Selamat membaca!*******
"Kau yakin akan mengundurkan diri?" Rena mengangguk, menjawab pertanyaan atasannya. Sebenarnya Rena baru menjadi agen rahasia kepolisian selama satu tahun ini, namun ia sudah bosan dengan banyaknya peraturan yang harus dia lakukan. Selama menjadi the breaker dia tak pernah memikirkan peraturan atau hukuman yang dia dapat saat membunuh seorang kriminal.
"Jangan lupa hukumanmu" Rena mendelik saat dia kembali diingatkan mengenai hukumannya itu. Dia tak boleh memegang senjata api selama satu tahun, hal ini merupakan hukumannya membunuh istri Ferdinan tanpa izin atasannya. Rena benar-benar tak suka bekerja dibawah orang lain seperti ini.
"Aku ingin menemuinya" ucap Rena.
"Dia sedang di ruang interogasi, dan tak mau mengatakan apapun" Rena tersenyum kecil, sudah menduga bahwa hal ini akan terjadi. Irvin adalah seorang yang keras kepala, dia tak akan mengatakan apapun dengan mudah.
"Itu bukan urusanku lagi" Rena melihat kaki kirinya yang diperban.
"Kau mengatakannya karena kau menyukai penjahat itu" Rena mengangkat bahunya, tak mengelak ataupun mengiyakan tuduhan itu. Brian, orang yang selama ini menjadi atasan Rena, menatap wanita di hadapannya dengan menyelidik.
"Kau tak memiliki rencana licik kan?"
"Rencana apa?" tanya Rena tak mengerti dengan tuduhan Brian.
"Membantunya untuk kabur, mungkin?" Rena tersenyum seolah tertarik dengan rencana tersebut.
"Jangan main-main Rena" Brian tahu betul bagaimana otak licik Rena. Wanita itu terlalu menyukai tantangan hingga tak peduli dengan tindakannya yang mungkin melanggar hukum.
Dulu, Brian begitu penasaran dengan identitas the breaker yang berhasil membuat para kelompok mafia kalang kabut. Sampai dia tak sengaja bertemu dengan seorang wanita saat sedang mengintai transaksi senjata ilegal di sebuah pelabuhan.
Wanita itu terlihat sebagai seorang wanita biasa yang hanya sekedar lewat namun tatapan wanita itu yang terpusat pada satu titik menarik perhatian Brian. Benar saja, ternyata ada sniper yang sedang bersembunyi di sebuah kapal. Sniper itu sudah mengarahkan senjatanya pada Brian.
Karena Brian terlambat menyadarinya, dia terkena tembakan di bahunya. Kerumunan orang yang mendekatinya membuat Brian kehilangan jejak wanita itu dan juga anggota mafia yang diincarnya.
Dan saat dia bertemu dengan wanita misterius itu di kafe, Brian langsung membawanya ke kantor polisi untuk diinterogasi. Brian mengira dia adalah salah satu anggota mafia, namun wanita itu justru tertawa saat mendengar tuduhan Brian. Brian masih ingat apa yang dikatakan Rena saat itu.
'Aku bukan anggota mafia tapi aku juga tidak berada di pihak kalian. Anggap saja aku Robinhood'
Dan setelah dialog pemaksaan dan pengancaman, wanita itu akhirnya mengakui identitasnya. Brian langsung berinisiatif merekrut Rena sebagai agen rahasia saat mengetahui siapa wanita itu sebenarnya, dia tak akan melepaskan aset penting begitu saja. Dan rupanya ia hanya bisa mempertahankan aset itu selama setahun, Rena memaksa untuk keluar dari kepolisian dengan alasan ingin menjalani kehidupan normalnya. Brian tahu bahwa tak ada hal normal jika berhubungan dengan Rena, namun dia juga tak bisa memaksa wanita dingin itu.
"Aku harus berterimakasih padamu karena mengutamakan tanggung jawabmu daripada perasaanmu" ucap Brian.
"Kata siapa? Aku melakukannya demi diriku sendiri. Aku punya prinsip bahwa mencintai bukan berarti kau akan mendukung semua yang dia lakukan, tapi mencintai adalah ketika kau mendukungnya saat dia benar dan menunjukkan hal yang benar saat dia salah. Aku bukanlah orang yang bisa melihat tapi buta" balas Rena. Tangan Rena mengelus kaki kirinya yang terluka karena tembakan Irvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Gun
Action'Aku tak menyesal sudah mengangkat senjata untuk menyadarkanmu' -Rena Wijaya- Action-romance Cover by: @_FleurLuna