BAB DUA BELAS

385 23 0
                                    

Hera tidak pernah suka membaca, tapi Kakak Iparnya, Karenina sangat senang melakukan itu. Terkadang beginilah jadinya, ia menemani Kakak Iparnya membaca di perpustakaan Balai Kota berjam-jam, sedang matanya mulai terasa berat.

Mengantuk.

Karena hanya dengan melihat buku-buku super tebal itu saja, ia sudah tau bahwa membaca adalah kegiatan yang paling membosankan.

Sebetulnya hari ini Hera sedang libur, rasanya ia ingin seharian bermalas-malasan dirumah dan menikmati waktunya hanya untuk tidur, tidur, dan tidur.

Tapi rupanya, sang Kakak Ipar yang malang tidak jadi keluar untuk "pacaran" dengan Kakaknya, maka disinilah mereka berada.

Dua orang wanita yang sama-sama liburan, tetapi menikmati waktu mereka dengan cara yang berbeda.

Karenina dengan setumpuk buku bacaannya, dan Hera menjadikan tumpukan buku sebagai bantal tidurnya.

"Hera, seorang Putri tidak sepatutnya bersikap seperti ini."

"Kak Na, aku ngantuk." Jawab Hera acuh tak acuh.

"Tapi jangan jadikan buku sebagai bantal tidurmu Hera. Apa kata orang jika mereka melihatmu begini?"

"Kuharap mereka akan mengasihaniku dan memberikanku bantal sebagai gantinya. Leherku mulai sakit karena posisi tidurku yang seperti ini."

"Hera... tidak ada orang yang tidur di Perpustakaan."

"Ah, Kakak... lagian kenapa harus ke Perpustakaan Umum kak? Dirumah Kakak ada perpustakaan dengan koleksi buku favorite Kakak yang lebih lengkap."

"Berganti suasana itu perlu Hera."

"Tapi jangan bawa aku ke tempat seperti ini."

"Jadi, kamu tidak senang Kakak ajak keluar?"

"Eerrrghh...." Hera tidak menjawab ucapan kakak Iparnya tersebut. Ia akhirnya memilih untuk bangkit dari tempat duduknya dan menjelajahi setiap sudut perpustakaan. Mencari buku yang dirasa cukup untuk mengusir kebosanannya.

Hera akhirnya mengambil secara acak sebuah buku dari rak berlabelkan kata Humor dan Hiburan. Ia memilih sebuah tempat duduk yang langsung menghadap ke jendela agar sewaktu-waktu jika ia mulai bosan dengan buku bacaannya, ia bisa memandang ke jalan dan melakukan kegiatan yang paling di favoritekannya.

Memandang jalan.

Mengamati orang-orang.

Sepuluh menit berlalu, dan Hera mulai asyik dengan buku bacaannya. Humor mungkin adalah satu-satunya jenis buku yang bisa diajaknya berkompromi dengan rasa ngantuk.

Sungguh sangat membantu sekali, tertawa disaat kau merasa sangat mengantuk.

"Apa yang Noah katakan itu ternyata memang benar ya Tuan Putri." Sebuah suara mengagetkan Hera.

Ia menoleh dan mendapati Gemma berdiri disampingnya. Dengan pakaian super sexy, dan tubuh yang indah terbalut pakaian tersebut.

"Hay, Gemma."

"Boleh aku duduk disini?"
"Silahkan...,"

"Sepertinya bacaan Tuan Purti sangat menarik."

"Just Hera please..."

"Hera..."

"Hahaha... Iya, lumayan. Sedang apa kau disini, Gemm?"

"Membeli beberapa perhiasan." Jawab Gemma berkelakar.

Hera tersenyum menanggapi gadis itu.

"Suatu kebetulan yang menyenangkan bertemu kamu disini, Hera. Aku sudah mengimpikan ini sejak lama."

Ex in Next  [COMPLITE!!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang