XXXII

1.9K 249 45
                                    

"Jeno?!"

---

Tidak ada yang pria itu ucapkan. Hanya sebuah senyum manis yang mendampinginya.

Ia tahu, sosok gadis yang berada tepat di hadapannya kini benar-benar sedang mengalami masa sulit.

"K-kau kemari?"

Lihat lah, nada suaranya juga sudah sangat bergetar yang menandakan ia sudah tidak bisa menahan tangisnya lagi.

"Maafkan aku, sudah datang di saat yang tidak tepat."

"Aku terlalu lemah ya?"

"Tidak, kau bahkan wanita terkuat yang pernah aku kenal. Maka dari itu, aku menyukaimu."

Mata cantik itu sontak menatap Jeno. Sebuah kata 'menyukai' keluar dengan bebasnya dari kedua bibir tipis Jeno.

Dan di saat bersamaan Arin mengingat sesuatu yang pernah pria itu katakan padanya.

"Jen??"

"Iya, nunna?"

"Ungkapanmu waktu itu, apakah masih berlaku?"

Jeno pun mengernyitkan keningnya bingung.

Ungkapan?

Yang mana?

Jangan-jangan..

"Yang mana, nunna?"

"Kau ingin menjadi setidaknya sedikit dari kebahagiaanku dan kau ingin menjadi pelindungku yang akan menjagaku. Apakah itu masih berlaku?"

Benar
Jeno, masih mengingat dengan jelas ungkapannya saat itu.

Ungkapan yang ia ucapkan dalam kurung waktu yang tidak tepat.

Ia pasrah akan jawaban gadis itu. Jika pun, Arin mengatakan tidak, ia bisa maklum. Tidak mudah beralih dari orang yang sudah membuatnya jatuh ke dalam rasa sayang dan cinta.

Walaupun harus diawali dengan paksaan dan diakahiri dengan kekecewaan.

"A-ah, perkataanku waktu itu. Tidak perlu nunna ingat persoalan itu."

"Aku akan menjawabnya."

"H-hah?"

Arin pun membenahi posisi duduknya dan mencoba menarik nafasnya sebelum mengucapkan jawaban untuk Jeno.

Jawaban yang ia sendiri tidak yakin.

"A-aku menerima pernyataanmu itu."

"Apa?!"

---

1 bulan kemudian..

Kini, sudah satu bulan berlalu semenjak Arin menerima pernyataan dari Jeno.

Dan bisa dibilang, keduanya sudah resmi menjadi sepasang kekasih, tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.

Kecuali..

Ya, kecuali, hati yang tidak ada yang tahu apa isinya.

Dan kabar jadiannya kedua idol rookie itu sudah sampai pada telinga semua member grup masing-masing.

Termaksud, 'mantan' kekasih dari Arin, Mark.

Jujur saja, awal pertama kali pria itu mengtahui bahwa sang adik telah menjalin hubungan dengan gadis itu, reaksinya terkejut bukan main.

Tapi, mau bagaimana lagi, ini semua kesalahannya dari awal. Menyia-nyiakan apa yang sudah jelas ada di depannya.

Dan kini, ia harus ikhlas dengan hubungan adiknya dengan gadis itu.

Berpikiran untuk mencari yang baru?

Mark mungkin belum ada pikiran ke sana, menurutnya rasa sayang dan cintanya pada Arin tidak bisa dipindah tangankan kepada siapapun saat ini.

"Hyung??"

"Eh, Renjun. Ada apa?"

Renjun pun menghampiri kakak tertuanya di NCT Dream itu. Dan menempatkan dirinya tepat di hadapan sang kakak.

Iya, keduanya kini ada di ruang makan, tepatnya di dorm NCT Dream. Tidak ada orang di sini, hanya mereka berdua.

Jaemin, ia masih harus menjalani beberapa perawatan.

Haechan dan Chenle, ada les, tapi beda tempat dan beda mata pelajaran juga.

Jisung, masih sekolah, karena ada pelajaran tambahan.

Dan, Jeno, ia sedang jalan dengan Arin.

Cukup membuat Mark menarik nafas berat mendengar aktifitas yang Jeno lakukan sore ini.

Kembali, lagi pada kedua kakak beradik ini.

Renjun, pria itu menatap kakaknya intens.
Antara kesal dan prihatin ada di dalam tatapannya.

"Kau mengasihaniku?"

"Sedikit, hyung. Tapi, ini semua kesalahanmu."

"Kau sudah tahu semuanya, hn?"

"Aku tahu bahkan jauh sebelum Jeno dan Koeun nunna tahu. Ceritanya panjang, tapi intinya, aku mendengar semua pembicaraanmu, Arin nunna, dan sajangnim saat itu."

"Aah, ternyata ada yang tahu dengan sendirinya. Sudah tahu juga kan, bagaimana bajingannya aku?"

Helaan nafas kecewa terdengar begitu jelas di telinga Renjun.
Ia tahu, bagaimana kecewanya sang kakak saat ini.

Dan tak selang beberapa lama, terdengar suara isakan dari hadapannya.

Benar saja, kini Mark mulai menangis.
Kakaknya yang selama ini ia kenal kuat, kini benar-benar jatuh lemah dan tak berdaya.

"Hyung kau menangis?"

"Tidak, ini hanya buangan dari segala kebodohanku atas apa yang pernah aku sia-siakan."

T
B
C

Maaf, makin kesini, makin dikit dan makin ga jelas wkwkwk :v

Jangan lupa vomentnya yaa :)

ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang