*DEVI*
" Dev, bagimana kamu bisa kenal Valenntina?"
Tanya Dhelia. Aku menatap nya kesal. Hari ini rambut nya terlihat lebih acak-acakan daripada biasanya dan itu sangat mengganguguku.
Sahabatku ini aneh. Ia perempuan, tapi begitu malas berdandan. Padahal, jika ia sedikit saja mau memperhatikan penampilan, aku berani bertaruh cowok akan mengantri rapi untuk mengenalnya.
Dhelia sangat cantik, dengan darah Belanda nya, ia terlihat menonjol. Ia juga sangat cerdas. Ia bukan hanya juara kelas, tapi juga juara umum.
Tapi semua itu tak pernah mencapai kesempurnaan karna ia malas menyisir.
"Kamu sedang mengamati rambutku lagi, ya?" tanyanya membuyarkan lamunanku.
Aku selalu iri pada kecantikan nya. Meskipun tak pernah menyisir, ia tetap terlihat cantik. Bersahabat dengan Dhelia sering kali membuatku frustasi. It is good somehow karena ia tak pernah peduli pada hal-hal yang terlalu perempuan.
Ia bahkan tidak pernah memakai baju selain kaus oblong dan celana jins. Namun yang menyebalkan, meskipun tidak pernah peduli akan segeala hal itu, she is effortless beautiful, bahkan hanya dengan memakai kaus oblong.
Melihat nya membuatku merasa dunia tidak adil. Tuhan sepertinya terlalu banyak menghabiskan waktu untuk Dhelia, memberinya banyak kelebihan sehingga gadis ini tak memerlukan banyak usaha untuk membuat dirinya terlihat stunning.
"Rasanya, aku sering kasih kamu sisir setiap aku bawa oleh-oleh buat kamu," kataku kesal.
Dhelia tersenyum. Ia paling jarang tertawa. Kecuali ketika bersama Diva, dan aku senang akan hal itu."Ada sebuah penyakit bernama sisir-phobia," katanya memulai sebuah teori penyakit yang bahkan tidak terdeteksi di mesin pencari.
"Alasan yang sama." Aku memutar bola mata. Aku pernah bertanya padanya kenapa ia tidak menjadi model dengan perawakan nya yg sempurna itu.
Ia memang mengatakan bahwa ide itu bagus,tapi ia tidak pernah menganggapnya serius. Entahlah,mungkin ia tidak memiliki kepercayaan diri, atau hal itu tidak pernah terlintas dalam mimpi nya.
"Tentang Valenntina,memangnya Diva tidak pernah cerita?" tanyaku.
Dhelia menggeleng.Hal lain yang akan membuatmu heran adalah ia tidak pernah tampak membenci siapapun,kecuali ayahnya (itupun kesimpulanku sendiri.)
Berbeda denganku yang mudah membenci orang tanpa repot repot mengetahui sifat aslinya. Terkadang aku membenci orang hanya karena aku merasa tidak nyaman berada terlalu dekat dengannya.
Tentu saja life with positive mind adalah hal bagus,hanya saja hal itu membuat Dhelia menjadi lack of humanity.
Kekurangan utama Dhelia selain mengidap penyakit antisisir adalah ia begitu tidak peduli pada dunia. Jika dunia runtuh di sekitarnya,selama ia memiliki buku untuk di baca,ia akan bergeming.
Bukan jenis apatis,melainkan tidak peduli pada hal-hal negatif sehingga membuatnya menjadi naive-warrior.
Aku heran kenapa ia suka sekali membaca. Sesugguhnya dunia seperti apa yang ingin ia tinggali sehingga ia mengabiskan terlalu banyak waktu di dunia khayalnya?.
"Dua bulan lalu,aku mendaftar sekolah musik bersama Diva . Fantaisie Music School. Aku tahu sekolah itu dari papaku karena Valenntina dan Briant,sang pemilik sekolah,adalah teman baik nya."
"Sekolah musik?"
"Iya,tapi sekolah musik ini berbeda karena murid-muridnya tidak hanya berisi anak kecil seperti tempat kursus pada umumnya,namun lebih banyak siswa SMA. Beberapa siswa bahkan tidak petnah mendalami pendidikan musik sama sekali seperti aku dan Diva,tapi bisa diterima dengan baik. Kurikulumnya pun pendek,hanya tiga bulan,setelah itu akan diadakan ujian. Koneksi Valenntina dan Briant yang sangat baik dengan lembags (Trust-Fund) Internasional,membuat sekolah ini cukup elite dan tidak semua orang bisa masuk karena kuotanya sangat terbatas. Namun bukan berarti yang masuk adalah orang yg sudah expery,Valenntina menilai kami bedasarkan bakat dan tekad."
Dhelia tampak terkejut.
"Kamu pasti tidak percaya aku berbakat," tuduhku.
"Bukan,sejak kapan kapan kamu mulai serius bermain piano? Seingatku kamu tidak pernah peduli dengan segala hal berbau musik."~~~~~~~~~~~~~~~
Sampai di situ dulu yaa.. Nantikan terus kisah selanjutnya walaupun ada keterlambatan dalam penulisan cerita karna beberapa persoalan..
Dan jangan lupa vote dan coment nya + menerima kritikan dan saran. Sekian dan trimakasih..

KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me
FantasiAku Ingin Kau Mengejar Impianmu. Aku Ingin Kamu Menikmati Petualangan Hidupmu Yang Membawamu Pergi. Tapi Ketika Kamu Selesai Menggapai Impianmu,Jangan Lupa Ada Seseorang Yang Selalu Menunggumu,Ditempat Dari Mana Semuanya Dimulai. @Stay With Me.. Fal...