Nothing Happen

2.4K 169 3
                                    

Haneul School Seoul
12 : 35 KST

"Huftt...."
Gadis bertampang nerd itu baru saja meletakkan beberapa buku di meja guru.

"Hmm.. terima kasih banyak Hayoung-ssi." Ucap guru tersebut sambil menghadap Hayoung, gadis nerd.

"Sama-sama, Jeon saem. Kalau begitu, saya permisi dulu, saem." Hayoung membungkukkan badannya dengan sopan dan segera keluar dari ruangan guru.

Oh Hayoung, siswi SMA bergengsi Haneul, tidak terkenal dan tentunya hal yang menjijikkan bagi anak-anak di sekolahnya. Jijik? Bukan berarti dia gadis yang jorok. Hanya saja karena tampang dan sifatnya yang pemalu dan pendiam membuatnya tidak dekat dengan banyak orang atau bisa dibilang memang dia dijauhi. Hayoung hanya dekat dengan beberapa guru yang mengenal prestasinya.
Yep! Tidak semua bagian dari dirinya adalah buruk. Tentu saja dia masih memiliki kelebihan, contohnya kepintarannya. Dan kacamata yang ia gunakan selama ini, digunakan hanya untuk menutupi wajah cantik alaminya yang sebenarnya.
Mengapa ia melakukan semua itu? Mungkin karena ia tahu tidak semua orang memiliki hati yang tulus dalam menilai orang. Hayoung, gadis itu butuh seseorang yang tulus berteman dengannya.
⚫⚫⚫

Baru saja melangkah keluar dari ruang Jeon saem, Hayoung langsung bisa merasakan tatapan intimidasi dari sekitarnya.

'Omo! Lihatlah tampangnya, kenapa dia bertahan dengan wajah seperti itu?'

Hayoung mendengar baik apa yang dikatakan orang-orang itu. Tapi dia lebih memilih memendam rasa sakitnya dan melangkah pergi kekantin sekolah.
Sedari tadi cacing-cacing diperutnya memang sudah berdemo.

Kantin SMA Haneul

Semua berbisik ketika mengetahui Hayoung ikut mengantri untuk mendapat jatah makan siang. Kalian tahu bahwa mereka berada di SMA bergengsi itu, tentu saja hanya dengan membayar uang sekolah per-semesternya, mereka sudah bisa menikmati fasilitas sekolah yang bisa dikatakan hampir lengkap itu. Mulai dari perpustakaan, segala laboratorium, lapangan untuk pelajaran olahraga, kolam berenang, kantin, bahkan toiletnya juga bisa dibilang berjumlah tak sedikit. Jadi, tak heran jika setiap jam istirahat, murid-murid langsung mengantri di kantin untuk mendapat jatah makan siang mereka. Uang persemesternya tak bisa dikatakan sedikit. Hanya anak-anak dari keluarga mampu yang bisa bersekolah disini.
Lalu, Hayoung kenapa bisa bersekolah di sini? Sedikit penjelasan, bahwa tidak ada yang mengatakan jika Hayoung itu anak orang miskin.
Kembali ke kantin.

Karena Hayoung terlalu lama mengambil makanannya, maka anak lain yang berada di belakang Hayoung mulai dorong-dorongan dan dorongan itu sangat kuat hingga Hayoung juga kena dan makanan yang sudah ia ambil jatuh terbuang sia-sia.

"Hahahahahaha....."
Murid-murid disitu mulai tertawa dengan kejamnya sambil menunjuk-nunjuk Hayoung yang terjatuh.

Rasanya ingin sekali Hayoung memarahi dan membentak seluruh murid yang tak punya hati itu. Tapi ia tak punya keberanian yang sebesar itu. Bahkan saat ini, ia sekuat tenaga menahan air mata nya yang hendak menetes itu. Lalu, Hayoung segera bangkit dan berlari keluar dari arena berbahaya itu tanpa memerdulikan makanannya.

Di tempat lain
14 : 23 KST

"Kenapa aku harus pindah sekolah terus?" Seorang namja tinggi sedikit berteriak ke arah seorang pria tua.

"Sehun, dengarkan baik-baik. Sekolahmu sekarang lebih bagus daripada yang kemarin. Kau pasti puas dengan pilihan appa dan eomma. Lagipula ini tuntutan kerjaku, tidak mungkin aku meninggalkanmu sendirian. Siapa yang akan mengurusmu eoh?" Jawab pria tua tadi yang sudah bisa dipastikan itu adalah appanya.

"Tapi aku sudah memiliki teman di sana. Kalian tahu sendiri aku seperti apa kan?"

"Maka dari itu cobalah untuk berubah dan mencari teman baru di sekolah barumu. Dan cobalah untuk menamatkan sekolahmu dengan itu kau bisa langsung mengambil alih perusahaan kita."

"Huh.. aku akan berusaha tapi aku tak berjanji."

Tuan Oh hanya menggelengkan kepalanya melihat sikap putra nya itu. Bagaimana bisa ada orang sedingin dan setidakmautahu seperti anaknya itu?
Yang di inginkan Tuan Oh adalah merubah anaknya itu menjadi pribadi yang baik agar kelak bisa memimpin perusahaan mereka.

Oh iya, jangan lupa bahwa Tuan Oh adalah salah satu pemilik perusahaan terbesar di Seoul. Bahkan begitu banyak perusahaan-perusahaan yang menanam saham mereka di perusahaan Tuan Oh. Tentu saja, membuat perusahaan mereka semakin berjaya.

Oh Hayoung POV

Aku mengetuk pintu rumah, sungguh hari ini aku sangat lelah. Walaupun sudah biasa menghadapi segala makian orang-orang jahat itu tapi tetap saja, tidak mungkin aku tidak lelah.
Eomma membuka pintu dengan senyum di wajahnya.
"Kau terlihat lelah. Masuklah dan segera makan. Aku tidak ingin melihatmu kurus."

Kalian lihat? Eomma ku ini adalah orang yang sangat peduli dan menyayangiku. Hanya dia satu-satunya orang yang mengerti apa yang kurasakan.

"Hmm baiklah eomma. Aku tidak kurus kok." Jawabku dan segera melenggang masuk sambil mendahului eomma ku.

"Eomma tahu kau sedang banyak masalah. Apa mereka mengganggu mu lagi?"
Ya, eomma ku tahu kalau aku sering di ejek atau di ganggu di sekolah. Bahkan eomma sempat untuk datang ke sekolah dan menuntut murid-murid yang telah menggangguku, tetapi aku melarang eomma untuk datang ke sekolah. Bukannya aku takut pada mereka, hanya saja aku bukan lagi anak kecil, aku ingin mandiri dan menghadapi segalanya dengan diriku sendiri.

"Nan gwaenchana, eomma. Kau terlalu khawatir Ny. Oh."

"Tentu saja. Kau putriku, saat melihat wajahmu yang berantakan itu aku tahu kau punya masalah."
Eomma mengelus kepalaku.

"Dimana appa?"
Aku mencoba mengalihkan percakapan kami.

"Dia masih dikantor. Perusahaan kita sedang dalam masalah. Eomma bahkan tidak tega melihat wajah letih appamu."

"Semoga masalahnya cepat selesai"
Setelah mengatakan itu aku menuju ke kamarku dan segera berganti baju dan mencuci muka.

Author POV

Hayoung keluar dari kamarnya dan bergegas keruang makan. Dia bertemu dengan adiknya, Oh Yerin.

"Eoh, annyeong eonnie. Kau sangat cantik eonnie. Kenapa menutupinya?" Sapa Yerin sambil melahap makanannya. Dia sudah lebih dulu makan tanpa Hayoung ketahui.

"Yerin-ah berhenti berkata seperti itu. Bahkan kau lebih cantik dari eonnie."

"Ani eonnie, siapa yang tega menyakiti eonnieku ini, eoh?" Dia sedikit menggeram dengan mulut yang penuh dengan nasi.

Hayoung hanya terkekeh melihat adiknya itu. Lalu mulai mengambil makanannya dan duduk di samping Yerin sambil bercanda gurau.

Ya, satu lagi sahabat nya selain eomma dan appa Hayoung. Dengan mendengar segala penghiburan dari adiknya itu, hati Hayoung sedikit tenang.

Hey!! Part 1 belum ada apa-apanya. Masih flat aja belum ada masalah atau tragedi ya.. oiya, aku juga minjem Yerin Gfriend sebagai pemeran. Diakan sahabatnya Hayoung 😁
Dukung yuk!!
Gomawo... 😗

-Monica-

Paint My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang