Entah kenapa perkataan Vero semalam membuat Vera terus memikirkannya sambil tersenyum.
Di dalam kelas di depan buku Matematika Vera sedang senyum-senyum sendiri memikirkan kejadian semalam ketika Vero datang kerumahnya dengan tiba-tiba dan mengatakan sesuatu yang tiba-tiba juga. Jika orang biasa melihat aneh memang baru pertama kali di temukan ada seseorang senyum bahagia di depan berbagai soal yang sudah haus untuk dituliskan rumus.
"Aneh emang dari dulu gue Paud sampe sekarang baru kali ini gue liat orang senyum-senyum pas ngerjain Matematika." Kata Sarah dari kursi seberang berbicara dengan Reni.
"Ada ya rumus yang bikin bahagia?" Kata Reni yang memang tidak suka dengan Matematika
"Ver," Kata Fikri dari belakang Vera.
"WOI VERA." Sarah sedikit teriak, dirinya sudah greget karena dari tadi gadis itu hanya senyum-senyum sendiri dan tidak memperdulikan lingkungan sekitarnya.
"Apaan sih?" Kata Vera yang merasa terganggu dengan teriakan Sarah.
"Hhmm Ver, ini." Fikri menyodorkan sebuah buku tentang biologi kepada Vera, bukunya masih rapih dibungkus dengan plastik. "Kemarin gue gak sengaja liat buku ini di toko." Kata Fikri dengan kikuk.
"Ya Allah Fikri, ini buku tuh ya susah banget gue nyari." Vera mengambil buku itu dan terlihat di wajahnya ada sejuta kegembiraan.
"Yaudah lo pelajarin aja, semangat ya." Kata Fikri kemudian pria itu melanjutkan aktivitasnya di atas meja.
"Eh lo ngapa sih senyum-senyum sendiri?" Kata Sarah dengan penasaran.
"KE PO." Kata Vera dengan santai.
***
Memang tidak di herankan lagi, jam pulang cepat bukanlah suatu keanehan jika seluruh siswa berteriak gemuruh, dari kelas paling bawah hingga kelas yang berada di lantai tiga semua berteriak kegirangan ketika diumumkan akan pulang cepat.
Sarah dan Reni sudah membuat rencana sejak tadi, mereka berdua merencanakan untuk bermain kerumah Vera, karena menurut mereka sudah dua minggu terakhir ini mereka tidak memakan masakan Anzani.
"Ver, kerumah lo yaaaaa." Kata Reni sambil membujuk Vera.
"Iya Ver, gua kangen masakan Tante Anzani." Sarah menambahkan.
"Hhmm." Kata Vera dengan malas.
Setelah mendapat izin dari Vera. Sarah dan Reni ber-tosan andalannya yaitu, mempertemukan kedua tangannya kemudian berteriak 'Huwayey'. Vera hanya melihat sambil menarik napas beratnya.
Ketiga gadis polos itu jalan menyusuri koridor sekolah yang ramai, Kalau Sarah dan Reni sibuk dengan ponselnya namun berbeda dengan Vera yang sibuk dengan dua tumpukan buku tebal di tangannya.
Dari belakang tiba-tiba seseorang langsung mengambil setumpukan buku itu kemudian tersenyum manis.
"Eh mau di bawa kemana buku teman gue?" Kata Reni yang sadar dengan kehadiran Vero.
"Gue bawa pulang." Jawab Vero dengan santai.
"Apaan sih lo, balikin!" Sarah greget dengan tingkah Vero.
"Urusan lo apa? Yang punya aja diem." Vero malah lebih santai menjawabnya.
"Balikin gak!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Vero & Vera
Teen Fiction- Hal yang paling bahagia adalah ketika saya menjadi seseorang yang bisa membuatmu tertawa lepas tanpa ada beban - Vero Fariz Pratama - aku akan menunggu saat itu dimana kamu dan aku menjadi kita tanpa ada kata dia - Vera Khanza Wijaya