[09]

283 14 4
                                    

"Bisakah kau diam?!" balas Harry sedikit berteriak.

Mata Harry menatap mata Able.

"Siapa kau?! Kau tak berhak membawaku seperti ini!" Able mendorong Harry. Tapi Harry tak merasa kesakitan, karena Able mendorong dengan pelan.

Harry pun membuka kacamata nya. Able terbelalak melihat lelaki yang dia temui sewaktu kemarin.

"You?!" mata Able menatap tajam mata Harry.

"Mengapa kau membawa ku kesini huh?!"

"Ada yang ingin ku katakan padamu." jawab Harry tenang.

"Duduk disitu." lanjut Harry menunjuk kursi panjang berwarna hitam. Sedangkan Harry masih berdiri.

Able hanya menurut.

"Jelaskan asal usul mu padaku dengan rinci."

"Untuk apa?" jawab Able dengan mata sinis dan tangannya melipat di dada.

"Jawab saja aku!" ucap Harry mulai mengeras.

"Baiklah. Namaku Marable Emma Kinston dipanggil Able. Aku terlahir di keluarga yang sederhana. Dad ku bekerja di sebuah kantor terbesar di Melbourne dengan jabatan Direktur, mom ku mempunyai bisnis butik. Itu saja." ucap Able malas.

"Mengapa kau berhenti, lanjutkan. Kau baru saja menyebutkan sedikit." ucap Harry geram.

"Aku sedang kuliah aku berkuliah di The University of Melbourne, dan aku mengambil jurusan seni. Umurku masih menginjak 18 tahun. Aku 2 bersaudara, aku anak terakhir, kakakku laki - laki. That's it, jelas kan? Sudah aku mau keluar."

Able langsung berdiri. Namun dengan cepat kedua tangan Harry memegang kedua pundak Able membuat Able terduduk kembali.

"Apa yang kau inginkan lagi huh?!"

"Penjelasanmu belum cukup untukku."

Harry mulai mendekatkan wajahnya dengan wajah polos Able tanpa pewarna apapun. Sehingga tubuh Able tersandar di dinding.

Wajah Harry berdekatan 5 inci dengan wajah Able.

Harry menatap mata coklat kilau milik Able. Able pun begitu menatap mata hazel milik Harry.

Satu tangan Harry membelai rambut panjang Able dan menyembunyikan nya di belakang telinga Able dan Harry mulai tersenyum memperlihatkan dimples nya. Harry mencium aroma vanilla tubuh Able dalam.

Mata Able masih tak lepas dari mata hazel milik Harry.
'Bagaimana mana bisa aku tidak memperhatikan matanya, mata hazelnya membuatku terpesona'.

Tiba - tiba Harry melumat bibir polos Able. Mata Able terbelalak kaget. Kedua tangannya berada di belakang tubuhnya untuk menopang tubuhnya.

Awalnya Able tak membuka mulutnya namun dengan ganasnya lidah Harry mendorong bibir Able, dan akhirnya Able membuka mulutnya.

Tanpa sadar Able menutup matanya merasakan perbuatan Harry, mata Harry pun juga ikut tertutup merasakan lembutnya bibir polos Able. Dan tangan Able memulai melingkari leher Harry.

Lidah Harry masuk menyusuri ke dalam mulut Able dan mengabsen semua yang ada di dalam.

Tiba - tiba kedua tangan Harry memegang pinggang Able dan mulai menggendongnya membuat kedua kaki Able ikut melingkar di pinggang Harry.

Harry yang masih melumat bibir Able, langsung Harry terduduk di kursi hitam itu, dan posisi Able belum berubah.

Tak lama kemudian, lidah Harry turun menyelusuri leher Able, membuat kepala Able terangkat.

"Nggh, ahh.."

"Stoppp ahh.."

Harry tidak memperdulikan orang - orang yang berada di luar ruangan. Harry masih melakukan aksinya.

Harry kembali melumat bibir Able dengan menggigit bibir bawah Able. Tangan nakal Harry membuka kancing baju putih polos Able dan membuangnya di sembarang tempat, sehingga bh Able terlihat.

Tangan Harry menuju ke belakang tubuh Able dan meraba - raba kaitan bh milik Able untuk dilepaskan. Akhirnya kaitan bh Able terbuka, sehingga boobs milik Able terekspos di depan mata Harry.

Dengan lincah tangan Harry meremas boobs milik Able. Sehingga desahan Able semakin keras.

"Har...ahhh.."

"Stoop....ha"

"Fuck...ahh..."

Lidah Harry turun menelusuri puncak boobs milik Able dengan menggigitnya kecil, dan tangan Able menarik rambut Harry. Sesekali tangan Harry memainkannya.

Tak terasa mereka melakukannya. Harry langsung menurunkan tubuh Able untuk duduk di sebelah Harry.

Keringat mereka tidak terlalu banyak bercucuran.

"Aku masih belum menggesekkan milikmu di milikku." ucap Harry menatap Able menggoda.

Able memakai kembali bajunya.

Able hanya terdiam.

"Kau suka ya?" Harry menggoda Able dengan mengedipkan matanya sebelah.

"Oh ayolah bicara sayang."

"Tidakkah kau merasa bersalah telah melakukan itu? Kau hampir saja mengambil keperawanan ku." ucap Able menatap Harry.

Harry langsung menarik dagu Able dan mencium bibir Able sekilas.

"Aku akan mengambil keperawananmu. Kau jangan takut. Kau hanya bisa melakukan ini dengan ku." ucap Harry di telinga Able.

"Oh astaga, pria macam apa kau? Semau mu saja melakukan hal ini padaku, dan kau melarangku sekarang huh?" balas Able berkacak pinggang.

"Because you are mine now."

---

Gimana gaes part ini? gue nggak terlalu bisa bikin smut nya wkwwk, ga papa kan yeh?

Mohon yang udah baca ngasih vomment yah, hati terlalu sakit kalo udah baca tapi tidak ada respon sama sekali, rasanya mau nangis. *curhat*

-horan.

CCTV [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang