Vera terpaksa menyusuri setiap lorong sekolah demi menemukan Vero. Untung saja ketika sedang berjalan di depan ruangan praktik Biologi Vera menemukan Eky yang sedang berdiri sambil memegang sebuah permen karet.
Setelah bertanya dimanakan Vero sekarang. Vera segera menuju ke runag kelas Vero. Rungannya tidaj jauh dari kelas Vera hanya saja kali ini terasa jauh karena tadi Vera sempat memutari setiap sudut Sekolah.Sebelum masuk ke kelas laki-laki itu, Vera mengetuk pintunya walaupun Vera yakin bahwa tidak akan ada satu telinga yang mendengarnya.
Vera meletakan satu botol air mineral di atas meja Vero kemudian duduk di kursi sebelah Vero."Kamu kenapa tadi?" Tanya Vera menatap Vero serius.
"Jadi kalian udah jadian?" Tanya Tiyo yang sedang meminjam buku tugas dengan gebetannya.
Vera tidak menghiraukan perkataan Tiyo.
"Vero." Ucap Vera kemudian menggenggam punggung tangan Vero.
Vero menoleh ke arah Vera.
"Aku mau dengar pendapat kamu boleh?" Kata Vero.
Vera mengangguk.
"Kalau aku mengingatkan Niko supaya dia gak terjerumus ke hal yang negative apa aku salah?" Ucap Vero menatap Vera dengan serius.
Vera menggeleng.
"Kalau yang aku ingatkan gak terima terus dia marah, apa itu boleh?" Tanya Vero masih menatap Vera dengan serius.
Vera terdiam beberapa detik. "Kalau urusan dia terima atau enggak itu bukan salah kamu atau salah dia. Kamu udah ngingetin dia itu udah bagus. Tandanya kamu itu teman yang peduli terhadap teman yang lain." Ucap Vera berusaha meyakinkan Vero.
"Ra." Panggil Vero lirih.
"Apa?"
"Makasih Ra. Kamu udah ada di samping aku disaat keadaan aku memang benar-benar membutuhkan dukungan seseorang yang aku sayang." Ucap Vero dan berhasil mengukir senyuman di wajah Vera.
Selang beberapa menit. Ponsel Vero berdering dan menampilkan nama Sazkya di layar ponselnya. Vera yang sadar dengan berderingnya ponsel Vero, Gadis itu melirik dan sedikit heran dengan nama yang tertera disana.
Vero menggeser icon berwarna hijau. Kemudian menempelkan benda persegi panjang itu di samping telinganya.
"Jangan bercanda napa!" Ucap Vero kesal ketika mendengar penjelasan dari seberang. "Yaudah lo kesana naik angkot. Gue langsung ya." Ucap Vero setelah mendengar penjelasan selanjutnya lalu menutup sambungan.
Vera bertanya kenapa kepada Vero namun tidak mengeluarkan suara. Tanpa berfikir panjang Vero mengacak pelan rambut Vera dan berkata. "Nanti pulangnya minta di antar sama Eky aja ya. Aku gabisa antar kamu pulang. Aku ada urusan yang mendesak." Ucapnya lalu berjalan meninggalkan Vera di kelas.
Vera hanya bisa menatap punggung Vero yang semakin lama tidak terlihat karena terhalang oleh dinding kelas dan pintu.
"Dia kenapa Ver?" Tanya Rini yang sedang berada di kelas Vero.
Vera menjawab dengan menggidikan bahunya tidak mengerti.
"Lo ngapain disini?" Tanya Vera bingung menatap Rini dan bergantian menatap Fariz.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vero & Vera
Teen Fiction- Hal yang paling bahagia adalah ketika saya menjadi seseorang yang bisa membuatmu tertawa lepas tanpa ada beban - Vero Fariz Pratama - aku akan menunggu saat itu dimana kamu dan aku menjadi kita tanpa ada kata dia - Vera Khanza Wijaya