dua

46 3 0
                                    

Lelaki yang memasang wajah datarnya dan rani tidak sengaja bertemu pandang dengannya, teduh. Namun rani melihat ada sedikit kekecewaan disana.
Entahlah, siapa dia. Rani tidak peduli.
rani mencoba memejamkan matanya, beratnya hari ini seakan menghapus semua luka yang ia dapat tadi malam.

Ketika ia melihat arka menyatakan cinta kepada bella. Sungguh, detik itu juga rani ingin menghentikan waktu jika ia bisa. sakit rasanya.
arka yang selama ini dekat denganya, orang yang selalu bersama rani kini telah menemukan cintanya.

*
Ruangan ini sudah mulai gelap, hanya terdapat sedikit cahaya matahari yang masuk melalui masing-masing jendela.
Rani terbangun dari tidurnya, matanya sempat mengerjap-ngerjapkan beberapa kali. Sekarang sudah pukul 5 sore. Rani bergegas menuju ke kamar mandi. rasanya membersihkan tubuhnya akan membuat dirinya lebih baik.

Setelah mandi tadi rasanya membuat dirinya sedikit lebih baik.
Mata rani menatap layar televisi di hadapannya. Namun pikiran masih melayang-layang di udara. Kejadian kemarin malam sekilas terlintas di pikirannya.

Dia harus bagaimana?ikut Bahagia karena melihat arka juga bahagia? Atau kah marah karena bella sahabat nya itu yang menjadi kekasih arka?
Ya, bella lah perempuan beruntung itu. Perempuan yang bersama arka kemarin malam. Sungguh, itu lebih sakit.

Bagaimana tidak, bella adalah sahabat dekatnya. Bahkan rani selalu menceritakan tentang arka padanya. Namun sekarang bella yang bersama arka, bella yang disukai arka.
"Gue harus apa?" Lirih rani. rasanya ingin sekali rani marah dan menjauhi bella. Tapi itu tidak mungkin, bella juga tidak sepenuhnya salah. pasti bella juga tidak bermaksud untuk merebut arka darinya.

Tapi hati ini masih sakit, hal ini membuat seperti lubang di hatinya.
"Gue patah hati" .
"Gue ngerasa hancur".

*
"Pagi rani sayang" rani baru menginjakan kakinya di dalam kelas. suara itu sangat kencang. Rani yakin satu kelas ini mendengarnya.

"Muka lo udah di tekuk aja , masih pagi tau" rani terus berjalan menuju mejanya, ia duduk tanpa melihat orang yanga ada disampingnya. Sepertinya vinka sudah tidak waras. Menyapanya dengan suara yang bervolume besar dan dengan kata 'sayang' mendengarnya membuat ia ingin muntah. bagaimana kalau ada yang menganggap mereka berdua lesbi .

"Berisik lo, masih pagi"
"Oke"
Vinka menyumpalkan headset ke telinganya. Lalu mulutnya bernyanyi dengan bahasa yang rani yakini itu, bahasa korea.

*
Pelajaran hari ini sangat membuatnya lelah. Pelajaran olahraga yang membuatnya harus lari mengelilingi lapangan 25 kali putaran. Rani rasa guru olahraga itu tidak mempunyai perasaan.

Rani sudah membeli dua botol air mineral. Rasanya dua saja masih kurang. Semua cairan ditubuhnya sepertinya sudah hilang saat lari tadi.
Rani meneguk airnya lagi, namun matanya melihat sesuatu yang tidak asing. Lelaki itu, kenapa dia ada di kantin?setau rani ini masih jam pelajaran.

"Uhukkk" rani tersedak, sakit sekali rasanya. hingga ia mengeluarkan sedikit air mata. Huh, kenapa melihat dia membuatnya tersedak seperti ini.

Tanpa rani sadari ada sepasang mata yang diam-diam menperhatikannya sedari tadi. Saat rani dan vinka masuk kedalam kantin , vinka yang teriak-teriak karena merasakan badannya yang sakit, saat rani membeli dua botol air mineral, lalu vinka yang meninggalkan rani sendirian karena ia ingin mengganti pakaiannya.

Rani berjalan meninggalkan tempat ini, ia akan menyusul vinka, pasti vinka masih ada di kamar mandi untuk mengganti pakaiannya pikirnya.

Merdu untukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang