dua belas

25 0 0
                                    

Tiba-tiba suara riuh tepuk tangan kembali menghiasi tempat ini. Rani dengan cepat mengarahkan penglihatannya ke panggung. Ternyata bintang tamu yang paling di tunggu itu sudah berada di atas sana, Tidak sedikit penonton yang berteriak histeris melihat idolanya tersebut.

"Halo semua..selamat siang menjelang sore , siapa yang udah nunggu hivi tampil? Angkat tangannya !" Seru vokalis hivi dari atas panggung. Membuat semua penonton disini,mengangkat tangannya. Tidak sabar menunggu penampilan hivi.

"Okoke, banyak sekali ya. Kalau gitu, kita akan membawakan satu lagu nih. Yang menggambarkan perasaan saat ada seseorang yang baru hadir di hidup kalian, namun dengan seenaknya dia datang dan pergi tanpa suatu kejelasan. Cocok nih buat kalian yang mungkin lagi nunggu seseorang atau di php-in hahaaha " ucap vokalis  perempuan dari atas sana.

"Yaudah ,kayaknya udah pada nggak sabar nih, kita akan membawakan lagu yang berjudul pelangi..semoga menikmati guys."

Suara vokalis itu disusul dengan alunan musik yang mulai terdengar, membuat tempat ini se-ketika menjadi hening. Seakan memberikan waktu untuk menikmati setiap lantunan lagu yang dinyanyikan.

Ku ingin cinta hadir untuk selamanya
Bukan hanya lah untuk sementara
Menyapa dan hilang
Terbit tenggelam bagai pelangi
Yang indahnya hanya sesaat
Tuk ku lihat dia mewarnai hari

Setiap kata pada liriknya seolah menghipnotis diri rani. Rasanya sangat sesak didalam dadanya saat ini. Tubuhnya seakan terpaku ditempat ia berdiri,matanya tetap menatap lurus kedepan. Melihat hivi yang masih menyanyikan lagunya.

Rani mencoba mengalihkan pandangannya ke segala arah. Sesuatu ingin menerobos pertahanan di matanya. Ini bukan waktu yang tepat untuk menangis.

Tetaplah engkau di sini
Jangan datang lalu kau pergi
Jangan anggap hatiku
Jadi tempat persinggahanmu
Untuk cinta sesaat

Apa penglihatannya cukup baik, sehingga dia dapat melihat lelaki itu lagi dari sekian banyak orang yang ada disini? Dito berada tidak jauh didekatnya. Lelaki itu sepertinya juga menikmati lagu ini. Pandangannya tidak lepas dari panggung itu.

Mengapa ku tak bisa jadi
Cinta yang tak akan pernah terganti
Cinta yg tak kan terjadi
Lalu mengapa kau masih di sini
Memperpanjang harapan

Tetaplah engkau di sini
Jangan datang lalu kau pergi
Jangan anggap hatiku
Jadi tempat persinggahanmu
Untuk cinta sesaat

Kau bagai kata yg terus melaju
Diluasnya ombak samudera biru
Namun sayangnya kau tak pilih aku
Jadi pelabuhanmu

Tetaplah engkau di sini
Jangan datang lalu kau pergi
Jangan anggap hatiku
Jadi tempat persinggahanmu

Bila tak ingin di sini
Jangan berlalu lalang lagi
Biarkanlah hatiku
Mencari cinta sejati
Wahai cintaku
Wahai cinta sesaat

Tanpa disuruh,ingatan yang ada di kepala rani sudah terputar seperti rol film. Mengingat semua yang terjadi beberapa hari sebelumnya, saat ia membutuhkan bantuan, atau saat dia sedih. Dito selalu datang di waktu-waktu sulit itu. Membuat rani lupa dengan semua masalah itu.

Tetapi,lelaki itu masih sama seperti saat pertama kali rani melihatnya. memiliki sikap dinginnya. Tidak peduli keadaan disekitarnya. Kadang,rani berfikir,apakah lelaki itu masih mengenalnya atau tidak. Karena setiap mereka bertemu , Dito tidak melirik dirinya sama sekali. Apa mungkin dia tidak melihat dirinya?

"Semoga lo bukan cuma pelangi yang muncul di hidup gue.." ucap rani dalam hati.

                         ******

Bel masuk sekolah berbunyi. Keadaan kelas yang semula hening menjadi gaduh seketika. siswa yang sedang menyalin pr dengan gerakan cepat  menyelesaikan tugasnya.

Kerumunan siswa laki-laki yang sedang berada di barisan belakang menonton video di laptop, dengan cepat berlari ke tempat duduknya masing-masing.

Rani hanya menghembuskan nafasnya asal, menatap sekelilingnya ini. Kelas yang tadinya seperti pasar mendadak hening seperti pemakaman.

"Vin,nanti sore gua mau ketemuan sama arka," perempuan yang berada disampingnya hanya bisa membuka mulutnya lebar. Menatap rani dengan tatapan- meminta penjelasan.

Rani memutar tubuhnya menghadap vinka "Tadi malem pas gue pulang dari acara pensi, dia kerumah gue. Dia bilang, mau ketemu gue sekarang. Tapi dia nggak kasih tau mau ngapain," jelas rani.

"Semoga dia kasih kabar yang menyenangkan hati lo ya ran, btw lo udah move on kan?" Tanya vinka yang masih mendengarkan penjelasan dari rani.

Rani menghela nafas, "kayaknya sih udah, gue udah mulai lupa sama dia."

"Bagus deh kalau gitu, lo lebih baik suka sama orang lain dari pada nunggu arka . Lagi pula, dito orang yang tepat deh ..hahaha." tangan vinka dengan bebas mengacak-acak rambut rani. Membuat rani menekuk bibirnya.

Tuk tuk

Suara ketukan pintu membuat kelas mendadak hening. Pintu kelas terbuka membuat satu kelas menatap penasaran ke arah pintu itu.
Seorang laki-laki masuk dengan tampilan acak-acakan , rambut yang sedikit berantakan dan juga tas yang ia bawa hanya dengan satu bahunya, berjalan dengan santai memasuki kelas ini.

"Permisi bu, saya disuruh minta tanda tangan ibu. Karena telat." Lelaki itu memberikan sebuah kertas kepada bu aminah-guru kimia yang berada di meja guru.

Mata rani masih setia mengikuti setiap pergerakannya. Rani menepuk keningnya pelan "Astaga,saking kebanyakan ngobrol sampai nggak liat ada guru" lirih rani.

"Kamu kelas berapa?" Tanya guru berkacamata itu.

"X ips b,bu"

Tangan bu aminah bergerak untuk memberikan tanda tangan di kertas itu. Lalu mengembalikannnya pada lelaki itu.

"Makasih bu, saya permisi kalau gitu"  lelaki itu menundukan kepalanya lalu keluar dari kelas ini. Membuat keadaan kelas ini berubah dengan sekejap, kelas yang tadinya hening sekarang menjadi ribut lagi.

"Anjir ran, itu Dito tadi? Gila! Dia masuk ke kelas ini. Dia ngapain minta tanda tangannya ke bu Aminah, terus ya.. itu kenapa penampilannya tambah berantakan banget sih."

Kalimat vinka itu membuat rani menoleh dengan malas ke arahnya dan memutar bola matanya "vinka...bu Aminah kan 'wali kelas' ips b, lagi pula 'dia' emang berantakan terus kan?" 

"hehe sorry mbak bro. Lupa gue,kebanyakan nonton drama korea jadi gini nih. Pelupa " ucap vinka sambil memperlihatkan jejeran gigi rapihnya kepada rani.

Rani hanya dapat menggeleng-gelengkan kepalanya. Melihat kelakuan sahabatnya ini. Lalu rani mulai mencatat tugas yang
sudah- ditulis oleh sekertaris di papan tulis.

Merdu untukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang