Irvin menatap rumah dihadapannya, rumah yang sangat tidak mencolok, cenderung sederhana dan jauh dari rumah penduduk. namun didalam rumah itu terdapat seseorang yang bisa membongkar kebejatan Alex. Irvin tidak heran kalau pengamanannya sangat ketat, wanita itulah yang akan menjadi kunci kehancuran Alex.
"Serang sekarang" anak buah Irvin segera melepaskan tembakan begitu mendengar perintah bosnya.
Seperti yang ia duga, pihak musuh sudah mengantisipasi serangan yang akan datang tiba-tiba. Mereka segera membalas tembakan itu, dengan memegang kedua pistol di tangannya, Irvin terus berjalan mendekati rumah itu, tembakan tak henti-hentinya keluar dari pucuk senapannya. Dengan dibantu anak buahnya yang mengalihkan perhatian musuh, akhirnya Irvin bisa masuk ke rumah itu.
Begitu ia masuk, ia sudah disambut oleh todongan pistol dari Chris. Irvin tersenyum mengejek, sebelum ia menampik tangan Chris dan menendang dadanya. Irvin langsung menghindar begitu Chris melepaskan tembakan dari posisinya sekarang.
Irvin membalas tembakan Chris, namun Chris juga cukup cepat untuk menghindar dari peluru yang dilepaskan Irvin. Sebelum Chris menghindar lagi, Irvin sudah melepaskan tembakan keduanya. Membuat lengan Chris terluka karenanya.Kilat marah jelas terlihat di mata Chris, ia terus menembaki irvin yang kini sudah bersembunyi dibalik sofa. Sesekali Irvin menembak ke arah Chris, ia sadar pelurunya makin menipis dan tidak ada waktu untuk mengisinya.
'Aku tak peduli jika harus mati disini' pikir Irvin, ia berdiri dan menghadap Chris yang tersenyum meremehkan, darah segar masih terus mengalir dari lengannya, namun sepertinya itu sama sekali tak menghentikan Chris untuk terus menyerang.
Irvin berusaha menghindar dan menembak secara bersamaan. Kakinya sudah terluka karena tembakan Chris, ia tak bisa leluasa untuk bergerak.
Irvin lagi-lagi berhasil melukai Chris, kali ini bahu kanan laki-laki itu yang terkena tembakan.
'Sial, padahal aku ingin menembak dadanya' umpat Irvin. Irvin mengisi pelurunya kembali, sehingga ia hanya bisa bertahan sekarang."Kau habis, Irvin" Irvin tak menyangka bahwa Chris kini sudah dibelakangnya dan mengarahkan senjatanya ke belakang kepalanya.
Dan saat mendengar suara tembakan, Irvin hanya bisa tersentak.
*******
"Selamat datang kembali, nona Rena" Rena berdecih saat mendengar Alex mengatakan hal itu.
"Saatnya menyelesaikan ini tuan Alex" Alex tersenyum, jelas itu bukanlah senyum manis yang akan membuat Rena jatuh hati.
"Kenapa buru-buru, nona?" Rena mengedarkan pandangannya ke penjuru mansion itu.
"Apa yang kau cari? Tidak ada jebakan disini, nona" Rena tak menghiraukan ucapan Alex dan tetap memperhatikan sekitarnya. Dia bukan orang bodoh yang akan percaya bahwa Alex akan membuang-buang waktunya untuk berbasa-basi.
Dugaannya benar saat ia melihat pergerakan seseorang di lantai 2, Rena segera melepaskan tembakan kepada orang tersebut, dan tak membuang waktu, Ben membalas tembakan Rena dari lantai 2. Alex pun kini sudah memegang pistolnya, mengarahkannya pada Rena.
Rena mengambil satu pistol lagi yang terselip di celananya, sehingga kini dia memiliki dua senjata di kedua tangannya."Baiklah, kita lihat siapa yang akan mati" ucap Rena. Rena akui ia kesulitan untuk menghindar dan menyerang secara bersamaan apalagi Alex dan Ben terus menyerangnya dan kedua arah. Tak mempedulikan kaki dan lengannya yang sudah terluka, Rena masih terus bergerak, menghindar dan menyerang secara bersamaan.
Rena mendekat ke sebuah korden dan membakarnya dengan korek yang memang sengaja dibawanya. Alex dan Ben yang menyadari rencana Rena, semakin menembak dengan membabi buta. Rena membakar benda apapun yang mudah terbakar di rumah itu. Kini tubuh mereka bertiga bukan hanya panas karena emosi, namun juga api yang sudah merambat dan semakin besar.
"Jika aku mati, kalian juga harus mati bersamaku, mari terbakar bersama" Ben yang sudah mulai panik segera kembali ke lantai dua, namun langkahnya terhenti, karena tembakan Alex ke arahnya. Ben menatap Alex, tidak percaya, namun akhirnya tubuh Ben tumbang karena tembakan Alex tepat mengenai dadanya.
"Anak pengecut, tidak berguna!" umpat Alex, sebelum pistolnya lagi-lagi terarah pada Rena. Keduanya melakukan hal yang sama sudah siap menembak satu sama lain. Alex melihat tangan Rena yang gemetar karena menahan sakit, dia tersenyum mengejek. Rena tahu apa yang Alex pikirkan, dan ia tidak akan membiarkan Alex menang begitu saja, setidaknya laki-laki itu harus mati terbakar bersamanya.
Dor
Rena dan Alex sama-sama melepaskan tembakannya. Rena langsung ambruk saat peluru itu menembus dadanya. Alex menyusul kemudian dengan luka tembak di kepalanya.
Api terus berkobar semakin mendekat pada dua tubuh manusia yang tetap bertarung sampai akhir. Ego mereka mengalahkan akal sehatnya, tak peduli jika kematian akan menjemput. Dua orang dengan satu tujuan....kemenangan.
Tapi pada akhirnya siapakah pemenang dari pertarungan ini?
Kematian.....
Mungkin? Atau justru.....
Keajaiban......
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Gun
Action'Aku tak menyesal sudah mengangkat senjata untuk menyadarkanmu' -Rena Wijaya- Action-romance Cover by: @_FleurLuna