empat

29 3 0
                                    

ketika, kurasakan sudah
ada ruang di hatiku yang kau sentuh
dan ketika, ku sadari sudah
tak selalu indah cinta yang ada

mungkin memang, ku yang harus mengerti
bila ku bukan yang ingin kau miliki
salahkah ku bila
kau lah yang ada di hatiku

adakah ku singgah di hatimu, mungkinkah kau rindukan adaku
adakah ku sedikit di hatimu
bila kah ku mengganggu harimu, mungkinkah kau inginkan adaku
akankah ku sedikit di hatimu

bila memang, ku yang harus mengerti
mengapa cintamu tak dapat ku miliki
salahkah ku bila
kau lah yang ada di hatiku

kau yang ada, di hatiku

*
Ulangan fisika tadi membuat isi kepalanya ingin pecah. Rani paling lemah dalam menghitung atau menghafal rumus.
Tapi ia malah memilih jurusan ipa.

Rani dan vinka sekarang sudah berada di kantin. Vinka telah memesan tiga porsi mie ayam dan tiga es teh.
Vinka juga merasakan hal yang sama seperti rani. Tidak tanggung-tanggung, ia memesan dua porsi sekaligus untuk dimakan. Sedangkan rani lebih memilih memesan es teh dua, untuk dirinya dan juga kepalanya yang harus di dinginkan karena mengerjakan ulangan tadi

Sepertinya Kantin memang selalu ramai.
Rani memperhatikan sekelilingnya, banyak sekali kaka kelas disini. Mereka membuat suatu kumpulan sendiri. Meja yang mereka tempati tidak jauh dari meja rani dan vinka. Sampai akhirnya mata rani melihat lelaki itu lagi ! Dia tidak sendiri, dia bersama ardi dan juga teman-teman nya. Sepertinya mereka satu geng.

Deg

Saat rani memperhatikannya lelaki itu juga melihat. Mata mereka bertemu pandang . Rani segera membuang pandangannya , menatap lantai-lantai kantin ini.
Jantung ini rasanya ingin melompat keluar dari tempatnya. Rasanya ingin pulang saja kalau seperti ini, bisa-bisanya ia ketahuan saat memperhatikan lelaki itu.
"gue malu semalu malunya orang malu akh"

*
Rani sudah berada di depan gerbang sekolah untuk menunggu arka yang ingin menjemputnya. Sekarang pukul 17.00 , sekolah sudah sepi. Sebenarnya jam pulang sekolah pukul 15.40 , rani menghabiskan waktunya hanya di dalam perpustakaan. Rani memang bukan orang yang suka membaca hanya saja di dalam perpustakaan ada AC yang begitu banyak sehingga membuat rani nyaman.

"Lo nungguin siapa?"

Rani tersentak, jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Rani tidak percaya apa yang ada dihadapannya kini. Lelaki itu...menanyakan pada siapa?
Rani menolehkan kepalanya , matanya menyusuri sekitar. Oke, rani yakin sekali tidak ada orang lain selain dirinya dan dia.

" sekolah udah sepi, kalau mau sore katanya banyak begal ." lelaki itu menatap nya datar masih sama seperti sebelumnya.
"gue nungguin temen." rani hanya memperhatikan jalan di depannya . Hanya ada beberapa kendaraan yang melintasi.

Cling

Arka : maaf ran , gue gabisa jemput . Motor gue ban nya bocor.
Arka : besok aja oke?

Rani menggigit bibirnya dan menghembuskan nafasnya.
Bagaimana ini, jika ia sendirian disini. Bagaimana jika benar -benar ada begal.

"Lo engga jadi dijemput ya?" Pertanyaan itu berhasil menyadarkan rani dari lamunannya.
"Hmm, iya . Engga jadi di jemput."
"Rumah lo dimana?"
"Perumahan angsana."
"Kita searah, lo bareng gue aja" lelaki itu seperti menggu jawaban. Rani hanya mengangguk-kan kepalanya. Dan langsung menaiki motor lelaki ini dengan hati-hati.

*
Sejak tadi hanya keheningan yang ada. Mereka fokus dengan pikirannya masing-masing. hanya derum mesin motor ini yang terdengar dan hembusan angin sore yang terasa. Rani memeluk dirinya sendiri , angin yang menerpa tubuhnya terasa dingin.
jarak rumah rani sebenarnya tidak terlalu jauh, namun sekarang , saat bersama lelaki ini. jarak rumah nya terasa jauh.

Rani selalu merasakan suatu perasaan yang berbeda setiap melihat dia dan sekarang perasaan itu semakin menjadi-jadi saat bersamanya.

'Apa gue suka sama dia?' Pertanyaan itu terlintas di pikirannya, entahlah rani juga tidak tau. Apa mungkin ia bisa jatuh cinta lagi secepat ini. Atau ia hanya terpesona dengan lelaki yang ada di hadapannya ini.

Merdu untukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang