[Part 7] Problem (1)

4.1K 228 19
                                    

"Pernahkah kalian merasa dipermalukan dan disakiti seperti binatang? Itu yang aku rasakan saat hidupku selalu terlibat dengannya" -Change My Mind

●●●

"Iya sama sama tante" ucap Navis sambil memakan roti selai kacang yang diberi toping keju oleh Angel. Ketika roti dan susunya sudah habis Naura kembali ke kamarnya untuk mengambil buku fisika milik Navis yang sewaktu itu ia pinjam. Ralat. Yang sewaktu itu dipinjamkan oleh Andre. Naura hendak menitipkan buku yang ia tahu milik Andre ke Navis. Padahal buku itu adalah buku milik Navis.

Saat ia sudah sampai dikamar ia buru buru mencari buku fisika milik Andre. Namun hasilnya nihil. Ia ingat bahwa buku itu ia taruh di atas meja belajarnya. Tapi sekarang sudah tidak ada.

Ia langsung turun dari kamarnya menuju ke sofa di ruang tamu.

"Lo abis kemana?" Tanya Navis.

"Nyari buku fisikanya Andre. Tapi nggak ada" jawab Naura sambil menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal.

"Itu nanti aja" ucap Navis. Setelah itu Angel datang.

"Loh. Kok kalian belum berangkat sayang?" Tanya Angel pada keduanya.

"Ini mau berangkat mah" jawab Naura kepada Angel. Setelah itu Naura mencium punggung tangan Angel begitupula dengan Navis.

"Yaudah kita berangkat tante" ucap Navis lalu tersenyum ke arah Angel. Senyuman yang memabukan.

Setelah itu Naura berjalan keluar mendahului Navis. Lalu Navis menyusul. Navis langsung menuju ke motornya dan duduk di motor. Tanpa aba aba Naura langsung menaiki motor ninja yang dibawa oleh Navis. Navis pun menyalakan motornya dan meninggalkan rumah Naura.

○◎○


Setelah motor yang dikendarai oleh Navis berhenti dihalaman parkir sekolah, Naura langsung turun. Banyak tatapan mata yang selalu memandanginya dengan tatapan mengintimidasi setiap berangkat kesekolah bersama Navis.

"Makasi udah nganterin" ucap Naura singkat, lalu meninggalkan Navis.

Naura berjalan kearah kelas sambil menyusuri koridor sekolah. Setelah sampai didalam kelas. Ia mendapat senyuman dari Jesica dan teman temannya yang lain.

"Hai Nauraa" sapa Malvin dengan wajah yang tampan dan genit.

"Pagii Nauraa" sapa Joy yang mendapat tonjokan dari Malvin, Putra, dan Dilmix.

"Hai. Pagi juga" ucap Naura sambil tersenyum manis kearah mereka.

Bel sekolah pun berbunyi tanda masuk kelas. Semua siswa siswi berbondong bondong masuk ke kelas dan duduk di kursi masing masing. Karena sekarang adalah pelajaran guru fisika yang terkenal sangat galak dimata para siswa siswi SMA Harapan. Namanya adalah Bu Intan. Guru itu juga terbilang muda, namun karena kejudesannya lah ia terlihat seperti nenek sihir dimata para siswa di sekolah.

"Ra, lo tau nggak yang nomor 2?" Tanya Jesica pada Naura sambil menyodorkan soal kehadapan Naura.

"Emangnya lo nggak belajar?" Tanya Naura balik.

"Belajar si" jawab Jesica sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Terus kenapa lo nggak tau soal ini sih? Ini kan gampang" ucap Naura sambil menjitak kepala Jesica. Lalu Jesica hanya menyengir menampilkan sederet giginya. Setelah itu Naura langsung mengajarkan Jesica bagaimana cara menyelesaikan soal fisika nomor dua tersebut.

Bel istirahat pun telah tiba. Bel yang paling sering ditunggu tunggu oleh siswa siswi dimanapun. Naura duduk bersama gerombolan sahabatnya. Tiba tiba seorang cewek dan satu temannya datang dan menggebrak meja yang Naura dan sahabatnya duduki.

Change My MindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang