BlackBird..

337 12 0
                                    

Semenjak kejadian itu,cerita kita bertiga menjadi berubah drastis. Lebih tepat nya bukan mereka yang berubah namun diriku yang berubah.

Aku merasa canggung dengan mereka berdua..walaupun sudah 5 hari aku menjauhi mereka berdua namun bayangan Diva menatap dengan penuh kasih sayang ke Devi tidak bisa di enyahkan dalam otakku.

Ada kesenduan dan rasa sayang di snaa yang tiba membuatku sedih,karena itu aku memilih memininalkan kebersamaanku bersama mereka.

Namun menghindari mereka berdua bukan perkara mudah bagiku,karna setiap saat aku melihat mereka berduaan di sudut sekolah,atau terkadang bertemu Diva di sudut koridor ketika aku menuju kantin maupun toilet.

Aku tahu aku tidak bisa menghindar dari mereka lambat laun pasti ia mengendus sikap pengecutku dan mulai betanya-tanya..

Percayalah,,aku senang akhirnya perasaan Diva terbalaskan, namun di sisi lain hatiku merasa terluka oleh kebersamaan mereka berdua.Mungkin karena awal nya kami bertiga,dekat satu sama lain,dan kini hanya ada dua orang yaitu Devi dan Diva..

Ia bahkan sempat bersumpah dan berbicara kepadaku mengatakan bahwa Diva hanya kakak bagi nya,namun Devi bahkan belajar bermain piano demi Diva,,

Jika ingatanku belum tertukar,meskipun ayah nya produser musik,Devi tidak pernah cukup peduli dengan dunia music.

Menurut pengakuan devi,sejak melihat Diva bermain piano.ia langsung jatuh cinta pada bunyi music piano itu,bahkan ia tergila gila untuk mempelajari nya.

Aku ingin sedikit berdebat dengan pernyataan nya,ia anak produser music dan setiap hari mendengar permainan piano ayah nya,mengapa ia tak jatuh cinta pada permainan ayah nya saja?mengapa saat Diva bermain piano ia langsung jatuh cinta?.

Namun aku menahan keraguanku,dan berusaha mendengarkannya sepanjang hari membahas tentang piano,pembahasan nya selalu dia mulai dengan "kamu tahu tidak kalau..."

Untuk pertama kali nya,aku meragukan kejujuran nya dan sumpah Devi....

***************

Aku tidak ingat apapun kecuali saat terakhir berada di barisan saat upacara pada senin pagi itu.

Dan sekarang Tiba tiba aku terbangun sudah ada di UKS,terbaring dengan denyutan hebat di kepala.

Ada dua orang lain di ruangan itu.mereka sibuk berbicara,namun suara mereka terlalu jauh untuk bisaku dengar,. Aroma obat obatan dan bau karbol cairan pembersih lantai menguar mengusik hidung,membuat kepalaku semakin berdenyut nyeri.

"Dhelia kamu sudah sadar?" tanya suster UKS.
Aku mengangguk padanya,terlalu lemah untuk menjawap pertanyaan nya.
"Kamu boleh beristirahat di rumah,Diva akan mengantar kamu pulang.".Diva?kenapa tiba tiba ia menyebut nama Diva?

"Kita pulang ya Dhelia,kata suster kamu kecapean dan tekanan darahmu rendah."..

Tanpa panjang lebar berdebat aku menurut saja perintahnya dan lagipula aku sudah tidak sanggup untuk belajar seperti siswa lain nya,aku begitu kelelahan entah mengapa..
>>>>>><<<<<<<
Entah sudah berapa lama aku tertidur,aku sudah tersadar dan berada di dalam ruang tamu rumahku.

"Diva?"

"Kamu tahu seberapa beratnya kamu?"

Aku menggeser tubuhku,mencoba duduk tapi langsung diserang dengan pusing berat."kamu menggendongku tadi?"

"Ya berapa berapa beratmu?Atau mungkin karena tulangmu?Dari luar kamu terlihat kurus tapi saat di gedong waww sangat berat"

"Kenapa kamu tidak membangunkanku saja ketika sudah sampai?"

"Atau memang tulang bule mu berat banget ya?

Ia sangat hobi menggodaku dengan ke bule buleanku.Memang aku anak setengah bule,nenekku orang Jerman yang menikah dengan orang indonesia kemudian melahirkan ibuku yang setengah bule dan kemudian menikah dengan ayahku orang indonesia sehingga aku hanya memilki sepermpat gen indonesia.

"Jam berapa ibumu pulang?" tanya Diva.

"Sore,kamu harus kembali kesekolah va!"

"No way,kesempatan ini aku jadikan membolos dengan izin"

"Oke,tapi kamu tidak harus berada disini."

Diva hanya terdiam tidak menjawap pertanyaan ku,ia menatapku dengan mata nya yang terlihat sedih.spertinya kata kataku seperti usiran baginya tadi.

"Kenapa akhir akhir ini kamu menjauh dari ku" tanya nya dengan mimik wajah serius.

Aku mendelik,pura pura terlihat syok,terkadang aku pintar untuk ber ekting.

"Jangan pura pura"

"Bisa tidak,kita jangan membicarakan nya kali ini?!aku terlalu pusing"

"Kapan?ketika sembuh kamu akan menjauh dariku lagi seperti melihat setan!"

"Aku tidak lari" kataku dengan cepat,saking cepat nya kebohonganku bisa terlihat, "dan aku juga tidak pernah melihat setan" ralatku.

Diva terlihat tertawa tipis terlihat dari garis lengkung bibir nya yang berbeda dengan seketika menyejukkan hatiku.

"Aku punya salah sama kamu?" kata nya.

"Tidak kamu tidak ada salah apa apa" aku sedikit menghela napas,,sebelum berkata jujur "aku hanya memberi waktu pada kalian untuk menjadi lebih dekat,kamu dan Devi maksutku"

"Kenapa begitu?apakah kamu merasa menjadi penghalang?"

Aku sedikit mengerutkan dahi.

"Seseorang tidak akan menyingkir dari hidup orang lain kecuali ia merasa menjadi penghalang."

"Mungkin!" jawapku mengambang.

"Menghalangi siapa?" balas nya.

"Kamu dan Devi"..

Diva terdiam sejenak,,"Apakah kamu menyukai ku?",.......!!

***Apakah yang akan terjadi pada Dhelia dan Diva setelah itu,,Simak kelanjutan kisah nya..***

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang