tujuh

23 2 0
                                    


*
Tidak terasa sudah sebulan rani bersekolah di sekolah barunya . Dan selama sebulan itu ia menjadi sering melihat dito. Semakin lama perasaan ini semakin kuat. Perasaan mencintai seorang dito?
Walaupun rani belum sepenuhnya mengerti dengan perasaan yang bersarang di hatinya ini.

Sepulang sekolah tadi, rani lebih memilih berada disini. Taman yang ada di dekat sekolahnya.
Rani sangat menyukai tempat ini, air mancur yang dihiasi banyak bunga di sekelilingnya membuatnya nyaman . Taman ini juga tidak terlalu ramai, membuat rani bisa menjernihkan pikirannya yang sudah sangat jenuh.

Biasanya rani selalu kesini dengan bella, untuk mengerjakan tugas sekolah, atau hanya sekedar menghilangkan rasa jenuh mereka . Tapi sekarang, keadaan sudah berubah. Bagi rani, bella seperti asing saat ini.
Sebenarnya rani ingin memaafkan bella, namun hati dan mulutnya berbeda .

Rani dan bella sudah berteman sejak smp, namun hanya karena masalah arka mereka menjadi jauh seperti ini?
Rani tau bahwa ia salah, seharusnya rani tidak bersikap seperti ini pada bella.

"Kok gue engga pernah liat bella di sekolah ya?"

Pertanyaan itu terlintas di pikirannya, Rani tidak pernah melihat bella lagi disekolah . Bahkan arka juga tidak pernah menghubunginya lagi setelah mereka berdua pergi untuk membeli sebuah hadiah.
Saat arka menjemputnya , arka meminta rani untuk menemaninya membeli sebuah hadiah. Lebih tepatnya hadiah untuk bella. Arka sengaja mengajak rani karena rani pasti tau kesukaan bella.

Saat berada di toko boneka, rani menyusuri setiap rak-rak boneka yang ada disini. Tangan rani terangkat untuk mengambil sebuah boneka panda yang berukuran besar. Rani dan bella sangat menyukai hewan yang mempunyai kantong mata itu.

"Ini ka, " rani memberikan boneka panda itu ke hadapan arka. Arka melihatnya sambil tersenyum. Senyuman itu hampir membuatnya tidak bisa bernapas, seketika ruangan yang dingin ini malah terasa panas sekarang.
"Bella suka panda ya?" Rani hanya menganggukan kepalanya . Mencoba menetralisir perasaan yang muncul saat ini.

Tes

Setetes air yang jatuh di pipinya itu, menyadarkan rani dari lamunannya. Rani mengadahkan kepalanya, langit sudah mulai gelap. Rintikan hujan yang turun sudah mulai membasahi seragamnya.

Rani berlari ke arah halte bus yang berada di sudut taman. Tangannya kanannya ia gunakan untuk melindungi kepalanya dari air hujan yang turun.

"Hujan lagi, gimana caranya gue pulang?,"

hujan yang turun, semakin lama semakin deras. Rani hanya dapat melihat melihat taman yang ada didepannya sekarang sudah sepi, hanya ada beberapa orang yang sedang berteduh seperti dirinya.

"Lo belum pulang?," rani menoleh ke asal suara itu, ia terkesiap. Sejak kapan dito disini?

"Eh lo, kok bisa ada disini?" Mata rani masih menatap dito dengan pandangan tidak percaya, kenapa lelaki ini tiba-tiba sudah ada disini.
"Kebetulan lewat,sekalian neduh" rani melihat baju seragam yang dito pakai sudah sangat basah. Dito belum mengganti seragam sekolahnya, sepertinya dia belum pulang ke rumah.

Rani merasakan angin malam saat hujan seperti ini menambah rasa dingin yang menyelimuti kulitnya.
"Nih,pake"
"Baju lo udah basah tuh, nanti lo sakit"
Rani hanya memandangi jaket yang ada di hadapannya . Ia merasa tangannya sulit untuk bergerak, untuk meraih jaket itu.

Dito melangkahkan kakinya, sekarang dia sudah benar-benar berada sangat dekat dengan tubuh rani. Rani mematung, ia tidak berani melihat mata dito. Tangan dito bergerak dan memakaikan jaketnya di punggung rani

"Cuma diliatin doang, bukannya diambil" dito hanya menatap rani sekilas,lalu berjalan menjauh dari hadapan rani.

"Makasih,"
"Sama-sama."

Merdu untukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang