Noah membatalkan kepergiannya ke Jerman karena Hera sudah menerima dirinya kembali. Sebenarnya ia tau sejak awal bahwa gadis itu akan menerimanya.
Semua hanya masalah waktu....
Dan pada akhirnya Hera mengiyakan untuk menerimanya kembali.
Sekarang adalah bagaimana cara meyakinkan gadis itu untuk menerima pinangannya. Meyakinkan Hera, sepuluh kali lebih susah dari meyakinkan Ayahnya bahwa ia serius untuk hubungan ini.
Sultan Abdul Aziz sudah memperingatkannya, jika satu air mata saya menetes dari kedua bola mata Hera yang indah, maka Sultan tak akan berpikir dua kali untuk mematahkan kakinya.
Noah tau itu akan menjadi kenyataan.
Dan ia tidak bisa mengabaikan Isaac begitu saja, selain Sang Sultan, masih ada Putera Mahkota yang akan membunuhnya jika ia membuat Hera menangis.
I swear to God, bahkan sebelum kedua orang itu membunuhku, aku akan membunuh diriku sendiri jika aku membuat Hera menangis. Sungguh...
Mendapatkan Hera kembali saja sudah sangat susah bagiku, aku tidak akan setolol itu untuk melepaskannya kali ini.
Hera tersenyum geli melihat pria itu diam tak bergerak di tempatnya. Ia bagaikan pahatan patung yang sempurna. Indah, dan memikat. "Kamu lagi ngelamunin apa, Noh?"
"Memikirkan cara bagaimana agar kamu ingin menikah denganku."
"Tidak bisakah semua dilakukan perlahan? Aku baru menerimamu kembali sebulan ini. Pernikahan masih jauh dari pikiranku, Noah."
"Aku tau kamu masih butuh waktu untuk mempercayaiku, Hera. Maaf sudah membuatmu merasa tidak nyaman. Sorry, dear..."
Jika menikah hanya butuh cinta, maka sudah pasti Hera akan setuju untuk menikah dengan Noah segera setelah ia menyatakan perasaannya pada pria itu.
Namun nyatanya, menikah mengharuskanmu untuk mempercayai seseorang. Meyakini pilihanmu, dan berani mengambil segala resiko atas pilihan itu nantinya.
Hera sedang menata hatinya agar ia dapat lebih kuat lagi, ia juga berusaha untuk mempercayai Noah.
Karena bagaimanapun, sekarang ia sudah memilih untuk membuka hatinya pada pria ini. Dan selanjutnya adalah bagaimana mempertahankan pilihannya tersebut.
"Kamu sudah makan siang?" Suara Noah membuyarkan lamunannya.
"Sudah, Noh..."
"Mau jalan?"
"Boleh. Kemana?"
"How 'bout shopping...?"
"I'd like it!"
Maka disinilah mereka berada, disebuah pusat perbelanjaan termegah dan termahal di kota ini. Puluhan toko berderet menawarkan produk-produk dengan qualitas terbaik dan harga selangit. Hera tidak menutupi kenyataan bahwa sebagai wanita, ia memang menyukai belanja.
Terlebih lagi ia suka ketika Noah – yang memang memiliki selera fashion yang bagus – memilihkan barang-barang untuknya.
Hera suka bagaimana Noah mengenakan sepatu di kakinya, memilihkan baju yang pantas baginya. Dan memujinya saat ia terlihat menawan dengan semua itu.
Wanita manapun pasti akan bahagia memiliki pasangan yang mengerti tentang dirinya dan keinginannya serta ketertarikan pada fashion.
"Noh, gimana kalau yang ini?" Hera mengangkat sebuah dress dengan motif kotak-kota yang casual.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex in Next [COMPLITE!!]
Romance#2 Hera - Noah Maybe you don't realized that, there's Ex in Next N"ex"t .............. Note : Sebagian cerita di private, silahkan follow untuk baca lebih lengkap