8. Friends?

1.3K 223 5
                                    

Sorry for typo

Happy read

Cupid Girl

Pagi kembali menyapa kota Seoul. Tanpa ada rintikan hujan lagi. Kali ini Tuhan memang tak ingin menyuruh awannya untuk menangis.

Ia lebih menginginkan jika makhluknya bisa beraktifitas dengan mudah hari ini.

Tak terkecuali seorang yeoja yang kini tengah melenggang santai di trotoar. Ia melenggang santai dengan earphone yang menempel di kedua indra pendengarannya.

Mendengarkan lagu favoritnya sembari bersenandung kecil.

Langkahnya tertuju ke arah halte bus. Tak biasanya ia naik bus. Ia lebih sering berjalan kaki.

Ah... Terserah dia lah.

Langkahnya terhenti di halte bus. Ia berdiri sembari menengok ke arah datangnya bus.

Hhh...

Ia melihat arloji kuning yang menempel di pergelangan tangan kirinya.

"7.30, kurang setengah jam lagi..." gumamnya.

Ia mendesah gusar, bus yang di tunggunya tak segera datang.

Aku bisa terlambat...

"Hya! Seulgi-ssi,"

Yeoja itu -Seulgi- melepas earphonenya. Ia menengok ke arah suara yang memanggilnya.

Ia mengernyit kala mendapati siapa yang memanggilnya.

"Eoh?...neo, ada apa?" tanya Seulgi datar.

Yang di tanya hanya bisa menyunggingkan senyumnya.

"Kau, mau naik sepedaku lagi?"

Seulgi mengernyit, rupanya namja di depannya ini memang sudah terbentur.

Sifatnya berubah ratusan derajat.

Seulgi melihat ke arah bawah, ia mendengus seketika.

"Kau tak bisa lihat? Aku memakai rok tuan Park" ujar Seulgi dengan nada sinis.

"Dan kau tak bisa lihat juga jika sepeda ini memiliki 2 tempat duduk(?), nona Kang?" ujar Jimin tak kalah sinis.

Seulgi menjatuhkan fokusnya ke arah belakang sepeda Jimin.

Ia berganti sepeda?, dan yah benar, memang sepeda ini ada tempat untuk membonceng.

Seulgi memutar bola matanya. Malu? Sedikit. Seharusnya wajar bukan?, yang Seulgi tahu hanya rumus kimia di otakknya, bukan masalah sepeda.

Tapi jika tak tahu masalah boncengan itu juga cukup memalukan. Ah... Sudah lupakan.

"Tak usah, aku menunggu bus saja" ujar Seulgi. Nada kesal begitu kentara di setiap kata yang ia lontarkan.

"Sekarang sudah jam 7.40, bis akan datang pukul 8, kau yakin tak mau ikut denganku?" ujar Jimin santai sembari melambaikan tangan kirinya yang di lingkari arloji berwarna biru laut.

Seulgi terhenyak. Memang benar adanya. Jika ia tetap menunggu bus ia akan terlambat. Bahkan akan sangat terlambat.

Ia bisa saja menerima tawaran itu dengan cuma cuma, tapi rasa gengsinya cukup besar untuk menerimanya.

Cupid Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang