- willson febian
" Aku akan bicara, jadi kuharap kalian mau mendengarkan. Nanti akan ada sesi tanya jawab, jadi kalian tenang saja." aku disini sekarang, duduk di depan para wartawan. Untuk mengucapkan semuanya dengan penuh percaya diri.
" kalian semua tahu mengenai berita ayahku dan perusahaannya yang mengalami kebangkrutan." ujarku. " kalian juga tentu bertanya tanya apa yang akan kulakukan untuk membantu mereka. Jawabannya : tidak ada."
Kusak kusuk terjadi. Ternyata aku telah menjatuhkan bom nya.
" Aku tidak tahu kenapa selama ini aku diam, mungkin karena takut dan lain lain. Omong kosong. Tidak seharusnya aku melindungi penjahat. Meski mereka keluarga sekalipun. Seharusnya aku mengatakannya sejak dulu. Setidaknya itu bisa membuatku lega."
Aku mengehembuskan nafas lega. " Pria itu bukan Ayahku. Mungkin kalian sudah menduga-duga meski aku tidak pernah mengkonfirmasinya. Ya, marga kami memang berbeda. Dia Smith, sedangkan aku Grey."
Aku melipat tangaku di atas meja. " Aku mengerti banyak pihak yang akan mencercaku karena aku sudah membuka aib keluarga di depan publik. Atau bahkan aku lepas tangan terhadap apa yang mereka hadapi sekarang. Hak kalian untuk berpendapat, dan hakku juga melakukan apa yang ku anggap benar. Yang ingin ku katakan hanya..... Kalian tidak akan pernah tahu bagaimana rasanya hingga kalian sendiri mengalaminya. Itu saja dariku." aku tersenyum ramah.
Puluhan tangan terangkat, berharap terpilih untuk mengajukan pertanyaan pertama, mendahului yang lainnya. Kevin, juru bicara perusahaan ku, mengambil posisi berdiri dan menunjuk salah satu dari mereka.
" Apakah tuan will akan mengajukan tuntunan resmi terhadap kasus korupsi nya?."
" tidak." aku menjawab. " hukuman seperti ini sudah cukup. Akan lebih sulit hidup menanggung malu di tengah masyarakat daripada menghabiskan waktu bertahun-tahun di penjara."
" Apakah menurutmu ini akan memengaruhi bisnis mu kedepan nya?."
Aku mengangkat bahu tak acuh, " Aku tidak perduli. Karena yang dinikmati publik. Seharusnya perusahaan ku. Bukan kehidupan pribadiku."
" Bagaimana dengan video yang tersebar di media sosial beberapa hari lalu? Tentang kau yang bertengkar dengan seorang wanita di tempat umum. Ada komentar?"
" pasti aneh sekali bukan, melihatku di campakan?" ujarku dengan nada getir.
" Bagaimana kalau wanita itu meminta maaf padamu? Apa yang akan kau lakukan?."
Aku sedang menatap ke arah lain saat mendengar suara itu, menoleh dengan cepat hingga nyaris membuat leherku keram, lalu hanya bisa membelalakan mataku.
Anastasya...
Mungkin seperti itu cara dia mendapatkan perhatian. Bukan hanya dari aku, tapi dari semua orang yang berada di ruangan tersebut. Hanya butuh beberapa detik bagi mereka untuk mengenali siapa dia. Video di taman kota itu sangat membekas ternyata.
" Ada seorang wanita." ujarnya, matanya tertuju ke arahku, menatap ku lekat-lekat, seolah disini hanya ada aku dengannya. " wanita ini, tidak seperti yang kau kira, sebenarnya sama saja dengan wanita lainnya. Yang tegila-gila dan jatuh cinta. Padamu."
Aku mengerjapkan mata. Terpana. Dan jelas tidak percaya.
" yang membuatnya berbeda hanyalah kebodohannya untuk tidak mengacuhkan perasaannya, dan memilih untuk memeperlihatkan kebencian yang dia simpan untuk waktu yang lama."
" Wanita ini..... Tidak bisa berada dalam satu ruangan berdua saja denganmu karena takut tidak bisa menahan dirinya. Wanita ini.... Selalu menampakan punggungnya padamu karena jika kalian berhadapan, dia kemungkinan besar akan hilang kendali dan berhambur memelukmu. Wanita ini.... Begitu banyak memiliki ketakutan bahwa dia seharusnya membencimu, tapi kenyataan nya jauh berbeda."
Anast maju satu langkah. Lalu mengambil satu langkah lagi. " Wanita ini.... Adalah wanita yang memberitahumu rahasia terkelamnya sama sekali."
Orang orang di depannya menyingkir, memberi jalan, kini aku dan Anast berhadapan tanpa penghalang.
" jadi... Wanita ini ingin tahu...... Apakah kau.... Masih memiliki sedikit keinginan tersisa untuk mendapatkannya. Karena wanita ini..... dengan sungguh-sungguh mencintaimu. Dan sedang belajar untuk melakukannya dengan benar. Karena wanita ini....." tunjuk Anast kepada dirinya sendiri. " dengan senang hati, akan menyerahkan dirinya untuk menjadi milikmu. Karena wanita ini..... Ingin kau bertanggung jawab terhadap hatinya. "
Aku mengerjap, bertahan menatap lurus ke arah gadis itu di bawah serbuaan blitz yang membutakan. aku terdiam mematung menatapnya dalam dalam mencerna se.ua perkataan nya barusan.
Anast semakin mendekat ke arahku, dan kini jaraknya hanya 1 meter saja.Tersenyum ke arahku, senyum yang sangat berbeda dari sebelum nya. Senyum yang tak bisa ku artikan. Tanpa sadar tangan ku mulai terulur menggapai pinggang nya dan membawanya kepelukan ku.
Memeluknya dengan erat, seakan aku ingin melepaskan beban hidup nya yang sangat berat.
Aku merasakan Jas ku basah menembus kebalik kemejaku, dan saat itu pula aku merasakan sakit yang mendalam ketika melihat dirinya menangis, dan merasakan bahagia karena aku bisa menjadi sandaran untuknya dan membiarkan dia menumpahkan tangisan nya di pelukan ku.GAJEBO NIH AUTHOR CERITANYA.
Warning typo!

KAMU SEDANG MEMBACA
ME ANASTASYA CLAUDIA (Willson Febian Grey)
KurzgeschichtenANASTASYA CLAUDIA Gadis berumur 22 tahun, yang mempunyai paras cantik. Seorang gadis yang mencapai sukses hasil dari kerja keras nya sendiri. Gadis yang mempunyai masa lalu yang kelam bersama keluarganya. Dan disitulah dia akan membalas dendamkan...