BAB SEMBILAN

530 26 2
                                    

Gadis itu megap-megap kehabisan napas. Tangannya menggapai-gapai ke udara. Mencoba mendapat pertolongan.

Noah segera melompat kearahnya, meraih gadis itu dalam pelukannya, dan menariknya ke atas kapal.

"Ya ampun, Hera....!!" Seru Noah panik.

Ia sudah berhasil meraih Hera, dan gadis itu sudah berada aman di atas boot.

"Kamu kok tiba-tiba ke jatuh gitu sih?"

"Hahahah... aku kaget, Noh." Senyum cerah terpancar di wajah Hera. Ia yang nyawanya hampir di ujung tanduk malah bisa tersenyum dengan bahagia, seakan baru saja mendapat hadiah besar.

"Terus kenapa kamu nggak bisa berenang? Kan kamu jago renang Hera."

"Kalau aku bilang aku sengaja, biar kamu nolongin aku kamu percaya?"

"Nggaklah. Nggak mungkin banget."

"Hahaha... aku kaget. Kakiku keram. Aku nggak bisa berenang jadinya."

"Oh God, Hera. Aku takut banget kamu kenapa-kenapa." Noah melangkah ke bagian dalam kapal dan mengambilkan gadis itu selembar handuk besar.

Membungkus tubuhnya agar ia tidak kedinginan.

"Sekarang kamu masuk ke dalam, jangan keluar lagi sampai kita tiba di dermaga."

"Ih Noah, apaan sih..."

"Hera!"

"Iyaa deh, iyaa."

Hera masuk ke bagian dalam boot, tepatnya ke ruang santai yang berada di di bagian tengah kapal. Ia memilih duduk di atas sofa.

"Noh, baju aku basah. Nggak apa-apa kan di sofa?" Tanyanya setengah berteriak.

"Nggak apa-apa." Jawab Noah dari tempat kemudinya.

Perjalanan pulang hari itu mereka lewati dengan diam satu sama lain. Hera sudah terlalu lelah dengan kondisinya sehingga tidak ingin banyak berbicara.

Sedangkan Noah terlalu fokus membawa bootnya. Jadi ia lebih memilih diam dan mengemudikan alat transportasi laut itu dalam diam.

"Her...," Noah mengulurkan tangannya, membantu gadis itu untuk keluar dari dalam boot.

Hujan turun saat mereka baru saja tiba di dermaga. Cukup deras.

Langit mulai gelap dan suara gemuruh guntur memenuhi udara.

"Ayo cepat masuk, Her."

Hera mengangguk. Dan keduanya berlari kecil menuju rumah kayu Noah.

Hera masih sempat menertawai kegilaan mereka saat itu disela rintik hujan dan lari-lari kecilnya.

"Asyik ya, Noh."

"Asyik apaan sih, hujan tau."

"Yaa seru aja. Aku kan nggak pernah boleh main hujan sama Ayah."

Noah sudah tiba di teras rumah, tetapi gadis itu malah berlama-lama di halaman. Menikmati hujan pertamanya.

"Hera, kamu bisa sakit. Lagian baju kamu basah kuyup. Nanti kamu masuk angin."

"Seru, Noh." Ujar Hera sembari melangkah mendekat pada Noah.

"Udah sana cepat ke atas. Kamar kamu yang pintunya warna putih. Aku akan cari baju kaos untuk kamu supaya kamu nggak masuk angin. Tadi kita lupa bawa baju ganti kamu, Her."

Hera mengangguk dan segera mengikuti perintah Noah.

Sekitar lima menit kemudian, Noah mengetuk pintu kamar mandi di lantai atas dan memberikan baju ganti untuk Hera. Itu bajunya, baju kaos berwarna merah dan sebuah celana training.

Ex in Next  [COMPLITE!!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang