enam

22 2 0
                                    

*
Seperti biasa dua porsi mie ayam dan dua gelas es teh , sudah ada dihadapan mereka sekarang.
Rani dan vinka lebih memilih berada dikantin dan tidak mengikuti pelajaran dikelas karena menurut vinka, jika mereka berada didalam kelas dengan keadaan 'tidak ada guru yang mengajar' itu akan sangat membosankan.

"Vin, kayaknya kita makan mie terus ya?"
"Yang paling enak ini,"
"Takut sakit gue." sedari tadi rani masih memaikan mie ayamnya dengan sumpit. Ia masih belum mau memasukan mie itu kedalam mulutnya.
Rasanya berat sekali untuk melakukan sesuatu.
"Eh,eh, ran ," tangan vinka menepuk bahu rani dan tangan yang satunya menunjuk ke arah seseorang. Rani mengikuti arah jari telunjuk rani.
Dito?

"Itu dito kan ya? Dia ngapain disini. Inikan jam pelajaran."

sadar nggaksih vin, kalo kita juga disini padahal jam pelajaran (?)

Rani hanya menganggukan kepalanya. Sudah lama ia tidak melihat lelaki itu. Entah apa yang terjadi, apa dia sakit? Atau izin karena ada beberapa acara?.

Mata rani masih mengikuti setiap pergerakan dito.
Rasanya melihat dito seperti itu lebih baik dari pada saat dito berbicara. Terlihat tenang dan manis? Ah, untuk kata yang terkahir sepertinya rani masih ragu.
Matanya menyusuri setiap lekukan di wajah dito, hidung mancung dan bibir pink serta alis tebal yang rapih , rani yakin perempuan mana yang tidak menyukainya.
Tanpa rani sadari kedua ujung bibirnya mulai terangkat, menghasilkan sebuah senyuman. 

"Oh iya ran, gue mau kasih tau sesuatu" ucapan vinka tadi, berhasil membuat rani menghentikan kegiatannya yang sedang memperhatikan dito.
"Ada apa?" Rani memberikan tatapan penuh tanya kepada vinka.  Dari raut wajahnya rani yakin bahwa ini sesuatu serius.
"Gue sebenernya udah tau kalo nama dia dito, terus lo harus tau, dito itu bukan anak baik-baik kayaknya." setelah meminum es tehnya vinka menceritakannya, sudah lama sebenarnya vinka ingin memberitahu tentang hal ini ke rani. Tapi, rani yang selalu membahas tentang dito membuatnya mengurungkan niatnya .

"Maksud lo apa vin?"
"Dia itu anak sterid , geng yang ada disekolah ini. Rata-rata mereka itu anak-anak 'nakal'. Kayak suka cabut jam pelajaran, bolos, ngerokok. Terus mereka juga suka nongkrong-nongkrong gitu di cafe deket sekolah ini"
Mata rani membulat , mendengar ucapan yang keluar dari mulut vinka. Secara tidak langsung vinka memberitahu bahwa dito anak yang 'bandel' juga kan?

Merdu untukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang