XXIII

1.9K 252 94
                                    

'Kami tidak ada hubungan, sajangnim. Tapi, aku telah terlanjur mencintainya, walaupun harus dikecewakan sekejam ini olehnya. Kau benar-benar sudah keterlaluan, Lee Minhyung.'

---

Arin berjalan gontai menuju dormnya.
Semua yang baru saja ia dengar membuatnya benar-benar semakin pusing.

Kecewa, sedih, dan sakit tercampur menjadi satu.
Perasaannya berantakan tidak karuan.

"Aku pulang."

Tidak ada penghuni di rumah.
Ah, mereka sedang ada latihan. Bagus lah, setidaknya Arin tidak dihujani oleh beratus pertanyaan yang semakin membuatnya bingung.

Ia merebahkan dirinya di kasur putih empuknya.
Memandangi langit-langit rumah. Dan tak terasa, setetes dua tetes mengalir dari manik cantiknya.

"Bodoh!!"

---

Matanya yang tajam dan terlihat hampa. Tidak seperti biasa. Sungguh, membuat semua kakaknya khawatir dengan kondisi sang adik saat ini.

"Kau yakin tak apa?"

"Hhmm, ya sudah, aku berangkat dulu, ya."

"Tidak sarapan?"

"Di sekolah saja. Aku berangkat!"

Bahkan langkahnya pun terlihat sedikit oleng.
Menghabiskan waktu semalaman untuk menangis, benar-benar membuat seluruh tenaganya habis.

Bodohnya, ia masih memikirkan perasaannya pada pria itu.
Dunia ini aneh dan kejam.

---

"Rin? Arin? Choi Yewon?"

Tidak ada jawaban dari gadis itu. Mark pun menatap gadis itu heran. Tidak biasanya seorang Arin mengabaikannya.

Bahkan, sedaritadi ia sudah mengganggu gadis itu. Dari meniup-niup poninya dari kejauahan, hingga nenggoyang-goyangkan meja supaya ia dapat perhatian dari gadis itu.

Tapi, hasilnya berbalik 360 derajat dari yang ia inginkan.
Tidak ada reaksi dari gadis itu. Entah ia terlalu serius atau apa, hingga gadis itu mengabaikan dirinya.

'Aneh, kenapa ia tidak seperti biasanya?'

---

Hari ini, baik Mark dan Arin keduanya memutuskan untuk izin bersama di tengah pelajaran.

Iya, tidak salah lagi. Ada jadwal yang bersamaan antara NCT 127 dan Oh My Girl, yang membuat keduanya harus meninggalkan kelas lebih awal dan meninggalkan kedua temannya, Mina dan Kangmin yang mulai merengut kesal, akibat harus ditinggal izin lagi oleh sepasang 'kekasih' itu.

Kini, Mark dan Arin memutuskan mengambil jalur yang sama untuk menuju tempat penampilan mereka.

Suasana perjalanan diwarnai oleh kedinginan, suatu hal yang sangat Arin benci. Tapi, mau bagaimana lagi, ia sudah berjanji juga dengan Koeun. Lagi pula, sandiwara ini akan segera berakhir.

"Rin? Kau baik-baik saja, kan?"

"Hhmm."

Mark yakin, Arin tidak sedang lagi PMS. Jika, iya, tidak biasanya gadis itu sedingin dan sediam itu padanya.

"Ah, Rin. Nanti habis tampil, ada yang ingin aku bicarakan."

"Ya sudah."

"Kutunggu di taman ya."

"Hhmm."

---

Selesai penampilan, semua bintang tamu kembali ke backstage mereka masing-masing.
Tanpa terkecuali, Mark dan Arin.

ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang