BAB ENAM

556 27 0
                                    

 Entah kegilaan apa yang akan Noah lakukan untuk menarik perhatiannya, Hera tidak mengerti sama sekali. Namun, setelah menyetujui untuk memulai semuanya dari nol dua hari yang lalu, hingga detik ini pria itu belum menampakkan batang hidungnya. Hera sangat mengantisipasi apa yang akan pria itu lakukan, bukan karena sangat mengharapkannya, ia hanya mencoba mencari cara untuk "menangkis" jurus-jurus mau yang akan Noah lontarkan padanya.

Bunga?

Itu akan terlalu murahan bagi Hera. Karena Noah sudah melakukannya, dan semua tak berdampak apapun.

Sejuta kata cinta?

Itu juga sudah.

Puisi indah?

Ah... kau tak usah bertanya.

Hadiah mewah?

Hera tak membutuhkannya. Hartanya lebih dari cukup untuk menyenangkan dirinya dengan cara itu.

Tapi sungguh, Hera bertanya-tanya apa gerangan yang akan Noah lakukan untuk memikat hatinya kali ini.

Mulai dari nol? Gumam Hera pada dirinya sendiri. Apanya yang dimulai dari nol? Ia bahkan tidak hadir saat ini dihadapanku.

"Tuan Putri," Pak Hamdani menegur Hera yang berdiri terpaku di pintu masuk.

"Ya?"

"Apakah Anda sudah siap dengan schedule hari ini?"

"Ya, aku siap."

"Silahkan, Tuan Putri. Mobil sudah menunggu anda."

Hera mengangguk dan melangkah dengan yakin menuju kendaraan yang sudah terparkir dengan manis di halaman depan Istana.

Jika Karenina lebih fokus untuk melakukan aksi sosial terkait issue Pendidikan, Hera lebih fokus pada aksi sosial terkait issue Kesejahteraan Wanita dan Anak-anak. Latar belakang pendidikannya di bidang Hukum membuatnya lebih mudah dalam hal-hal yang berkaitan dengan itu.

Ia banyak menyelesaikan kasus hukum terkait kekerasan dalam rumah tangga. kekerasan terhadap anak, pelecehan seksual, juga hal-hal yang menyangkut diskriminasi terhadap perempuan. Selain itu ia bersama teman-teman di LSM ikut mengedukasi masyarakat mengenai kesejahteraan wanita dan anak-anak.

Ini adalah apa yang Hera selalu inginkan sejak dulu.

Kesamaan hak bagi wanita serta perlindungan dan kesejahteraan bagi wanita dan anak-anak.

"Jadwal Tuan Putri pagi ini, sosialisasi mengenai isu Kekerasan Seksual pada Perempuan Disabilitas." Ajudannya, Pak Tito namanya, memberi tahu ia mengenai schedulenya begitu Hera sudah berada di dalam mobil.

"Kemudian, nanti siang ada pertemuan mengenai Perangkat Hukum Perlindungan Perempuan. Untuk sore hari, Tuan Putri memiliki undangan afternoon party bersama Putra Putri Bangsawan, pertemuan rutin seperti biasa. Apakah Tuan Putri akan menghadirinya?"

Hera selalu suka pertemuan ini. Ia mungkin bukan seseorang yang gila akan pesta, tapi bertemu dengan saudara sepupunya, sahabat-sahabatnya, rekan-rekannya, itu adalah salah satu hal yang membuatnya merasa senang diantara kepadatan jadwalnya.

"Aku akan hadir."

"Baik Tuan Putri. Nadia akan menyiapkan segala keperluan Anda." Wanita yang duduk di bangku depan, disamping Pak Tito, mengangguk hormat dan tersenyum pada Hera.

Nadia adalah asistennya yang lain. Bisa dikatakan ia stylis sekaligus make up artisnya. Ia akan selalu ikut kemana Hera pergi – sama seperti Pak Tito – dan menyediakan segala keperluan Hera yang menyangkut tentang penampilan dan dandanannya.

Ex in Next  [COMPLITE!!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang