VII

2.6K 305 52
                                    

"Hai, Mark."

"Koeun?!"

---

Koeun pun mengembangkan senyumnya saat melihat kehadirannya Mark.

"Koeun? Jadi kau yang menungguku?"

"Ahahaha, iya. Tidak mengganggu kan?"

"Tentu tidak."

Kembali, keduanya saling terdiam. Selalu seperti ini, apalagi ditambah dengan fakta bahwa Mark kini sudah memiliki seorang 'pacar'.

"Mau kemana?"

"Anak-anak pada nitip makanan, jadi aku keluar. Kau sendiri?"

Gadis itupun tersenyum tipis, "jika kau tak keberatan, maukah kita minum teh bersama? Aku yang traktir, yaa sebagai ucapan selamat."

Jujur saja, terasa sakit bagi Koeun saat mengucapkan kata selamat itu. Terutama, Mark, ia juga dapat merasakan bagaimana sakitnya gadis itu saat mengatakan kata terima kasih itu.

"Benarkah?"

"Iya, ayoo!"

---

Uap hangat dari poci teh keluar dengan cukup banyak.
Menemani dua remaja yang sedang menyesap teh masing-masing.

"Kau beruntung mendapatkannya."

"E-eh? Ah, terlalu berlebihan kau itu. Dia sama seperti gadis biasa kok."

"Tck, pacar sendiri tidak kau puji. Kau bukan lah pacar yang romantis, Mark." Ucap Koeun sembari menaruh gelas berisi teh hijaunya.

Mark pun menghela nafas rendah dan tersenyum miris. Tanpa ia sadari, Koeun melihat senyuman itu dan memandang pria itu penuh tanya.

"Ada apa, Mark?"

Mark yang merasa terpanggil pun menatap Koeun dan kembali tersenyum.

"Hhmm, sebenarnya.."

"Kenapa?"

Sungguh, Mark bingung. Di sisi lain, ia tidak ingin mengkhianati kesepakatan antara dirinya dengan Arin.
Tapi, di sisi lain, ia tidak ingin Koeun salah paham.

"Bisakah kita mulai dari awal lagi? Di mana aku mendekatimu seperti dulu."

Sontak Koeun mengernyitkan dahinya bingung. Bagaimana bisa, Mark yang notabennya sudah memiliki kekasih bisa berpikir untuk mendekati gadis lain.

"Selain tidak romantis, kau benar-benar pria yang suka berseling--"

"Tidak. Ini salah paham. Hubunganku dengan Arin hanya permainan agensi semata. Kami juga memiliki perjanjian."

Manik bulat Koeun terbelalak sempurna. Ia tidak menyangka, agensinya bisa setega itu membuat skandal untuk artisnya yang bisa dibilang masih berumur belia atau terbilang masih kecil, seperti Mark.

Oke, kini Mark mengkhianati perjanjiannya dengan Arin. Dan bisa dibayangkan bagaimana jika gadis itu tahu, kalau Mark telah memberitahu Koeun.

"Ba-bagaimana bisa?"

"Ceritanya panjang. Aku akan menceritakannya lain kali. Jangan beritahu siapapun tentang ini."

"Tentu saja, aku juga tidak mau image mu hancur."

"Kau peduli padaku, hm?" Ucap Mark sembari menatap Koeun dengan tatapan menggoda, yang membuat semburat merah terlihat jelas di kedua telinga milik Koeun.

Mark pun mengacak rambut gadis itu gemas, "kau tidak pernah berubah."

Iya, Koeun tetaplah Koeun yang sama di mata Mark. Dan tidak akan pernah berubah. Begitu juga dengan persaannya. Tetap sama seperti pertama kali mereka bertemu.

ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang