Pagi hari tepatnya didepan meja makan Vero sedang duduk bersama dengan adiknya yang bernama Sazkya Riany Pratama. Vero sedang sibuk dengan benda persegi panjang berwarna abu-abu dan seperti sedang mengetikan sesuatu diatas benda itu jari-jemarinya menari dengan lihai diatas benda tersebut. Sazkya selaku adik Vero juga tidak kalah sibuk dengan kakaknya namun bedanya Sazkya sibuk dengan sebuah buku yang bersampulkan warna hijau dan bertuliskan besar English Club. Entah bagaimana ceritanya tetapi Vero dengan Sazkya sangatlah jauh berbeda. Vero sama sekali tidak suka dengan yang namanya membaca buku entah itu buku pelajaran atau selainnya tingkah laku Vero juga sangat bertolak belakang dengan tingkah laku Sazkya. Sazkya yang sangat patuh pada semua orang yang lebih tua diatasnya ataupun yang berada jauh dibawah umurnya saat ini namun tingkah laku Vero berbalik sempurna dari tingkah laku Sazky.
Sebuah piring berwarna putih dan berbentuk bulat dibawakan oleh ibunya yang berisikan nasi goreng lengkap dengan telur setengah matah untuk Vero dan Telur dadar dengan daun bawang untuk Sazkya.
"Ma,nanti aku pulangnya agak sorean ya,mau ngebahas soal-soal buat ujian dirumah Devi" kata Sazkya di sela-sela makannya
"iya,tapi jangan lupa makan sama sholat" kata Tiara yang tiadalain adalah ibu dari Vero dan Sazkya dan istri dari Agung Pratama
"nanti aku ada acara Ma" kata Vero disela-sela makannya
"jangan pulang kemaleman jangan lupa sholat sama makan"
"yailah Ma makan mah udah pasti kalo kak Vero yang gak pasti tuh Sholatnya" kata Sazkya dengan nada yang sedikit seperti sindiran
"ngoceh ae lo dek,kaga gue anter lo" kata Vero dengan nada seperti ancaman
"Udah-udah makan buruan,nanti kesiangan" kata Tiara memberhentikan adu mulut anaknya
Setelah keduanya selesai menyantap sarapan pagi kini keduanya berpamitan kepada Tiara dan mencium tangan Tiara serta mencium pipinya.
Vero memakai helm berwarna hitam dan tak lupa juga jaketnya,Sazkya menaiki motor kakanya dan seperti biasa ia selalu mengomel ketika ingin menaiki motor kakaknya karena menurut Sazkya motor kakaknya sangatlah ribet dan ditambah lagi Sazkya menggunakan rok
"Makanya beli motor gausah yang kaya gini,ribet kan gue naiknya" kata Sazkya dan Vero sudah terbiasa mendengar omelan adiknya
"Yeh lagian kaga ada yang nyuruh lo bareng gue,mending lo bareng si Kipli sono,enak malah pake sepeda" kata Vero seperti ancaman yang bernada lembut
Tanda menjawab perkataan kakaknya Sazkya langsung naik ke atas motor Vero dan kembali fokus dengan bukunya
***
Setelah mengantar Sazkya kesekolahnya Vero melajukan motornya kembali kearah sekolahnya. Jarak sekolah Vero dengan Sazkya tidak terlalu jauh hanya terpisah oleh sebuah gedung kantoran yang cukup panjang.
Sesampainya Vero didepan sekolahnya Vero langsung mengendarai motornya kearah parkiran sekolah. Setelah motornya terparkir sempurna Vero membuka helmnya dan sedikit mengacakan rambutnya yang berwarna hitam legam.
Baru saja menuruni motor tiba-tiba pundaknya ada yang merangkul dan benar yang merangkul pundak Vero adalah Ichal,Gevin dan Niko mereka adalah teman-teman seperjuangan Vero mulai dari Sekolah Dasar hingga sekarang Sekolah Menengah Atas pertemanan mereka tidak pernah ada kata pudar karena setiap harinya selalu dibumbui dengan tawaan dan kekonyolaan keempatnya.
"Woi bro,seger banget kayanya hari ini" kata Gevin sembari menepuk pundak Vero
"Biasa aja,itu si Ichal ngapa,kayanya seneng banget" kata Vero karena bingung melihat Ichal yang kelihatan sangat bahagia
KAMU SEDANG MEMBACA
Vero & Vera
Teen Fiction- Hal yang paling bahagia adalah ketika saya menjadi seseorang yang bisa membuatmu tertawa lepas tanpa ada beban - Vero Fariz Pratama - aku akan menunggu saat itu dimana kamu dan aku menjadi kita tanpa ada kata dia - Vera Khanza Wijaya