Masalah [6]

333 62 11
                                    

Hii guys :') vomment pleasee...

Oke!

Happy reading

Kevin meninggalkan jasad yang baru saja ia habisi di gudang tersebut, dan menyuruh orang-orangnya untuk membereskan sisa bermain nya. Gladys yang sedari tadi mengekor Kevin hanya diam, karena mengerti keadaan Kevin yang sedang kacau karena mengkhawatirkan Emmelly.

Berkali-kali Kevin melihat ke layar ponselnya dan mengirimi pesan singkat dan juga tak bosan menelpon . Bisa Gladys tebak jika yang berusaha Kevin hubungi adalah Emmelly, kini gadis itu merutuki dirinya sendiri karena menyesal memberitahukan keadaan Emmelly pada lelaki temperamen tersebut.

"Fuck! Apa ini hari mematikan ponsel sedunia, huh!" kata-kata kasar Kevin keluar berkali-kali karena tak kunjung mendapat kabar dari Emmelly "jika ini gara-gara teman sialan mu itu, aku bersumpah akan menghabisinya!"

Gladys hanya memutar bola mata dan memfokuskan pandangannya ke jalan.

Yang benar saja, bagaimana jika ia nanti mati, batin Galdys.

"Tenanglah, aku yakin hanya kelelahan "

"Damn it! Apa masalah harus datang disaat bersaman!!"

"Semua akan baik-baik saja vin, tenanglah"

Dengusan keras Kevin membuat Gladys sedikit kesal dengan tingkah sahabatnya yang satu ini, apa dia pernah khawatir seperti ini saat Hal yang sama menimpa Gladys. Batin Gladys berkelana karena sikap Kevin, buru-buru gadis itu menyingkirkan pikirannya dan mencoba menerima fakta jika hanya Emmelly lah yang Kevin utamakan diatas segalanya.

"Hey.. apa itu mobil teman mu itu?" Kevin menunjuk mobil yang akan melaju keluar dari perumahan elit.

"Yeah itu mereka, akan ku susul" Gladys mengikuti dan mencoba menekan klakson untuk meminta mobil tersebut berhenti. Dan berhasil, mereka menepi ke bahu jalan.

Kevin keluar dari mobil dengan tergesa, disusul oleh Gladys di belakangnya. sedangkan Dave yang mengendarai mobil itu membuka pintu mobil dan tidak membukakan pintu belakang dimana Anastasha dan Emmelly berada.

Bukhhh!!

Suara pukulan keras membuat Emmelly yang enggan turun dari mobil membuatnya turun secara otomatis. Anastasha yang sama-sama cemas mengikuti Emmelly.

Hal pertama yang dilihat Emmelly adalah hidung Dave yang mengeluarkan darah, Anastasha yang panik mencoba menenangkan sepupunya yang sedang murka.

"Keparat! Tidak bisa dipercaya!!!" Kevin meneriaki Dave dengan penuh amarah.

"Aku minta maaf, sungguh aku sudah berusaha menjaganya " Dave mengusap darah di hidungnya dan mendekat pada Kevin.

Emmelly tahu betul bagaimana sifat Kevin, ia menarik Dave untuk tidak mendekat.

"Tolong hentikan" suara lirih  Emmelly membuat semua pandangan tertuju padanya.

"Em! Aku sudah bilang, lebih aman di rumah! Mengapa tak mendengarkan ku, huh!"

"Mell maafkan aku, aku tak bisa menjagamu" 

"Kevin tenang lah! ini bukan salah Dave "

"Dia benar Vin, tenang lah"

Emmelly hanya dia memandang sedih semua orang yang dibuat susah olehnya, pikiran Emmelly berkecamuk antara marah, sedih dan kecewa.

Ia kecewa karena Kevin tak ada di sisinya saat ia butuhkan, ia sedih melihat semua orang terkena imbas karena kemampuan konyol yang dimilikinya, marah teramat sangat tertuju pada dirinya sendiri.

"Jika kau tidak pergi, aku yakin semua ini tak akan terjadi Vi!!" teriakan Emmelly pecah diiringi tangisan nya. Ia mencoba menarik Dave untuk segera masuk ke mobil, ia tak ingin berlama-lama melihat mata Kevin yang selalu mengintimidasi nya dan membuatnya lemah.

Dave bergerak memasuki mobil, ketika Emmelly membuka pintu untuk memasuki mobil sebuah tanya menahan dan mencengkeram kuat tangan Emmelly. Karena sakit gadis itu mencoba menepis tangan siapapun itu yang menahannya.

Ketiak Emmelly berbalik untuk melihat siapa yang lancang memegang dan menahannya. Ia menatap mata hijau kebiruan yang mirip dengan matanya, bedanya iris bola mata itu memiliki warna selain biru dan hijau--mungkin kuning. Mata yang selalu mengintimidasinya, namun dalam hal lain selalu ia rindukan.

"Ikut aku" kata yang sangat menginstrupsi membuat Emmelly seperti terhipnotis. Kevin menyeret Emmelly menuju mobil Galdys ia mendapat perlawanan dari Emmelly karena caranya yang cukup kasar.

"Lepaskan aku! kau menyakitiku  Vi!" tanpa memperdulikan erangan Emmelly, Kevin membawanya masuk ke dalam mobil, sebelum gadis itu membukanya kembali Kevin dengan sigap mengunci pintu mobil. Galdys, Anastasha dan Dave mencoba menghentikan Kevin.

Namun usaha mereka gagal karena mobil sport milik Gladys sudah melesat jauh meninggalkan mereka. Dave mendengus kesal dan merutuki dirinya sendiri. Anastasha mengkhawatirkan Emmelly juga Kevin, ia tak tahu apa yang bisa Kevin lakukan saat marah. Sepertinya akan buruk.

Sedangkan di dalam mobil Kevin melaju dengan kecepatan sangat tinggi. Emmelly yang masih menangis hanya meremas jok yang ia duduki, ia beranggapan jika menutup mata lebih baik daripada melihat kegilaan Kevin.

"Apa yang dia lakukan padamu"kalimat dingin meluncur dari mulut Kevin.

"Berhenti!" Emmelly berteriak karena takut.

"Apa dia menyentuh mu?" seolah tak memperdulikan perkataan gadis di sampingnya Kevin terus melaju dengan kecepatan yang di luar batas.

"Vi!!"

"Dia menyakitimu?"

"Berhenti aku mohon, hiks.."

"Apa yang terjadi?"

"Vi!!! aku takut"

"Jawab pertanyaan ku Em!!!" kali ini Kevin membuat Emmelly terperanjat dengan kata-katanya. Ini memang bukan kali pertama Kevin melakukan hal bodoh dan gila seperti ini pada Emmelly, namun kali ini sepertinya berbeda karena ia tahu jika Kevin sedang khawatir--atau cemburu.  Emmelly membuang pikiran bodohnya itu, Kevin tak mungkin cemburu.

Dengan sekali hentakan Kevin membanting stirnya ke bahu jalan, tubuh Emmelly sedikit terguncang karena gerakan tiba-tiba Kevin.
Mereka berhenti dan Kevin mematikan mesin mobilnya, kini pandangan Kevin tertuju pada gadis yang ia cemaskan sedari tadi, ia begitu rapuh dan menawan. Kevin masih kesal dengan apa yang di lakukan sahabatnya itu, ini tak seperti Emmelly yang ia kenal.

"Tatap mataku Em! " Emmelly terus tertunduk sedari tadi, ia takut memandang mata Kevin.

Kevin mengangkat dagu Emmelly dan mensejajarkan mata mereka, dan berhasil. Mata mereka bertemu.

"Maafkan aku" suara yang lembut dan dalam membuat Emmelly membulatkan matanya, ia bersumpah jika ia tak mendengar sedikitpun kebohongan dari tatapan mata Kevin.

Namun gadis itu tetap diam dan  membisu. Ia takut jika ia membuka mulut Kevin akan pergi karena ini hanya mimpi, Kevin memandang dalam mata Emmelly. Melihat jika pipi, bibir, hidung, dan setiap inci gadis di hadapannya begitu sempurna.

Emmelly merasakan detak jantungnya sangat cepat dan seperti ada sengatan listrik pada sekujur pembuluh darahnya.

"Aku tak tahu apa lagi yang harus aku lakukan Em, maafkan aku. Ini hari yang berat..." Emmelly menyadari jika kaus yang Kevin pakai bernoda darah. Ia terkejut dan merasakan dingin secara tiba-tiba.

"Siapa? S-sekarang siapa la-lagi?" entah karena takut atau gugup, Emmelly seolah sudah tau siapa yang Kevin habisi. Ia takut mimpinya menjadi kenyataan.

"Tumpnes Wigrth" seolah mendapat pukulan keras di Ulu hatinya, Emmelly merasakan sesak dan sakit. Ia mengenal Tumpnes karena ia adalah pamannya.


.
.
.
.
.
.
.

Maaf gaje :v
Sorry for all the typos :*

A/n: anggep aja poto di mulmed tuh Kevin yang lagi nyari Emmelly ;) i know itu ga nyambung -_- tapi yeah sudahlah..

[REVISI]
M_

the psychopath meet indigo's girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang