Selamat membaca!
******
"Bos, ada serangan hacker, beberapa data perusahaan berhasil dicuri" Alex langsung bergegas ke ruang IT saat mendapat laporan dari Chris. Belum sempat mereka mencapai ruangan IT handphone Chris berbunyi, menandakan sebuah panggilan masuk.
"Halo" sapa Chris sambil terus berjalan.
"Apa!" teriakan Chris membuat Alex berhenti, dan menatap Chris dengan penasaran. Chris menarik nafasnya sebelum menyampaikan berita buruk itu kepada bosnya.
"Ada apa?" tanya Alex tidak sabar.
"Gudang senjata di wilayah utara terbakar" mata Alex terbelalak, tangannya terkepal dengan kuat. 'Ada apa ini sebenarnya? Tadi, serangan hacker, dan sekarang kebakaran?"
"Cepat cari pelakunya, aku akan ke ruangan IT" ucap Alex tegas, 'ini serangan beruntun' pikir Alex.
Chris segera menuju wilayah Utara, sesuai perintah bosnya. Dia menyadari ada sebuah mobil yang mengikutinya sedari tadi, Chris mengemudikan mobilnya dengan kencang, melewati pengendara lain dengan lincah, namun sepertinya penguntit itu tidak bisa diremehkan, dia berhasil mengimbangi Chris. Suara sirine mobil polisi semakin menambah adrenalin Chris dan pengemudi gila itu. Melihat pertigaan dihadapannya, Chris membelokkan mobilnya dengan tiba-tiba, mencoba mengecoh polisi dan penguntit itu. Chris sempat mengernyit melihat penguntit itu yang berlalu begitu saja, tanpa ikut berbelok. Namun saat terdengar suara tembakan dan mobilnya yang tiba-tiba oleng, dia tahu jawabannya.
"Sial!" umpat Chris saat melihat truk yang datang dari arah depan, kedua ban mobilnya sudah pecah terkena tembakan. Dengan buru-buru dia melepaskan seatbeltnya dan melompat dari mobilnya.
Bam
Kecelakaan itu sudah tidak bisa dihindari lagi, truk itu sudah terlalu dekat untuk mengerem dan mobil Chris yang sempat kehilangan kendali, tidak membantu keadaan sama sekali.
Chris melihat mobilnya yang terbakar, tangannya terkepal menahan amarah pada siapapun yang berani bermain-main dengannya. Suara sirine mobil polisi lagi-lagi menyadarkan Chris untuk segera pergi dari sini, dan jangan lupakan amarah bosnya ketika mengetahui ini semua.
Seseorang tersenyum melihat kekacauan yang berhasil dibuatnya.
"Destruction" ucapnya puas.
Dia mengeluarkan hpnya, menghubungi seseorang."Jemput aku" ucapnya begitu sambungan telepon terhubung.
*******
Alex begitu murka setelah mendapat laporan dari Chris. 'Siapa yang berani, bermain-main dengannya?' tiba-tiba nama Rena terlintas di otaknya. Dengan cepat Alex menghubungi seseorang. Alex semakin cemas, saat nomor yang dihubunginya tidak menjawab. Alex masih mencoba menghubungi nomer itu lagi.
"Darimana saja kau? Kenapa tidak menjawab telfonku?" tanya Alex saat telfon itu diangkat.
"Oh, aku sedang sibuk membunuh anak buahmu, jadi tidak bisa mengangkat telfon tidak pentingmu" sambungan telepon terputus begitu saja. Alex membanting hpnya dengan geram. Entah siapa laki-laki yang menjawab telfon nya itu, namun ia yakin kini ia sudah berhasil masuk ke rumahnya dan membebaskan kedua tawanan pentingnya. Alex segera bergegas menuju rumahnya.
Keadaan rumahnya begitu berantakan, beberapa penjaga ada yang terluka dan tidak sadarkan diri. Alex segera bergegas menuju basement yang menjadi tempat kedua tawanannya. Dan benar saja, mereka sudah tidak berada di tempatnya. Alex menendang seorang penjaga yang tidak sadarkan diri di lantai.
"Penjaga bodoh" ucapnya. Dilihatnya sebuah kertas yang tertempel di dinding. Alex semakin murka setelah membaca pesannya.
'Ternyata kau semakin tua, pengawalmu pun begitu lamban.... Tapi aku senang bermain-main dengan para tikusmu :) "
Sudah dia duga, dia terlalu meremehkan wanita itu. Alex meninju dinding di sampingnya.
******
Irvin baru saja mendengar berita terbakarnya gudang senjata Alex, ia begitu heran dengan pelakunya, sepengetahuannya gudang itu berada di tempat terpencil dan dengan pengamanan ketat, namun sepertinya pengamanan itu tidak ada apa-apanya bagi si pembakar.
"Kalau ini semua adalah ulah wanitamu, maka aku benar-benar jatuh cinta padanya" Irvin menatap Rick dengan tajam.
"Apa hubungannya dengan Rena?" tanya Irvin, heran.
"Kau tidak tahu kalau orang tua Rena sudah bebas? Terjadi penyerangan di rumah Alex beberapa jam setelah pembakaran gudang itu diketahui, dan yang lebih menarik, Chris mengalami kecelakaan dalam perjalanan menuju gudang itu" Irvin tertegun mendengar semua informasi itu.
"Apa ini semua ada hubungannya dengan Rena?" tanya Irvin lebih kepada dirinya sendiri.
"Coba kau pikir, kenapa mereka membakar gudang senjata itu? Aku berani bertaruh, mereka melakukannya untuk menarik perhatian Alex dan Chris, dan saat perhatian mereka sudah didapatkan, mereka mencoba mencelakai Chris, yang otomatis akan semakin mengalihkan perhatian mereka dari orang yang mereka tawan, dan puncaknya? Kau bisa tebak sendiri, cerdik kan? Sangat-sangat cerdik" ucap Rick sambil tersenyum, dia begitu kagum pada semua pelaku yang melakukan ini semua. Dia yakin pelakunya lebih dari satu karena penyerangan dilakukan bertahap dan di tempat yang berbeda-beda.
"Aku kira Alex tidak sebodoh itu, tidak mungkin Alex tidak bisa menduga motif pembakaran sebenarnya" ucap Andrew yang juga berada di ruangan kerja Irvin.
"Saat terjadi sesuatu di gudang senjata, yang paling dicurigai pastilah gank lain, bukannya seseorang yang hanya menginginkan orang tuanya untuk bebas, apalagi orang itu hanyalah gadis biasa, itulah kenapa motifnya susah ditebak pada awalnya" ucap Irvin.
"Jadi kau setuju, kalau Rena ada hubungannya dengan semua ini?" tanya rick, senyum tak juga lepas dari bibirnya, dia benar-benar senang melihat kehancuran Alex.
"Tidak ada penjelasan yang masuk akal selain itu, meskipun aku masih tidak mengerti siapa Rena dan orang-orang itu" mata Irvin menerawang, dia tidak tahu siapa Rena, yang dia tahu, gadisnya bukanlah gadis lemah yang 12 tahun lalu di tolongnya.
"Andrew, aku ingin kau mencari informasi tentang Rena dan keluarganya" perintah Irvin. Ini sudah ketiga kalinya Irvin meminta informasi itu dan hasil yang didapatkan selalu sama, keluarga Wijaya adalah keluarga biasa.
"Mungkin bukan keluarganya, coba cari tahu tentang Rena dan teman-temannya" Irvin mendelik pada Rick yang dengan seenaknya memerintah anak buahnya.
"Ayolah bos, aku juga penasaran dengan gadismu itu" ucap Rick membujuk Irvin. Dengan anggukan Irvin, Andrew segera keluar dari ruangan Irvin dan menyelesaikan tugasnya.
"Aku tidak sabar menunggu hasilnya" ucap Rick. Dalam hati Irvin juga mengatakan hal yang sama, dia ingin tahu siapa Rena-nya sebenarnya.
********
Udah di kebut aja, update tiap hari nih lama-lama
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Gun
Action'Aku tak menyesal sudah mengangkat senjata untuk menyadarkanmu' -Rena Wijaya- Action-romance Cover by: @_FleurLuna