Dave mengantarkan Emmelly ke rumah singgahnya dan langsung pamit untuk pulang, ia berkata Sudah ada janji dengan tutornya.
Emmelly sedikit canggung untuk memasuki rumah yang hampir 1minggu ia tinggalkan.Ia membuka pintu dan sepertinya Kevin sudah duluan sampai di sini, ia menemukan jaket nya , di gantungan mantel dekat pintu masuk.
Ia berjalan masuk ke ruang tamu dan melihat Kevin sedang menonton televisi dengan serius, itulah kebiasaannya. Melihat apapun yang ada di layar kaca dengan fokus, bahkan ketika menonton film. Emmelly memandangnya sejenak sebelum ia menaruh tas nya di meja mini bar yang menyatu dengan ruang tamu.
"Em, kau sudah datang" Kevin menoleh ketika Emmelly beranjak ke dapur untuk mengambil makanan. Ia belum makan siang.
"Yeah, dan aku lapar. Apa kau mau makan juga Vi? " Emmelly menawari Kevin untuk makan ketika ia mengoleskan roti dengan mayonais.
"Ya aku mau, tolong ya Em. Terimakasih" Emmelly tersenyum memandang Kevin tanda setuju.
Setelah membuat beberapa buah roti lapis isi bacon dan beberapa sayuran Emmelly kembali ke sofa dimana Kevin berada."Aku hanya membuat roti isi Vi, karena di kulkas tidak ada bahan makanan yang memadai" Emmelly sedikit mendelik ketika mengatakan hal itu. Ia sudah menduga jika Kevin akan lupa berbelanja bahan makanan dan akan mengkandaskan makanan instant karena malas memasak, kebiasaan buruk.
"Uh, maaf Em. Kau tau aku bukan?" Kevin tersenyum sambil menggaruk tengkuknya yang sesungguhnya tidak gatal. Mereka memakan roti isi buatan Emmelly dalam diam, dan sesekali hanya menanyakan hal-hal ringan.
Sepertinya Kevin ingin menyimpan pertanyaan yang berpotensi menghasilkan perdebatan dengan emmelly setelah makan saja.
"Aku rindu masakan mu Em" ujar Kevin yang masih mengunyah roti di mulutnya. "Dan ini roti isi yang paling menarik yang pernah kau buat"
Emmelly sedikit berfikir dengan pernyataan Kevin, ia tak yakin itu adalah sebuah pujian.
"Apa maksudmu, roti isi ku tidak enak?""Aku tak berkata seperti itu, hanya saja ini sedikit unik. Tapi enak" Kevin tersenyum saat menyantap roti isinya.
"Apa karena isinya bacon panggang?" Emmelly tak memakan lagi roti isinya, dan menyimpan di piring saji nya.
"Hey,aku bilang unik kan, bukan tidak enak. Aku selalu menyukai masakan mu Em" Kevin tertawa menampakkan gigi yang berderet rapi . Sangat manis dan menawan, rasanya Emmelly sudah meleleh jika ia terbuat dari lilin .
"Uh oke.."
.
.
.
.
.
.
Emmelly memutuskan untuk kembali bermalam di rumah singgahnya itu, kali ini Kevin terus menemaninya dan mengabaikan panggilan-panggilan masuk ke handphone nya."Kau tidak ke luar Vi?" pertanyaan Emmelly dijawab anggukan dan senyum khas milik Kevin.
"Kalau begitu kita pergi berbelanja saja, yuk" ajak Emmelly.
"Tapi Em, aku ingin membicarakan banyak hal dengan mu" jawab Kevin lesu, karena ia tahu jika Emmelly yang berbelanja akan memakan banyak waktu.
"Kita bisa membicarakannya sebelum tidur Vi, aku janji tidak akan lama" mau tidak mau, Kevin menuruti keinginan sahabatnya itu.
Kevin mengendarai mobilnya menuju super market yang tak jauh dari kediaman mereka, setelah sampai ia memarkirkan mobil dan mengikuti Emmelly yang berjalan di depannya.
Banyak pasang mata lelaki yang menatap Emmelly dengan lapar, Kevin yang jijik dengan pandangan itu langsung mentautkan tangannya di tangan Emmelly.
Emmelly kaget dengan apa yang dilakukan Kevin "Vi knapa? " tanya Emmelly heran .
"Tetap lah berjalan, aku hanya melindungimu dari mata lelaki yang jelalatan" Emmelly yang bingung hanya diam dan membiarkan Kevin memegang tangannya sepanjang ia berbelanja.
KAMU SEDANG MEMBACA
the psychopath meet indigo's girl
Mystery / ThrillerApakah takdir dari Emmelly? Seorang gadis indigo yang menghabiskan hampir setiap harinya bersama seorang Psychopath bernama Kevin? Dan apakah cinta Emmelly akan tersampaikan Pada Kevin? "Aku ingin menjadi alasan mu untuk berhenti" -Emmelly- Bagi p...