sebelas

23 0 0
                                    

"Lo yang pernah gue tabrak kan?"

Dito sedikit menajamkan pandangannya pada gadis dihadapannya "Btw, gue kemarin udah nganterin lo pulang aja ya? Padahal gue sebelumnya belum tau nama lo."

Merasa ditatap seperti itu,membuat jantung ini tambah berdebar-debar. Membuatnya jadi salah tingkah sendiri huh.

"Hm,iya hehe. Gue kira lo lupa,atau mungkin nggak inget sama sekali. Nggak apa-apa kok,makasih sebelumnya,karena udah pernah nganterin gue pulang." Rani tersenyum kikuk, memandangi dito yang masih menatapnya.

                            ****

Suara riuh tepuk tangan menghiasi tampat ini. acara ini dihadiri banyak sekali remaja-remaja. bahkan mereka juga ada yang datang bersama kekasihnya.

Rani dan vinka memutuskan untuk meninggalkan lapangan yang menjadi tempat utama acara pensi sekolahnya. Sinar matahari yang terik ,berhasil membuat tenggorokan mereka kering dan membutuhkan sesuatu untuk menyegarkan.

Dengan hati-hati mereka berhasil menerobos tubuh-tubuh para penonton disini,mengarahkan langkah kakinya untuk menuju tempat yang disediakan panitia sebagai tempat jajanan .

"Ran, lo mau beli apa?" Tanya vinka sambil melihat stand-stand yang ada disekitarnya.

"Gue mau air mineral dingin aja deh,haus banget."

"Yaudah, lo disini aja ya? Gue aja yang beli. Jangan kemana-kemana." Ucap vinka yang mulai hilang dari pandangan rani.

Keadaan disini sangat ramai,setiap stand makanan dan minuman sepertinya penuh dengan para pembeli. Sebenarnya ada satu hal yang mengganjal di pikiran dan juga pada hatinya.

Rani,belum melihat tanda-tanda kehadiran lelaki itu, Dari awal acara hingga saat ini. tetapi dalam hati kecil rani, ia yakin bahwa dito tidak akan datang ke acara pensi ini.
Mengingat, bahwa dito tipe cowok yang sedikit berantakan,cuek,dan dingin. Mana mungkin dia mau dateng ke acara kayak gini?

Kepalanya sedikit ia jenjangkan untuk melihat vinka yang masih harus mengantri untuk membeli minuman. Namun matanya menangkap suatu objek yang tidak asing dimatanya. Dito! Ada dito ! Dia berjalan beriringan bersama teman-teman yang sepertinya geng sterid .

Dengan pakaian kaos hitam dan juga celana jeans yang ada ditubuhnya, membuat aura berbeda pada dirinya. Sungguh, dito lebih terlihat menawan walaupun dengan pakaian sederhana itu.

Rani melangkah mundur ,mendekati pohon besar yang berada dibelakangnya. Ia memilih untuk memperhatikan dito dari sini. Cukup aman baginya, agar dito tidak dapat melihat nya.

"Ini rani, minuman lo" suara vinka berhasil mengalihkannya dari aktivitas memperhatikan dito. Wajah sahabatnya itu sudah di basahi oleh keringat. Pasti dia sangat lelah saat mengantri.

"Makasih ya vin."

Vinka menganggukan kepalanya,lalu dengan cepat menghabiskan es teh yang ia pegang di tangan kanannya.

Tangan vinka bergerak memegang tangan rani dan menarik rani lagi, untuk menuju ke tengah lapangan dengan jumlah penonton pensi yang sudah lebih banyak dibandingkan sebelumnya. Mungkin karena sebentar lagi, ada bintang tamu yang akan tampil di panggung itu.

Melewati keramaian memang bukan hal yang mudah. Rani harus fokus  melangkahkan kakinya, didepan nya vinka terus membukakan jalan untuk mereka lewati. Tidak jarang vinka mendapat umpatan karena ia berhasil mengusir mereka dari tempatnya. sungguh kejam.

Vinka menghentikan langkahnya dan melepas genggamannya pada tangan rani. "Akhirnya dapet juga,huh..capek juga ternyata,ngelewatin orang sebanyak itu." Tangannya bergerak disekitar keningnya ,membersihkan setiap bulir keringat yang menempel disana.

Rani juga merasakan hal yang sama,kakinya sedikit nyeri. Ia sempat beberapa kali tersandung saat di tarik vinka tadi.

"hivi kok lama banget sih, nggak muncul-muncul dari tadi. Gue udah pegel,"

"sabar ..vin." rani tidak tahan mendengar suara vinka yang cempreng itu mengucapkan kalimat itu berkali-kali.

Vinka memang merupakan salah satu fans hivi. Menurut vinka, lagu-lagu hivi itu selalu mempunyai makna yang tersirat. Entah lah, rani tidak terlalu tau tentang hivi.

Merdu untukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang