Semenjak Devi curiga aku mulai menyukai Diva,aku langsung menjaga jarak dengan cowok itu,ada semacam sistem dalam otakku setiap berada di dekat nya.
Ada yang salah,seakan aku sedang melanggar moralitas,seperti sedang melanggar rambu rambu lalu lintas.
Aku berharap Diva bisa berhasil meyakinkan bahwa dia sungguh sungguh menyukai Devi sahabatku,karna alasan itulah aku menjauh dari Diva.
Aku sudah berusaha menghindar jika Diva memaksaku untuk mngantarku pulang sekolah,aku bahkan berusaha agar tidak ber jam jam dirumah karna kemungkinan besar Diva menelponku.
"Devi mana?" kataku bertanya pada salah satu teman kelasku,biasanya pada jam istirahat Diva membutuhkan waktu untuk mngerjakan PR nya baru setelah itu dia pergi ke kantin,tadi aku meninggalkan nya sebentar namun pas aku kembali ia sudah tidak ada di kelas.
"Katanya mau pergi ke perpus tadi" kata temanku tanpa mendongak karna sibuk menyalin PR nya.
Keperpustakaan lebih aneh lagi aku mendengar nya karna setauku Devi anti yang nama nya bacabuku dia seperti memiliki kelainan atau bisa di sebut alergi yang nama nya baca buku.
Aku segera menyusul dengan cepat ke perpustaakan ingin tau apa yang sedang di lakukan nya disana,setelah sampai di perpus mataku beredar mencari cari jejak Devi,namun aku tidak bisa menemukanya, bahkan ia tidak ada di bagian bacaan ringan.
Lalu telingaku menangkap suara denting denting piano,,Jantungku mulai berdegup kencang.Tidak seorangpun siswa yang mau menyentuh piano kuno itu kecuali.....Diva.
Tapi denting denting piano itu bukan hanya di hasilkan oleh satu pemain saja,melainkan dua orang sekaligus,dan pada saat itu hatiku bersamaan merasa tidak senang.
Aku tahu seharusnya aku pergi dan tidak menghiraukan rasa penasaranku ini demi menjaga janjiku untuk menjauhi Diva,Namun nyatanya menyimpang dari kesepakatanku yang aku buat sendiri.
Aku menenangkan rasa penasaranku dan mencoba berfikir fositif,,Dengan berat kakiku melangkah mendekat hingga mataku melihat dua sosok disana yang sedang bermain piano bersama seorang gadis di samping nya Devi!!
Devi tersenyum lebar,mengganggu permainan Diva dengan menekan tuts piano sembarangan,seharus nya itu menjadi permainan piano yang indah jika Devi tidak mengganggu nya.
Tubuhku membeku dan hatiku juga.
Jadi Devi sudah melihat permainan piano Diva? Aku tidak pernah melihat sahabtku Devi tertawa dan sebahagia ini,,dan saat Diva melontarkan segala gurauan nya itu.
Sementara Diva sangat menikmati keber samaan nya mereka,Sesekali ia menatap Devi,tampak sangat puas melihat tawa gadis puajaan nya.
Tatapan itu,aku percaya,itu tatapan yang selalu di inginkan oleh setiap gadis dari cowok yang ia sukai.Tatapan mendamba,dan sayang.
Tidak tahu mengapa,aku merasa terhianati dan..tersisihkan.selama ini aku kira Diva hanya bermain piano di hadapanku.Hal itu aku anggap sangat spesial bagiku.
Anggapanku salah,aku buru buru mengingatkan diri sendiri,tidak seharusnya aku iri dan merasa asing dengan mereka,terlebih merasakan dadaku sesak.
Aku mencengkram seragamku,untuk memberikan banyak udara untuk paru paruku,berharap jantungku berdegup lebih pelan dan normal,mataku pedih,seakan akan tengah terbakar oleh asap.
Akhirnya aku berusaha menjauh dari tempat itu dan mengenyahkan bayangan mereka dari otakku,namun otakku merekam dengan baik saat saat Diva melihat Devi dengan penuh kasih sayang.Aku menjauh,berharap bisa melupakannya.
Aku tiba tiba ingin menangis,menyadari jika keadaan kini tidak akan pernah sama lagi.
Untuk pertama kali nya,aku melihat Diva dengan hatiku.......
**NANTIKAN KELANJUTAN KISAH NYA**
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me
FantasyAku Ingin Kau Mengejar Impianmu. Aku Ingin Kamu Menikmati Petualangan Hidupmu Yang Membawamu Pergi. Tapi Ketika Kamu Selesai Menggapai Impianmu,Jangan Lupa Ada Seseorang Yang Selalu Menunggumu,Ditempat Dari Mana Semuanya Dimulai. @Stay With Me.. Fal...