XXI. Rama

90 2 0
                                    

"Tumben kamu minum susu.", tanyaku pada Ando saat melihatnya meminum susu kemasan di sampingku.

"Biar tumbuh."

"Apanya?"

"Badannya.", jawabnya datar.

Kontan akupun tertawa ngakak mendengarnya, tapi aku langsung membungkam mulutku ketika melihat dia menatap galak ke arahku.

"Kevin kok gak balik-balik sih.", gerutuku sambil menyalin tugas Ando untuk kelas studi kasus nanti.

Aku melihat ke arah pintu masuk tapi gak ada tanda-tanda Kevin bakal muncul. Ini semua karena anak baru yang bernama Rafa itu. Tadi, setelah bel istirahat berbunyi dia langsung menyeret Kevin ke luar kelas. Alasannya sih ingin melihat-lihat kampus. Aku gak begitu suka dengan anak baru itu. Sok kecakepan. Memang cakep sih, tapi kan masih lebih cakep aku. Lagipula kok seenaknya main seret Kevin gitu sih. Aku kan butuh Kevin buat ngejelasin jawabannya Ando ini. Habisnya Ando disuruh jelasin gak masu sih. Kalau nanti aku harus ngejelasin jawabanku ini gimana? Bakal ketahuan dong aku nyalin tugas. HM.

"Do, ini maksudnya apaan sih?", tanyaku sambil menunjuk ke arah jawaban yang dia ketik.

"Pikir sendiri."

"Doooooooo, aku bener-bener gak ngerti nih.", rengekku.

"Duh, kemana sih Kevin ini gak balik-balik. Do, kamu sebel gak sih sama anak baru itu?"

"Kenapa harus sebal?"

"Dia menculik Kevin kita tercinta!"

"Bilang aja kamu butuh dia. Pakai bilang 'tercinta' segala.", cibir Ando.

Tepat sekali setelah itu Kevin dan anak baru itu masuk ke dalam kelas. Terlihat mereka sudah akrab satu sama lain. Sesekali anak baru itu mengacak-acak rambut Kevin, lalu mereka tertawa-tawa gak jelas. Aku malah jadi tambah gak suka sama anak baru itu. Aku mati-matian dengan tugasku yang jelimet ini, eh dia malah nyulik Kevin buat senang-senang.

"Tuh kan! Liat! Kevin sudah dicuci otaknya tuh!", kataku kepada Ando.

Ando melihat ke arah mereka berdua dengan ekspresi kesal. Tangannya meremas kotak susu yang sudah kosong sampai tidak berbentuk. Ternyata, dia juga gak suka kalau Kevin diculik sama anak baru itu. Dasar Ando, gak pernah bisa jujur.

Semicolon;Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang