Beginning

1.5K 146 2
                                    

Hayoung's room
06 : 32

Gadis berkulit putih itu memakai kacamata yang selama ini menutup wajah mulusnya. Wajahnya tidak berhiaskan senyum, muram. Sangat muram. Kini waktunya dia berangkat ke sekolah rasa neraka itu.
Entah kenapa Hayoung tidak bersemangat daritadi. Yang jelas fikiran gadis itu sudah melayang ke perbincangan nya dengan orangtuanya semalam.

Flashback

Hayoung menangis di pelukan eomma-nya. Eomma nya hanya mencoba untuk mengelus kepalanya dan bungkam, untuk memberi appa Hayoung kesempatan berbicara.

"Hayoung-ah.. jaldeureobwa.. appa juga tidak menginginkan perusahaan appa bangkrut. Tapi cuma ini satu-satunya jalan."
Tuan Oh Jeonghan mulai membujuk anak nya itu.

"Tapi apa harus dengan perjodohan, appa?" Suara Hayoung tercekat

Sungguh memikirkan dirinya akan dijodohkan membuat kepalanya seketika pusing dan kakinya lemas. Kenapa appanya begitu tega.

"Tenanglah Hayoung, appa tahu yang terbaik buatmu. Tolonglah appa sekali ini saja. Jika kita bangkrut, mau dari mana appa dapat menghidupi kalian, eo?"

"Tapi apa cuma ini satu-satunya cara? Aku sungguh tidak mengerti."

"Ne Youngie.. cuma ini jalan satu-satunya. Appa dapat jamin kau akan bahagia. Percayalah padaku."

Hayoung semakin terisak direngkuhan Ny. Oh Eunbi.

"Tenanglah sayang, eomma selalu di sampingmu."

"Baiklah, tapi jika aku tidak bahagia, aku akan bercerai darinya."

"Mianhae Youngie.."

***

Hayoung POV

Sebenarnya memang setiap hari aku tidak bersemangat menjalani hari-hariku disekolah. Tapi kali ini, aku semakin stres saja memikirkan hal kemarin.

BUKH!

Ah, aku sadar pasti kali ini aku menabrak seseorang. Sungguh apa yang kau pikirkan Oh Hayoung?

"Uh.. mianhae-yo.. aku tidak sengaja." Ucapku membungkukkan badan padanya tanpa melihat wajahnya.

"Cihh.. gadis bodoh.."
Apa katanya? Sudah jelas-jelas aku meminta maaf kepadanya, dan apa balasannya? Mengataiku? Dia pikir aku tidak dengar? Dari suaranya sudah kujamin dia seorang namja.

Aku mengangkat wajahku dan melihat wajahnya tepat di depanku. Ya, walaupun dia lebih tinggi, jadi aku harus mengangkat sedikit lebih tinggi wajahku.

"Apa kau bilang?" Ups! Darimana nyaliku untuk berkata seperti itu? Mungkin karena memang dari kemarin emosiku tertahankan.

"Kau. Ga-dis. Bo-doh." Dia menekan setiap perkataannya sambil memasang wajahnya yang sangat datar. Dan berlalu pergi begitu saja.

Cih.. hanya karena aku menabrak nya ia mengataiku seenaknya. Biarkan sajalah, lagipula aku sudah meminta maaf.

Aku segera berlalu ke kelas.

Author POV

Belum sampai di kelas,  Hayoung sudah dicegat oleh beberapa gadis dengan gaya yang bisa dibilang menor dan centil. Hayoung seketika menghentikan langkahnya. Ia sungguh mengenal ketiga gadis berhati busuk itu. Trio itu selalu mempunyai banyak cara untuk mengerjai atau mengganggu Hayoung.
Kim Namjoo, Yoon Bomi, dan yang terakhir ketua mereka, Son Naeun.

"Hey gadis jelek! Pagi-pagi sudah membuat mood kita hancur deh dengan tampang jelekmu itu." Sahut Naeun memulai percakapan.

Dalam hati ingin sebenarnya Hayoung menjambak rambut panjang Naeun sekarang dan mencakar wajah mulusnya itu. Apa daya, ia dipandang menjijikkan seperti itu membuatnya tak berkutik. Mana mungkin ada yang mau membelanya jika ia melawan.

Paint My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang