Di balik kehidupan Anast

85 4 0
                                    

-National indo hospital

" kau? Mau apa kau kesini?." karin mengucapkannya dengan ketus, meski tidak bisa mengendalikan keterkejutannya saat melihat siapa yang kini berdiri di depan pintu ruang praktiknya.

" punya waktu sebentar?" tanya willson.

" kurasa untukmu jawaban nya tidak."

" ada banyak hal yang harus kau jelaskan padaku tentang Anastasya."

" Dan kenapa harus?." wanita itu tidak mau kalah. " jangan katakan kau baru tersadar akan kelakuanmu itu, semua sudah terlambat. Setelah apa yang kau lakukan padanya siang ini--"

" aku kesini bukan mendengarkan ceramahmu." potong willson, nyaris membentak wanita itu. " Aku perlu tahu segala hal tentang masa lalunya."

Karin mendelik menatap pria itu. Tapi ada sesuatu yang dilihatnya disana, di mata pria itu, yang membuatnya menyingkir sedikit, memberi ruang bagi pria tersebut untuk melangkah masuk.

Sepertinya pembicaraan mereka akan berlangsung lama. Yang berarti bahwa karin harus membatalkan beberapa janji temunya. Semoga saja memang ada gunanya. Terutama untuk kebahagiaan sahabatnya. Anastasya.

---------

" Dia datang kepadaku enam tahun lalu. Dengan banyak luka memar ditubuh. Tapi dengan bekas luka pukul di muka pun, dia tetap saja terlihat cantik. Dan saat itu pun aku langsung tahu bahwa dia akan menjadi sukses. Bukan karena wajanya, tapi karena kepintaraan nya. Ada sesuatu darinya yang membuat orang sulit mengalihkan pandangan. Orang tuanya memukulinya. Sekecil apa pun kesalahaan yang dia perbuat. Hanya neneknyalah satu satunya orang yang dia punya."

" dia menceritakannya padaku."

" dia menceritakannya padamu?" karin mengulangi kalimat itu dengan nada takjub yang tidak berusaha dia sembunyikan. " hanya sedikit orang yang mengetahui hal ini. Dan anast tidak mau membahasnya dengan siapapun."

" apa kau bisa memberitahuku tentang pelecehan yang dilakukan ayahnya?." willson makin penasaraan.

" dia bahkan mengatakan hal itu padamu?" karin menggeleng-gelengkan kepala. " ini pertama kalinya. Bahkan butuh waktu satu tahun bagiku untuk sampai pada topik itu dan berhasil membuatnya bicara."

Willson menunggu.

" menurut pendapatku, ada maksud lain dari pelecehan tersebut. Ya, ayah tirinya memang mencoba menggerayanginya." karin menambahkan cepat cepat saat melihat raut wajah willson yang menggelap. " tapi kurasa tujuannya bukan itu. Pria itu ingin menanamkan ketakutan luar biasa pada Anast, sekaligus mengusir gadis itu dari kamarnya. Dan kamar itu setelahnya menjadi milik kaka nya. Dan keesokan harinya Anast langsung pindah ke kamar neneknya. Sejak saat itu, dia tidak lagi berani memandang mata ayah tirinya. Kamar itu sendiri menjadi trauma baginya."

" karena itu dia sangat pendiam dan dingin?"

" ya," angguk karin. " Ada banyak hal yang Anast lakukan, yang tampak tidak pantas di mata orang lain, tapi selalu memiliki alasan di baliknya. Dia selalu memakai baju yang berwarna hitam dan topi hitam, karena dengan cara itulah dia akan terlihat berbeda dengan wanita lainnya. Dia hanya berkencan sekali dalam masa mudanya lalu di khianati begiti saja oleh si pria itu. Dia bisa saja berganti ganti kekasih dengan wajah cantinknya, tapi itu bukan Anast namanya. Dia menikmati hidupnya, berbeda dari wanita lain, karena dengan begitu dia menjadi pusat perhatian semua orang. Perhatian yang selama ini tidak pernah dia dapatkan dari keluarganya."

" kau melihat dia bersikap angkuh dan tidak bersahabat. Karena dengan begitu dia bisa melindungi dirinya sendiri agar tidak lagi di sakiti. Dingin dan arogan mungkin, tapi dia menjauhi semua hal yang berpotensi membuatnya kembali mengalami luka yang sama. Kehidupan bebas, dimana dia bisa merasa bahagia tanpa harus memedulikan perasaan orang lain." karin menghela nafas. " lalu kau datang," ujarnya. " kau tanpa sadar membuatnya tertarik padamu. Dan kau lansung masuk kedalam kehidupannya dengan begitu tiba tiba. Tanpa rencana, tanpa peringatan. Kau bukan satu satunya orang yang berusaha mendekatinya. Dan lihat bagimana dia membuka diri padamu, memperlihatkan semua luka lukanya seperti yang kau bilang tadi, itu berarti dia memberimu kesempatan untuk memiliki hatinya. Dia memberimu kesempatan untuk menjadi orang satu-satunya yang bisa menyakitinya. Dan hari ini, kau melakukannya dengan baik bukan? Dia dipermalukan di khalayak ramai karena sikapmu, kau membuatnya menangis, kau mengatakan sesuatu yang seakan akan Anast itu wanita yang brengsek."

Willson tidak menanggapi. Ada banyak pikiran berkecamuk di dalam pikirannya. Dimana begitu suram masa lalu yang dijalani Anastasya.

" luka apa yang kau alami willson?"
Suara karin menyadarkan. Dan, untuk sesaat dia mengerjap, bersama dengan konsentrasinya yang mulai terkumpul.

Willson tahu yang di maksudkan wanita itu bukanlah luka fisik. Dan dia tidak berniat memberi tahu wanita itu. Sebagai gantinya dia menjawab ketus. " kenapa? Kau mau aku menjadi pasienmu?"

" tidak." karin menjawab cepat, menggelengkan kepala.

Willson merasa pertemua mereka sudah selesai, jadi dia bangkit berdiri. Dan sebagai bentuk sopan santun, dia berkata, " trima kasih." lalu setelah menimbang nimbang sesaat, menambahkan. " karena sudah menyadarkan ku tentang nya."















Author mau tanya nih sama kalian, sebenarnya cerita ini menarik gak sih?

Nyambung gak sih?

Kalau punya kritik&saran tinggal coment aja ya, biar author nya tahu diri.

Jangan lupa vote juga loh readers ganteng dan cantik :)

Warning typo!

ME ANASTASYA CLAUDIA (Willson Febian Grey)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang