Berbeda[2]

585 79 13
                                    

"Tak segila dirimu..."

Kevin mendahului Emmelly masuk ke dalam rumah singgah  mereka, mereka lebih memilih menghabiskan waktu atau bahkan menginap di rumah tersebut di banding di rumah mereka masing-masing.

selain letaknya tak jauh dari sekolah, rumah ini  juga telah menjadi saksi bisu bagaimana jeritan-jeritan mereka yang menjadi teman bermain Kevin.

"Apa rencana mu hari ini?" ucap Emmelly sambil mengambil kotak P3k dan beberapa perban untuk Kevin.

"Tidak ada, tapi sepertinya aku akan menemui Gladys, ada yang harus ku lakukan bersamanya" jika boleh jujur Emmelly tak suka jika harus melihat atau membicarakan partner bermain Kevin sejak ia berusia 8 tahun.

"Arrgh! aku lebih memilih melihat darah-darah ini mengering dengan sendirinya, daripada harus kau bersihkan. Ini mengerikan kau tau! " tatapan tajam dari Kevin terarah lurus pada mata kebiruan milik Emmelly, dan disambut delikan mata dari Emmelly.

"Vi apa yang kau pikirkan?! Kau sama saja membahayakan dirimu sendiri jika terus bermain dengan korban-korbanmu yang malang itu. " entah kenapa amarah Emmelly hari ini sangat meledak-ledak,

"Kau ini kenpa?" tanya Kevin tak mengerti.

"Sudahlah! " ketika hendak beranjak pergi, Kevin menahan lengan Emmelly dan membuat posisi mereka seperti semula.

"Apa lagi?"

"Kau belum menyelesaikan pekerjaanmu Em"

"Menyebalkan.."

Emmelly pun membalut luka Kevin yang sudah dibersihkan juga diberi obat agar tidak infeksi.

Hanya hening yang tercipta diantara mereka, Kevin yang melihat Emmelly yang tidak cerewet menanyakan segala hal tentang pelajaran di sekolah  seperti biasanya dan membuatnya  tersenyum gemas. Ia tau jika perempuan yang selama ini menerima Kevin apa adanya ini sedang kesal atau bahkan cemburu padanya.

"Kau cemburu?"

"Apa maksudmu?"

"Jawab sajalah Em"

"Tidak..." mendengar jawaban Emmelly yang membuatnya semakin cemberut dengan pertanyaan Kevin, ia pun tertawa gemas dan mencubit hidung mancung milik Emmelly.

"Apa buktinya?"

"Karna kau adalah sahabatku Vi"

seperti tersayat hati Emmelly ketika mengatakan kalimat itu, sebenarnya rasanya telah lebih bahkan telah jatuh begitu dalam pada kata yang di sebut cinta yang juga membuat perasaan benci pada dirinya sendiri karena telah mengkhianati persahabatan mereka.

"Ya kau adalah sahabat terbaikku, dan aku sayang padamu" jawab Kevin, membuat hati semakin pedih.

"Aku tau, dan akupun menyayangimu Vi" kata yang sama namun memiliki arti yang berbeda ketika diucapkan oleh Kevin dan Emmelly, hanya mereka yang tahu arti dan makna kata sayang yang saling mereka ucapkan.

.
.
.
.
.

Malam mulai menyapa kolong langit tempat Kevin dan Emmelly tempati  selama ini, langit senja memang salah satu kesukaan Emmelly. Ia akan belama-lama melihat langit pada waktu sore menjelang malam seperti ini, dan beruntung jika Kevin menemani dirinya melihat pemandangan langit sorenya.

"Em aku harus menemui Gladys, aku akan pulang sedikit larut jadi tak usah menunggu ku oke!"  teriak Kevin dari dalam kamarnya.

"Baiklahh,sampaikan salamku untuk Gladys..."

"Tentu, dan apa kau butuh sesuatu? Aku akan memberikannya nanti jika pulang"

"Sepertinya persediaan makanan kita sudah menipis,bisakahh kau berbelanja saat pulang nanti?"

the psychopath meet indigo's girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang