Nefa's POV
"Hoi, Nefa!"
Seseorang menabrak bahuku dari belakang, membuatku terjungkal dan menumpahkan es jeruk di genggaman.
"Anjir! Sia—apaan sih lo Mi? Ganggu aja elah," kukerucutkan bibirku saat melihat Mia tengah tertawa renyah.
"Nanti pas study tour lo satu kelompok sama gue, lho!" ucapnya semangat.
Kini tangannya melingkar dengan manis di pundakku. Aku mengedikkan bahu.
"Sono lo ah," jedaku. "Gak liat nih seragam gue basah kena es jeruk?"
Dia terkekeh dan mengeluarkan tisu, "sorry deh."
Aku mengangguk dan membersihkan sisa es jeruk. Ugh. Untungnya cuma jeruk. Kalo alpuket gimana coba?
Deheman Mia membuatku mendongak, "apaan Mi?"
Dia terlihat salah tingkah, menggaruk hidungnya sekilas dan melirikku. "Lo jadian sama Dean?"
Mataku membesar dan langsung menutup mulutnya, "pst! Jangan gede-gede!"
Aku menoleh ke kanan dan kiri, memperhatikan jika saja ada guru yang lewat. Bahaya ini kalo ketauan.
"Santai aja Nef, guru-guru lagi pada rapat," jedanya. "Pak Alan juga lagi sakit."
Aku mengangguk, mengerti perkataannya. Ekor mataku melihat Aretha yang berjalan memasuki toilet. Samperin gak ya?
"Oi," senggolan Mia membuatku tersentak.
"Bengong aja," dia nyengir, sedangkan aku hanya terkekeh.
"Lo tau darimana gue pacaran sama Dean?" tanyaku bingung.
Mia tertawa dan menepuk-nepuk dadanya dengan bangga, "gue gitu loh."
"Lo masih baik ke orang yang udah ngambil orang yang lo sayang?"
Aku menoleh, mendapati Nenden tengah berdiri sambil berkacak pinggang.
"Maksud lo apa?" tanyaku, mengerutkan kening.
"Gak usah sok polos Nef, Mia kan mantan Dean," ucapan Nenden membuatku menoleh ke arah Mia.
Cewek itu hanya diam menatap Nenden.
"Beneran Mi?" tanyaku meyakinkan.
Mia, temen sekelas, seperjuangan pas bolos, tenyata mantannya Dean?
Dia mengangguk, "itu masa lalu, gue udah gada rasa lagi kok sama Dean."
"Yakin udah gada rasa? Kok masih suka mandangin foto Dean?" tanya Nenden sambil tersenyum sinis.
"Apaan sih lo?" ujar Mia ketus.
Nenden mengedikkan bahunya sekilas, "gue cuma kasian sih, liat temen gue suka bangeeet sama cowok yang bahkan gak nganggep hubungan kalian serius."
Mia mendesis, "elo bukan temen gue."
Kenapa ya deket Nenden kok rasanya nyebelin banget? Dengan perasaan kesal yang teramat, aku menginjak kakinya dengan keras.
"Kambing! Apaan sih lo Nef?" ujarnya kesal.
"Gak usah sok tau deh lo," jedaku.
Aku mengibaskan tangan di depannya, mrngusirnya. "Sana!"
Aku mendorong bahunya dengan jari telunjuk, tapi dengan menyebalkannya Nenden memicingkan matanya sambil menepuk-nepuk tempat tadi aku menyentuhnya.
Terlihat seperti membersihkan sesuatu.
"Ih, jijik ah. Tangan lo kotor, jangan nempel-nempel deh," ujarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[F4] Luckiest Snowfall
Fiksi Remaja*Kisah anak-anak dari cerita Sparkly Butterflies & Because I Love You!* Panggil gue Nefa, gue hobi bolos kelas dan selalu kena sial dimanapun kapanpun. Banyak yang bilang itu bakat turunan, karna Mama gue yang hobi nyungsep dari bocah. Fausta, cowok...