0.
Gue yang menang. Eh. Ngaco.
Dia mengalihkan pandangan dari jemarinya dan menatapku bingung.
"Buat elo," ujarku tanpa bersuara.
Dia mengangguk dan segera membuka kertas itu, kemudian menulis dan mengirim kembali padaku.
Hingga akhirnya kami surat-menyurat selama sisa pelajaran. Wakak.
Sesekali aku terkikik geli membaca percakapan dengan Fausta di kertas.
Lo ngapain nunduk terus? Nyari duit? -N
Nyari kebahagiaan di tengah keterpurukan. -F
Bukan nyari jarum diantara tumpukan jerami? -N
Gak nyambung! -F
Biarin. Yang penting Gahol. -N
Sok gaul. Di-gaul-in nanti mewek. -F
Mesum! -N
Tukang ketiban sial! -F
Pacarnya kucing! -N
Ulet Bulu! -F
Pelor! -N
Berisik. Udah ah. -F
Surat menyurat gaje kami disudahi dengan menyerahnya pihak pria, yaitu Fausta.
Skor 2-0.
Gue yang menang ternyata. Yeay.
"Ciee yang surat-suratan ciee.."
Kepala Arden yang menyembul dari bawah meja membuatku terjungkal ke belakang.
Menimbulkan suara gedebug.
"Anjir! Ardeeen!!" teriakku tanpa sadar.
Aku meringis sambil mengelus belakang kepalaku yang sakit karna terkena lantai.
"Ada apa itu dibelakang?"
Si Ibu berjalan mendekat.
Mampus.
Itu si Arden masih ada di kolong meja gue! Dia ngapain sih disitu? Kapan juga nyampe disitunya?
Bisa panjang urusannya kalo Arden ketauan di bawah meja gue.
"Ibu!! Awas itu Bu ada kecoak!!" teriakku panik.
Tanganku menunjuk kaki si Ibu, dan dia langsung berjingkat-jingkat.
Kelas langsung ramai.
"AAAAA!! MANA KECOAKNYAA?!" teriakan Bu Valen lebih histeris dariku.
Di dalam imajinasi gue, Bu. Pikirku sembari menahan tawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
[F4] Luckiest Snowfall
Fiksi Remaja*Kisah anak-anak dari cerita Sparkly Butterflies & Because I Love You!* Panggil gue Nefa, gue hobi bolos kelas dan selalu kena sial dimanapun kapanpun. Banyak yang bilang itu bakat turunan, karna Mama gue yang hobi nyungsep dari bocah. Fausta, cowok...