[13]

205 33 7
                                    

Happy reading :)

Masih 17+

Budayakan Vote sebelum bacaaaaaa...

Author POV

"Vi aku mohon lepaskan" rintih Emmelly saat Kevin menggenggam lengan Emmelly begitu kuat dan masih menyeretnya, Kevin tak peduli lagi dengan orang-orang yang memperhatikan mereka bahkan ia menatap tajam sipapun yang menatapnya.

Tak ada jawaban dari Kevin, ia hanya berjalan dan sampai ke belakang gedung yang gelap dan terbilang luas untuk seukuran gang yang di himpit antara dua gedung ini.

Kevin menahan Emmelly dengan posisi wanita itu menempel ke tembok dan menatap langsung wajah Kevin yang begitu di penuhi amarah sampai pipinya terlihat kemerahan. Emmelly merasakan nafas berat Kevin menerpa wajahnya dan menurutnya wajah Kevin saat ini adalah wajah paling menyeramkan yang pernah Emmelly lihat dari wajah Kevin.

"Vi lepas...kau menyakitiku" lirih Emmelly dengan nada memohon yang begitu memilukan.

"Apa ini yang kau inginkan?" pertanyaan Kevin lebih seperti tuduhan untuk Emmelly, dan jawaban Emmelly hanya dengan gelengan kepala.

"Apa selama ini aku tak cukup melindungi mu sehingga aku bisa lalai menjagamu?" Kevin masih dengan nada tinggi dan emosi yang belum hilang sama sekali, dan sekali lagi Emmelly hanya menggeleng sebagai jawaban.

"Apa sebenarnya yang kau mau Emmelly! Jawab!" bentak Kevin final dan matanya sudah memerah dengan rahang yang mengeras juga garis lurus nan tegas di bibirnya setelah berbicara menjelaskan jika kini Emmelly tak bisa menenangkan Kevin.

Emmelly hanya memejamkan matanya dan air mata terus luruh saat mendengar Kevin sedemikian marah dan berkali-kali membentak nya. Orang yang selalu menenangkan nya kini menjelma menjadi seperti monster yang hendak memakannya bulat-bulat.

Masih tak ada jawaban dari Emmelly dan Kevin sudah di ambang kesabaran. Secara tiba-tiba Kevin menabrakan bibirnya pada bibir Emmelly yang bergetar akibat menangis, ia melumat nya kasar dan begitu menuntut.

Dalam satu hari Emmelly mendapatkan ciuman dari 2 pria yang berbeda, namun kesamaannya ciuman mereka sama-sama membuat Emmelly tersakiti.

Tangan Emmelly berusaha mendorong Kevin namun bak kesetanan Kevin terus menghisap dan melumat bibir Emmelly kasar, bahkan sekarang Kevin menggigit bibir bawah Emmelly kuat sampai membuat nya meringis dan terpaksa membuka mulutnya.

Kevin tak menyia-nyia kan kesempatannya itu, ia menyelipkan lidah ke mulut Emmelly. Emmelly yang merasakan bibirnya sedikit terluka hanya bisa meringis tertahan dan masih mencoba mendorong Kevin.

Dan akhirnya Kevin puas dengan ciumannya, ia melembut dan menghisap bibir Emmelly pelan dan menjilat darah yang keluar dari luka gigitannya tadi.

Emmelly menangis dan masih memejamkan matanya karena takut dan rasa sakit di bibirnya, ia menghirup udara dengan rakus karena ciuman Kevin membuatnya hampir kehabisan nafas . Kevin menyentukan kening nya di kening Emmelly, dan bernafas lebih teratur.

"Kau menyakitiku" ucap Emmelly lirih dengan segala keputus asaannya.

"Dengar, aku telah menghapus jejak nya di bibir mu. Dan aku sama sekali tak ingin menyakitimu, maafkan aku Em" ucap Kevin sambil membuang nafasnya kasar karena ciuman nya tadi berhasil membuat emosinya menguap.

"Em aku mohon, aku tak ingin menyakiti mu lagi. Jadi katakan sebenarnya kenapa kau tak mendengarkan ku?" Kevin melemah dan berbicara setengah berbisik tepat di depan wajah Emmelly.

"Aku ingin menjadi alasan mu untuk berhenti" Emmelly mendorong Kevin dan mundur beberapa langkah masuk lebih dalam ke gang gelap itu ia menangis dan tak tau lagi apa yang harus ia katakan.

"Em..." keluh Kevin sambil mengikuti Emmelly, kali ini Kevin telah menjadi Kevin yang Emmelly kenal lagi.

"Aku ingin menjadi alasan mu untuk berhenti Vi! Persetan dengan status kita yang merupakan sahabat. Aku mencintaimu lebih dari itu, kau tau betapa sakitnya saat kau pergi hanya untuk menemui perempuan yang kau anggap sebagai parter mu iyu? Kau tak tau Vi, kau tak pernah tau.

Bahkan saat kau menyiksa dan membunuh korban-korban mu yang kau sebut teman bermain, itu saat aku bermimpi dan melihat mu membunuh dan melumuri tangan mu dengan begitu banyak darah. Kau tak pernah tau bukan?

Aku benci ketika kau menyebutkan kata-kata sayang dan bertingkah seolah kau peduli padaku hanya dengan berdasar pada status kita. Sahabat katamu!? Persetan Vi Persetan! Aku benci itu, kenapa kau tak mengerti! Aku mencintaimu...." Emmelly yang berteriak dan ngutarakan perasaannya pada Kevin, namun sebenarnya bukan lah cara seperti ini yang di inginkan Emmelly.

Kevin yang melihat sahabatnya seperti itu hanya mengikuti dan semakin mendekat pada Emmelly. Rasanya begitu gamang dan sakit mendengar Emmelly meneriaki dan mengakui bahwa ia mencintainya.

"Em..." Kevin akhirnya memeluk Emmelly dengan pelukan hangat nya, dia menyadari jika wanita di dekapannya begitu menderita selama ini.

"Vi kenapa kau tidak jadikan aku sebagai teman bermain mu saja? Aku akan rela memberikan nyawaku untukmu, jika akhirnya aku akan tersakiti oleh perasaanku sendiri." isakan Emmelly sangat menyayat hati, dan untuk pertama kalinya Kevin merasa hatinya hangat dan sakit ketika merasakan Emmelly menangis seperti ini.

"Emmelly dengar, aku akan menjawab semuanya nanti. Sekarang lebih baik kau ke istirhat oke?" bujuk Kevin karena ia sekarang tengah merasakan hatinya berdenyut nyeri.

"Aku tak mau Vi, kau hanya akan meninggalkan ku lagi bukan? Jika begitu pergilah aku memang telah menduga ini" Emmelly mendongak dan menatap Kevin yang sendang tersenyum tenang dan sama seperti bujukan-bujukan ajakan tidur pada Emmelly sebelumnya.

"Em, kau bisa memegang kata-kata ku kali ini" Kevin menangkup pipi Emmelly dan perlahan Kevin mendekatkan wajahnya pada Emmelly,

Emmelly yang melihat itu pun seolah mengerti dan ia memrjamkan matanya, dan benar saja bibir hangat Kevin kembali mendarat di bibir tipis Emmelly. Kali ini begitu lembut dan memberi kesempatan untuk Emmelly membalas.
Mereka terhanyut dalam ciuman lembut yang begitu hangat. Tak ada lagi gigitan kasar atau hisapan menyakitkan di bibir Emmelly.

Dan seletelah mereka puas, Kevin menyudahi ciuman lembut itu dan memandang Emmelly lekat.

"Percayalah, aku tak ingin mengecewakan mu lagi" kata-kata Kevin membuat air mata Emmelly berhenti mengalir dan seperti biasanya ia percaya pada Kevin.

Emmelly mengangguk dan menatap Kevin dengan sisa air matanya, Kevin tersenyum dan menghapus sisa air mata itu di pipi Emmelly.

"Oke, aku akan menelpon Anastasha. Untuk sementara kau bersamanya dulu, aku akan menyusul." ucap Kevin lembut dan di balas anggukan Emmelly.

"Tapi kau akan ke mana?" Emmelly masih takut jika ia akan di tinggalkan.

"Aku tak akan mencari masalah, aku akan menyusul setelah mengurus tikus pingsan di rumah kita. Dan tenang aku tak akan menghabisinya" ucap Kevin sambil mengusap bibir Emmelly yang terdapat sedikit luka.

"Berjanji lah" ucap Emmelly sambil menatap Kevin serius, dan Kevin langsung mengangguk.

Kevin langsung menghubungi sepupunya, Anastasha. Dan menunggu ia menjemput Emmelly karena kebetulan apartemen nya tak jauh dari sini.
Tak lama kemudian ia datang dan membawa Emmelly bersamanya tanpa banyak bertanya--karena Kevin bilang ia akan segera menjelaskan setelah urusannya selesai.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Okayy....
Ini kira-kira Kevin bakal ngapain yaa:v dan apa yang bakal jadi jawaban Kevin?

(fufufufu)

Kritik dan sarannya di mohon...

15++Vote and comment for next :)
yang kemarin blom ada yg baca padahal-_-

M_

the psychopath meet indigo's girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang