Cupid Girl

11. Ramyun

Sorry for typo

Happy Read

Cupid Girl

Bruk

Tubuh mungil yang masih terbalut seragam itu ambruk di atas sofa yang terlihat empuk dan nyaman.

Melelahkan...

Yah itulah yang Seulgi rasakan. Lelah pikiran dan lelah tubuhnya. Olimpiade yang cukup menyebalkan. Hanya karena noda pena itu mengurangi dua poinnya.

Tapi tetap saja, meraih poin tertinggi, itu prestasi yang baik. Dan itu juga tak membuat malu dirinya ataupun nama sekolahnya.

Seulgi menengadahkan kepalanya, menutup matanya. Merasakan setiap nafas yang keluar masuk dari kerongkongan dan kedua paru parunya.

Nyess (whahaha)

Seulgi terlonjak. Reflek ia menegakkan badannya ketika sesuatu yang dingin menyentuh kulit keningnya.

Ia menatap ke arah belakangnya sembari mengusap usap keningnya. Ia mendapati seseorang yang tengah tersenyum hangat padanya.

Seulgi membalas senyum itu dengan mengukir kurva simpul di bibir manisnya.

"Eoh... Yoongi oppa"

Yoongi hanya tersenyum dan mengangguk kecil menanggapi ucapan Seulgi. Ia melangkah dan mengambil duduk di samping Seulgi.

"Kudengar dari Seolbi, kau baru saja mengikuti olimpiade sains" ujar Yoongi setelah duduk di samping Seulgi.

Seulgi hanya bergumam pelan menangggapi ujaran Yoongi. Yoongi menyodorkan kaleng soda yang ada di genggamannya.

Seulgi menerimanya dan mulai meminumnya.

"Gomawo oppa" ujar Seulgi setelahnya.

Seulgi menatap lamat kaleng soda itu, setelahnya ia terkikik geli. Yoongi yang melihatnya hanya menatap aneh Seulgi.

"Apakah soalnya sesulit itu?"

Seulgi menatap penuh tanda tanya ke arah Yoongi.

"Hanya saja, kau terlihat depresi"

Seketika keduanya tertawa bersamaan.

Cupid Girl

"Selamat datang"

Seulgi tersenyum membalas sapaan kasir minimarket yang ia masuki saat ini.

Ia mengambil keranjang belanja dan mulai menyusuri isi minimarket itu.

Jari telunjuknya menunjuk nunjuk rak yang berjejeran di dalam minimarket itu. Tak luput juga bibirnya yang bergerak kecil, mengumamkan sesuatu.

Ia bergumam sembari mengambil beberapa barang.

Sabun, pasta gigi, detergen, shampo, mi instan, makanan ringan. Semua itu ada di keranjang belanja Seulgi.

"Kurang..." gumam Seulgi sembari melangkahkan kaki jenjangnya menuju area... err wanita.